Site icon Prokalteng

Bersinergi Turunkan Kemiskinan Ekstrem di Kota Palangkaraya

Kepala Dinsos Kota Palangka Raya, Riduan, Selasa (30/1).(Hana/Prokalteng.co)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO – Berbagai upaya dilakukan Pemerintah Kota (Pemko) Palangkaraya untuk menekan angka kemiskinan ekstrem di Kota Palangkaraya. Karena berdasarkan data jumlah kemiskinan ekstrem di Kota Palangkaraya mencapai 69 orang.

Terkait Konsolidasi Intervensi Percepatan Penurunan Kemiskinan Ekstrem di Kota Palangkaraya. Kepala Dinas Sosial Kota Palangkaraya, Riduan, mengatakan, kalau data persentase miskin tersebut itu datanya diperoleh melalui P3KE (Program Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem).

“Kita itu dapat data persentase miskin itu sekian. Nah data itulah yang saat ini kita kelola, kemudian kita lakukan intervensi,” jelas Riduan usai menghadiri acara Konsolidasi Intervensi Percepatan Penanggulangan Kemiskinan Ekstrim di Kota Palangka Raya, Selasa (30/1) kemarin.

Sambungnya, mengenai pendataan kemiskinan ekstrem di masyarakat yang pertama itu dilakukan oleh seluruh kelurahan. Jadi semuanya ada 30 kelurahan, dan kelurahan-kelurahan tersebut melakukan pendataan.

“Setelah melakukan pendataan. Kemudian dilakukan Muskel (Musyawarah Kelurahan), setelah Muskel Wali Kota mengeluarkan SK (Surat Keputusan). SK tersebut dikeluarkan untuk penetapan keluarga miskin ekstrem di Kota Palangkaraya. Karena data itu dari bawah,” ujarnya.

Riduan menjelaskan, untuk menurunkan jumlah warga miskin ekstrem yang berjumlah 69 orang tersebut. Hal itu melalui kolaboratif 16 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Kota Palangkaraya yang saling bersinergi (bekerja sama) sesuai dengan tupoksi masing-masing OPD.

“Dinas Sosial memberikan bantuan sosial berupa sembako, kemudian bantuan sandang dan pangan. Begitu juga dengan OPD lainnya sesuai dengan tugas dan fungsinya,” tuturnya.

Menurutnya, jika hal ini dilakukan secara bersama-sama, maka secara otomatis angka kemiskinan akan jelas turun. Karena bukan hanya memberikan pancing, tapi juga memberdayakan. Dengan cara memberikan pelatihan.

“Misalnya di daerah Kameloh Baru, mereka diberikan pelatihan bagaimana cara memelihara ikan. Salah satu malau mereka punya keterampilan, otomatis mereka mendapatkan pendapatan. Kemudian yang kedua, mengurangi pengangguran. Dengan cara Disnaker (Dinas Ketenagakerjaan) membuka lowongan kerja, bekerja sama dengan pihak swasta, diumumkan untuk disampaikan kepada keluarga miskin,” pungkasnya.

Ia juga berharap di tahun 2024, melalui leading sector Dinsos, pihaknya akan memberdayakan 16 OPD. Harapannya, di tahun 2024, angka kemiskinan di Palangkaraya menurun. (ana/pri)

Exit mobile version