NANGA BULIK, PROKALTENG.CO – Hujan deras tak mampu menghentikan amukan api di bantaran Sungai Lamandau, RT 3 Kelurahan Nanga Bulik, Kecamatan Bulik, Kabupaten Lamandau, Senin pagi (4/8/2025). Dua rumah warga rata dengan tanah, kerugian mencapai Rp 600 juta.
Kebakaran terjadi di kawasan permukiman padat. Api berkobar saat sebagian warga masih terlelap. Sumber api diduga berasal dari dapur rumah Benny. Tak butuh waktu lama, si jago merah menyambar bangunan di sekitarnya, termasuk rumah milik Syahroni.
Menurut Kasatreskrim Polres Lamandau, AKP Jhon Digul Manra, awal mula api diketahui oleh Deby, adik kandung Benny. Ia terbangun karena mencium bau asap menyengat.
“Api sudah membesar ketika Deby keluar dari kamar. Ia langsung berlari meminta pertolongan warga,” ujar AKP Jhon Digul kepada wartawan, Selasa (5/8/2025).
Petugas pemadam kebakaran, BPBD, dan aparat kepolisian tiba tak lama setelah laporan masuk. Pemadaman berlangsung sengit hingga pukul 09.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
AKP Jhon menyampaikan bahwa penyelidikan masih dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kebakaran. Namun, nilai kerugian ditaksir cukup besar.
“Kerugian ditaksir sekitar Rp 600 juta untuk kedua rumah yang terbakar,” jelasnya.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Lamandau, Hendikel, menduga korsleting listrik menjadi pemicu utama. Dugaan mengarah pada mesin cuci yang menyala sebelum insiden.
“Dugaan sementara, kebakaran dipicu oleh arus pendek listrik,” tuturnya.
Barang bukti yang diamankan di lokasi di antaranya kompor gas, tabung elpiji, serta kayu sisa pembakaran. Polisi dan BPBD masih mendalami penyebab untuk memastikan tidak ada unsur kesengajaan.
Peristiwa ini jadi pengingat pentingnya pengecekan rutin instalasi listrik, terutama di kawasan padat penduduk. Kecerobohan kecil bisa berujung petaka besar. (bib)
