26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Jelang Imlek, Produksi Kue Keranjang Meningkat

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO  – Sebanyak 700 Kg Kue Keranjang diproduksi di Rumah Makan Singkawang area Pasar Besar Kota Palangkaraya.  Hal ini untuk menyambut Perayaan Imlek tahun 2024. Dilokasi ini menjadi satu-satunya produksi Kue Keranjang di Kota Palangkaraya.

Owner Rumah Makan Singkawang Ling Ling, menjelaskan bahwa produksi kue keranjang dimulai sejak tanggal 18 Januari sebelum Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 10 Februari.

“Produk kue keranjang dijual untuk wilayah seputar Palangkaraya, namun juga ada pesanan yang datang dari kota-kota lain seperti Jakarta, Buntok, Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit. Tahun ini Kue Keranjangnya 700 Kg dengan 7 kali produksi,” katanya, Rabu (31/1).

Dirinya menjelaskan, bahan dasar Kue Keranjang adalah ketan putih yang dikukus selama kurang lebih 12 jam dengan cara tradisional yang masih menggunakan kayu bakar.

Baca Juga :  Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Semakin Berkembang Berkat Program Pemberdayaan BRI

Dalam pembuatan kue keranjang ini, masih ada pantangan yang harus ditaati, seperti bagi perempuan yang sedang mengalami menstruasi, dilarang untuk masuk ke dapur.

“Untuk harga jualnya sendiri cukup terjangkau, setengah kilonya kita jual seharga Rp.35.000 dan satu kilo dijual seharga Rp. 65.000,” tuturnya.

Ia menyebut,  kue keranjang tahan lama, bisa bertahan hingga satu tahun jika disimpan dalam kulkas. Namun, jika disimpan di luar kulkas, maka kue ini hanya bisa tahan selama sekitar 1 bulan karena berpotensi berjamur jika tidak ditaruh dalam kulkas.

“Usaha ini sudah dijalankan selama 15 tahun dan dilanjutkan dari generasi sebelumnya selama lebih dari 3 generasi. Produksi kue keranjang biasanya dilakukan selama satu bulan sebelum Imlek, dan hanya memproduksi kue keranjang untuk memenuhi permintaan pada perayaan Imlek,” jelasnya.

Ia menambahkan produksi tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, namun peningkatannya tidak signifikan. Untuk produksi tahun ini, Ling Ling bataskan sampai 4 Februari saja.

Baca Juga :  Nila Keramba Sungai Kahayan Primadona, Patin Banjar Lebih Menggoda

“Selama periode produksi dari tanggal 18 hingga hari ini, kami sudah berhasil menjual kurang lebih 500 kilo, dengan pesanan terakhir yang datang sekitar 200 kilo. Rata-rata, pesanan untuk setahun bisa mencapai sekitar 1 ton di tahun kemarin,” bebernya.

Dirinya menuturkan, Kue keranjang memang bukan kue biasa. Kebiasaan untuk memasak kue ini hanya pada saat Imlek saja membuatnya terasa lebih spesial dan unik. Produksi yang melewati proses yang panjang dan diproduksi dengan cara tradisional membuat rasanya benar-benar autentik dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

“Kue keranjang menjadi salah satu makanan khas yang dinantikan dan diidamkan sepanjang tahun baru China atau Imlex,” tutupnya. (hfz/pri)

PALANGKARAYA, PROKALTENG.CO  – Sebanyak 700 Kg Kue Keranjang diproduksi di Rumah Makan Singkawang area Pasar Besar Kota Palangkaraya.  Hal ini untuk menyambut Perayaan Imlek tahun 2024. Dilokasi ini menjadi satu-satunya produksi Kue Keranjang di Kota Palangkaraya.

Owner Rumah Makan Singkawang Ling Ling, menjelaskan bahwa produksi kue keranjang dimulai sejak tanggal 18 Januari sebelum Imlek, yang tahun ini jatuh pada tanggal 10 Februari.

“Produk kue keranjang dijual untuk wilayah seputar Palangkaraya, namun juga ada pesanan yang datang dari kota-kota lain seperti Jakarta, Buntok, Kapuas, Banjarmasin, dan Sampit. Tahun ini Kue Keranjangnya 700 Kg dengan 7 kali produksi,” katanya, Rabu (31/1).

Dirinya menjelaskan, bahan dasar Kue Keranjang adalah ketan putih yang dikukus selama kurang lebih 12 jam dengan cara tradisional yang masih menggunakan kayu bakar.

Baca Juga :  Klaster Perajin Batu Paras Taro di Bali Semakin Berkembang Berkat Program Pemberdayaan BRI

Dalam pembuatan kue keranjang ini, masih ada pantangan yang harus ditaati, seperti bagi perempuan yang sedang mengalami menstruasi, dilarang untuk masuk ke dapur.

“Untuk harga jualnya sendiri cukup terjangkau, setengah kilonya kita jual seharga Rp.35.000 dan satu kilo dijual seharga Rp. 65.000,” tuturnya.

Ia menyebut,  kue keranjang tahan lama, bisa bertahan hingga satu tahun jika disimpan dalam kulkas. Namun, jika disimpan di luar kulkas, maka kue ini hanya bisa tahan selama sekitar 1 bulan karena berpotensi berjamur jika tidak ditaruh dalam kulkas.

“Usaha ini sudah dijalankan selama 15 tahun dan dilanjutkan dari generasi sebelumnya selama lebih dari 3 generasi. Produksi kue keranjang biasanya dilakukan selama satu bulan sebelum Imlek, dan hanya memproduksi kue keranjang untuk memenuhi permintaan pada perayaan Imlek,” jelasnya.

Ia menambahkan produksi tahun ini meningkat dibandingkan dengan tahun lalu, namun peningkatannya tidak signifikan. Untuk produksi tahun ini, Ling Ling bataskan sampai 4 Februari saja.

Baca Juga :  Nila Keramba Sungai Kahayan Primadona, Patin Banjar Lebih Menggoda

“Selama periode produksi dari tanggal 18 hingga hari ini, kami sudah berhasil menjual kurang lebih 500 kilo, dengan pesanan terakhir yang datang sekitar 200 kilo. Rata-rata, pesanan untuk setahun bisa mencapai sekitar 1 ton di tahun kemarin,” bebernya.

Dirinya menuturkan, Kue keranjang memang bukan kue biasa. Kebiasaan untuk memasak kue ini hanya pada saat Imlek saja membuatnya terasa lebih spesial dan unik. Produksi yang melewati proses yang panjang dan diproduksi dengan cara tradisional membuat rasanya benar-benar autentik dan memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.

“Kue keranjang menjadi salah satu makanan khas yang dinantikan dan diidamkan sepanjang tahun baru China atau Imlex,” tutupnya. (hfz/pri)

Terpopuler

Artikel Terbaru