PALANGKA RAYA, PROKALTENG.CO– Pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Palangka Raya terus dipantau oleh Pemerintah Kota (Pemko). Pj Wali Kota Palangka Raya, Akhmad Husain bersama Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Jayani.
Melakukan peninjauan langsung di Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Bukit Tunggal dan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Palangka Raya. Hasil dari kunjungan ini mendapat kesan yang cukup memuaskan dari Pj Wali Kota Palangka Raya. Menurut Jayani, program MBG saat ini masih berada dalam tahap awal implementasi, sehingga wajar jika terdapat kendala-kendala kecil.
“Kami memahami jika ada sedikit masalah di awal seperti kekurangan di beberapa aspek. Namun, kami melihat komitmen dari pihak sekolah dan tim SPPG (Satuan Pendidikan Program Gizi) untuk terus melakukan evaluasi,” ucap Jayani saat diwawancarai wartawan, Rabu (22/1/2025).
Selain itu, pelaksanaan program ini juga mendapat pengawasan ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPPOM).
“Saya melihat dari peninjauan hampir 2 minggu ini sudah semakin sempurna, semakin bagus, ini adalah kerja kolektif yang membutuhkan sinergi antara berbagai pihak,” tambahnya.
Jayani menegaskan pentingnya setiap sekolah untuk terus menyempurnakan pelaksanaan program MBG. Ia juga menyoroti aspek kedisiplinan siswa saat makan, terutama dalam menghargai makanan yang disajikan.
“Kemarin masih terlihat anak-anak yang makan dengan tidak tertib, bahkan ada yang tidak menyentuh buah. Ini harus menjadi perhatian bersama,” ujarnya.
Menurutnya, kebiasaan memakan buah dan makanan bergizi perlu terus didorong oleh para guru. Jayani meminta agar setiap kelas wajib didampingi oleh guru saat jam makan. Hal ini dilakukan untuk memastikan makanan yang disajikan tidak terbuang percuma dan dimanfaatkan dengan baik oleh siswa.
Namun ia mengakui bahwa kebiasaan ini masih sulit diterapkan terutama di kalangan siswa SD kelas 1 hingga kelas 3.
“Banyak dari mereka yang belum terbiasa memakan buah sehingga sering kali buahnya tidak dimakan. Tapi ini adalah proses, dan guru perlu terus mendorong siswa untuk membiasakan diri,” tambahnya.
Secara keseluruhan, Jayani optimis bahwa program MBG akan semakin baik ke depannya. Ia berharap kolaborasi antara sekolah, guru, dan orang tua dapat membantu menciptakan budaya makan sehat di kalangan siswa. “Ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga soal pendidikan gizi yang akan berdampak pada kesehatan mereka di masa depan,” pungkasnya. (ndo)