27.6 C
Jakarta
Friday, December 6, 2024

2020, Pemkab Pulpis Alokasikan Rp3,6 Miliar Untuk Pencegahan Karhutla

PULANG PISAU–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau menaruh
perhatian serius terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang
selalu terjadi saat musim kemarau panjang. Sebagai bentuk komiten, pada tahun
2020 mendatang Pemkab Pulang Pisau akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,6
Miliar.

“Dari jumlah tersebut, Rp1,6
miliar untuk pencegahan dan Rp2 miliar untuk kesiapsiagaan pengendalian,” kata
Edy saat rapat evaluasi penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di
Palangka Raya, Senin (5/11).

Kendati telah mengalokasikan dana
untuk pencegahan dan pengendalian karhutla, Edy masih menyampaikan permohonan
bantuan peralatan kepada Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto
Sabran. “Kalau bisa dibantu peralatan. Supaya petugas dan masyarakat semakin
semangat,” ucap Edy,

Baca Juga :  Bupati Pulang Pisau Tak Gelar Open House

Edy mengaku, dalam pengendalian
karhutla di Pulang Piau telah banyak dibangun embung, kanal dan sumur bor. “Hanya
saja letaknya tidak terjangkau pada titik api karena titik api berada masuk ke
hutan, sedangkan sumur bor yang cukup banyak hanya berada di pinggir-pinggir
saja. Saat pemadaman petugas masih kesulitan mendapatkan air,” ungkap Edy.

Untuk itu, Edy berharap, ke depan
jika akan membuat sumur bor agar bisa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
Pulang Pisau dan melihat peta. “Karena kami sudah memetakan daerah-daerah rawa
karhutla. Wilayahnya ya itu-itu saja dari tahun ke tahun dan setelah kami cek tidak
ada sumur bor di sana,” ungkap Edy lagi.

Baca Juga :  Pemkab Pulang Pisau Sediakan 31.500 Kg Beras di Pasar Penyeimbang

Menurut Edy, dengan adanya
koordinasi dan melihat peta dalam pembuatan sumur bor akan bisa lebih efektif.
“Kami ingin pembuatan sumur bor itu benar-benar pada titik-titik rawan
karhutla. Jika terjadi karhutla tidak kesulitan mencari sumber air untuk
pemadaman,” tegas dia.

Edy juga mengaku tidak ingin
pembuatan sumur bor itu tertumpuk pada lokasi tertentu. “Untuk itu harus ada
koordinasi dan harus diinventarisasi. Dengan demikian kami berharap, pembahasan
pada daerah rawan karhutla dapat dilakukan saat musim kemarau datang,”
tandasnya. (art/ila/nto)

PULANG PISAU–Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pulang Pisau menaruh
perhatian serius terhadap masalah kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang
selalu terjadi saat musim kemarau panjang. Sebagai bentuk komiten, pada tahun
2020 mendatang Pemkab Pulang Pisau akan mengalokasikan anggaran sebesar Rp3,6
Miliar.

“Dari jumlah tersebut, Rp1,6
miliar untuk pencegahan dan Rp2 miliar untuk kesiapsiagaan pengendalian,” kata
Edy saat rapat evaluasi penanganan darurat bencana kebakaran hutan dan lahan di
Palangka Raya, Senin (5/11).

Kendati telah mengalokasikan dana
untuk pencegahan dan pengendalian karhutla, Edy masih menyampaikan permohonan
bantuan peralatan kepada Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) H Sugianto
Sabran. “Kalau bisa dibantu peralatan. Supaya petugas dan masyarakat semakin
semangat,” ucap Edy,

Baca Juga :  Bupati Pulang Pisau Tak Gelar Open House

Edy mengaku, dalam pengendalian
karhutla di Pulang Piau telah banyak dibangun embung, kanal dan sumur bor. “Hanya
saja letaknya tidak terjangkau pada titik api karena titik api berada masuk ke
hutan, sedangkan sumur bor yang cukup banyak hanya berada di pinggir-pinggir
saja. Saat pemadaman petugas masih kesulitan mendapatkan air,” ungkap Edy.

Untuk itu, Edy berharap, ke depan
jika akan membuat sumur bor agar bisa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten
Pulang Pisau dan melihat peta. “Karena kami sudah memetakan daerah-daerah rawa
karhutla. Wilayahnya ya itu-itu saja dari tahun ke tahun dan setelah kami cek tidak
ada sumur bor di sana,” ungkap Edy lagi.

Baca Juga :  Pemkab Pulang Pisau Sediakan 31.500 Kg Beras di Pasar Penyeimbang

Menurut Edy, dengan adanya
koordinasi dan melihat peta dalam pembuatan sumur bor akan bisa lebih efektif.
“Kami ingin pembuatan sumur bor itu benar-benar pada titik-titik rawan
karhutla. Jika terjadi karhutla tidak kesulitan mencari sumber air untuk
pemadaman,” tegas dia.

Edy juga mengaku tidak ingin
pembuatan sumur bor itu tertumpuk pada lokasi tertentu. “Untuk itu harus ada
koordinasi dan harus diinventarisasi. Dengan demikian kami berharap, pembahasan
pada daerah rawan karhutla dapat dilakukan saat musim kemarau datang,”
tandasnya. (art/ila/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru