Site icon Prokalteng

Tantangan dan Arah Pembangunan Periode Kedua Gubernur Kalteng

tantangan-dan-arah-pembangunan-periode-kedua-gubernur-kalteng

PROKALTENG.COKomisi Pemilihan Umum
(KPU) Kalimantan Tengah telah menetapkan Pasangan Sugianto Sabran – Edy Pratowo
sebagai pemenang pemilihan Gubernur untuk periode 2021-2024. Selanjutnya
Sugianto Sabran dan Edy Pratowo tinggal menunggu jadwal untuk dilantik oleh Presiden
Joko Widodo di Istana Negara.

Artinya secara
politik dan ekonomi, Sugianto Sabran akan melanjutkan pemerintahan sebagai
Gubernur untuk kedua kali nya. Menarik melihat dan menebak bagaimana arah
pembangunan Kalteng pada periode kedua Gubernur kedepan. Tentu tantangan
pembangunan juga menarik untuk diurai dan dicari jalan keluarnya oleh Gubernur
Sugianto Sabran.

Dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah tahun 2016-2021 setidaknya pembangunan dibagi dalam
tiga area, Kalteng ruas Timur ; Kapuas, Pulang Pisau, Palangka Raya, Gunung
Mas, Katingan, Kalteng Ruang Tengah; Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara
dan Murung Raya, dan Kalteng Ruas Barat ; Seruyan, Kotawaringin Timur,
Kotawaringin Barat, Sukamara dan Lamandau. Secara garis besar, sebenarnya pembangunan
telah dilakukan secara merata dalam ketiga ruas tersebut.

Sebelum mengurai
tantangan dan arah periode kedua, marilah kita lihat apa yang sudah dilakukan
saat periode pertama. Setidaknya ada empat hal besar, diluar hal rutin yang
telah dilakukan.

Pertama adalah fenomenal
pembangunan sektor infrastruktur, pile slab di jalan yang selalu banjir di
Kotawaringin Barat, dengan panjang 3 km dan anggaran mencapai 450 miliar secara
multiyear dari 2017 hingga 2019 dari APBD murni. Terobosan ini mampu menyeimbangkan
pembangunan barat dan timur di Kalimantan Tengah. Jalan ekonomi ini mampu
memperlancar perumbungan ekonomi dan pemerataan pembangunan di Kalteng.

Kedua, pembangunan food estate di Kabupaten Kapuas dan
Pulang Pisau merupakan terobosan lain, dimana gubernur mampu mempesentasikan
Kalteng kepada Presiden
, sehingga proyek strategis ini dibangun di Kalteng untuk menyokong
ketahanan pangan nasional.

Proposal food estate ini sebenarnya diusulkan
oleh Gubernur kepada presiden tahun 2017
, beriringan dengan proposal Ibukota Negara di
segitira emas, Palangkaraya, Katingan dan Gunung Mas. Proyek yang sedang
berjalan ini cukup menjanjikan untuk peningkatan ekonomi Kalteng dimasa depan.
Dalam sektor
pertanian dan perkebunan tersebut, bukan hanya padi, tetapi juga ada rencana
pembangunan kebun tebu dan pabrik gula, dan peternakan sapi di Sukamara yang
sudah ditinjau oleh Menteri Pertanian, Yasin Limpo pada awal tahun 2021 ini.
Selain itu
, food estate sektor singkong juga sedang dibangun di Gunung Mas.

Ketiga, keberhasilan penataan
sumberdaya alam khususnya batubara dan mineral. Penataan sektor pertambangan,
penertiban IUP cukup berhasil menyelesaikan tumpang tindih. Sebelumnya pada
tahun 2016, ada 1007 IUP, namun sekarang ditertibkan menjadi hanya 305 IUP yang
clear and clear. Pencadangan yang
baik inilah akan menjadi modal pertumbuhan Kalteng secara berkesinambungan ke
depan.

Dalam sektor
kehutanan, supervisi dan koordinasi KPK melalui Tim Nasional Pencegahan Korupsi
juga telah berhasil dan mengapresiasi Kalteng sebagai daerah yang telah
berkomitmen menerapkan kebijakan one map
one policy
, atau kebijakan satu peta terkait kehutanan, kebun dan
sumberdaya alam lainnya. Kebijakan ini secara nasional untuk menata sektor
bisnis sumberdaya alam secara nasional, dibawah kementerian KLHK, ATR dan KPK.

Terobosan keempat
yang sebenarnya paling penting adalah, peningkatan PAD yang signifikan dari
tahun 2016 awal kepemimpinan Gubernur
Sugianto Sabran hanya 3,3 triliun, selanjutnya 2017
hingga 2020 (sebelum pandemi covid) mencapai 6 triliun. Meningkat 2 kali lipat.
Dengan modal inilah, pembangunan Kalteng dapat dilakukan dengan akselerasi.

Sektor keuangan
APBD inilah yang sebenarnya telah menjadi keberhasilan, namun saat dihantam pandemi covid 19, kedepan akan menjadi tantangan yang berat.

Arah dan Tantangan kedepan

Pada periode kedua
Gubernur Sugianto Sabran, setidaknya ada tiga tantangan berat. Pertama adalah
APBD Kalteng yang terkena dampak covid 19, sehingga terjadi penurunan anggaran
yang tentu akan berdampak pada pembangunan Kalteng, khususnya pembangunan
infrastruktur.

Namun disisi lain,
hal ini perlu diatasi dengan sinergisitas dengan Pemerintah Pusat, seperti
pembangunan infrastruktur food estate,
justru total hampir 5 triliun dari pusat disebar di Kapuas dan Pulang Pisau.

Walapun langsung
dari pemerintah pusat, kedepan koordinasi harus tepat dilakukan dalam usulan ke
Pusat pada APBN 2022 sehingga pembangunan insfratruktur Kalteng lainya tidak
terhambat.

Baru baru ini,
sejumlah proyek pekerjaan bidang infrastruktur di Kalimantan Tengah (Kalteng),
mendapat persetujuan dari Pemerintah Pusat RI. Hal itu diungkapkan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Suharso Monoarfa dalam penyusunan RKP
2022 untuk wilayah Kalimantan, NTT, Maluku dan Papua, baru-baru ini.

Disebutkan, proyek
di Kalteng yang disetujui ialah pembangunan Bendungan Muara Joloi, pengembangan
RSUD Doris Sylvanus dan penyelesaian missing
link
jalan lintas tengah Kalteng-Batas Kalbar. Suharso juga menyebut
faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi di wilayah itu.

“Faktor penghambat
utama pertumbuhan ekonomi di Kalteng adalah SDM pendidikan, daya saing ekonomi
fiskal dan inflasi serta infrastruktur yang menjadi faktor penghambat
pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.

Saya setuju dengan Menteri
Bappenas, bahwa tantangan selanjutnya, tantangan kedua pembangunan di Kalteng
adalah terkait sumberdaya manusia
,
baik itu pendidikan ataupun kesehatan. Sehingga sektor ini perlu
mendapatkan perhatian khusus antara provinsi dan kabupaten
/kota. Dengan pendidikan
yang mumpuni maka kedepan daya saing Kalteng akan meningkat, terutama sebagai
tenaga kerja ahli dan profesional untuk sektor sektor ekonomi di Kalteng
sendiri.

Ketiga, tantangan pembangunan
berkesinambungan sektor industri. Industri kecil menengah dan industri besar
khususnya perkebunan, pertanian dan pertambangan. Pembangunan kawasan ekonomi
khusus untuk kanalisasi industri perlu dilakukan, agar Kalteng tidak hanya
menjual bahan mentah semata. Kawasan Ekonomi Khusus perlu dibentuk di setiap
ruas wilayah Kalteng, timur, tengah dan barat sesuai potensinya masing masing.
Tentu pembangunan ini harus diiringi dengan pembangunan industri kecil dan
menengah yang menggerakkan ekonomi masyarakat.

Keempat, tantangan selanjutnya
adalah bukan berupa program namun berupa cara untuk mencapai keberhasilan, yaitu
koordinasi. Baik koordinasi dengan pemerintah pusat dan juga sinergi dengan
pemerintah kabupaten kota.
Ini penting agar semuanya satu tujuan. Tidak berjalan sendiri sendiri. Menjadikan Kalteng provinsi
besar secara ekonomi dengan pembangunan yang berkesinambungan.
Contohnya, Proyek
Strategis Nasional kereta angkut orang dan
barang, perlu direalisasikan oleh Provinsi Kalteng bekerjasama dengan
pemerintah kabupaten dan pusat. Hal ini jelas untuk mengakselerasi pembangunan
ekonomi Kalimantan tengah yang lebih berkesinambungan. Bukan seperti Kaltim
atau Kalsel yang sangat mengandalkan batubara.

Akhirnya, semoga
catatan ini mampu dibaca oleh pembuat kebijakan dan semoga dapat menjadi
masukan untuk Gubernur Sugianto Sabran mengarungi kepemimpinan periode kedua. Sembari
menunggu pelantikan oleh Presiden, tidak ada salahnya kita ucapkan
selamat bertugas kembali
pak Gubernur
. Periode kedua tidak mudah,
tantangan makin nyata dan selamat bekerja keras memajukan Kalteng. 

(Penulis adalah Wakil Ketua Lakpesdam PWNU Kalteng)

Exit mobile version