Secara medis, orang dewasa membutuhkan waktu tidur ideal antara 7–9 jam setiap malam. Namun, kenyataannya banyak orang justru terbiasa tidur larut bahkan hanya beristirahat 3–4 jam. Fenomena kurang tidur kini semakin meningkat di era modern, terutama di kalangan anak muda dan pekerja.
Tekanan pekerjaan, gaya hidup yang sibuk, hingga kebiasaan begadang tanpa alasan penting membuat kualitas tidur semakin menurun. Jika dibiarkan terus-menerus, kurang tidur dapat mengganggu fungsi otak, melemahkan sistem imun, meningkatkan risiko penyakit jantung, hingga berdampak buruk pada kesehatan mental.
Dilansir dari Sleep Foundation, tidur bukan kebutuhan yang harus kamu nomor duakan karena pekerjaan, karena kurang tidur dalam jangka panjang dapat mengurangi kualitas hidup dan meningkatkan risiko masalah kesehatan yang serius. Dalam artikel ini, kita akan membahas secara lengkap tentang 7 bahaya kurang tidur yang diam-diam mengintai kesehatan tubuh.
7 Risiko Kurang Tidur Bagi Kesehatan
Diabetes
Seiring waktu, kebiasaan tidur yang buruk dapat memperbesar risiko berkembangnya resistensi insulin, yaitu kondisi ketika sel tubuh tidak lagi merespons insulin dengan baik. Resistensi insulin inilah yang menjadi pintu masuk utama menuju diabetes tipe 2. Jika dibiarkan, kadar gula darah yang tinggi secara kronis dapat merusak berbagai organ, termasuk ginjal, mata, saraf, hingga jantung.
Seseorang yang kurang tidur akan mengalami gangguan dalam mengatur hormon yang berperan penting pada metabolisme gula. Oleh karena itu, menjaga kualitas tidur setidaknya 7–9 jam per malam tidak hanya penting untuk energi dan konsentrasi, tetapi juga menjadi salah satu pilar utama dalam mencegah penyakit kronis seperti diabetes.
Penyakit Jantung
Banyak penelitian medis menunjukkan bahwa tidur yang cukup dan berkualitas memiliki peran penting dalam menjaga kesehatan jantung. Namun apabila seseorang secara terus menerus kurang tidur berakibat pada penurunan tekanan darah tidak terjadi secara optimal, memicu hipertensi yang merupakan salah satu faktor risiko utama penyakit jantung.
Tidak hanya itu, kurang tidur juga terbukti memicu peradangan dalam tubuh terus-menerus dapat merusak dinding pembuluh darah dan memicu terbentuknya plak atau penyumbatan. Hal ini dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke jantung dan otak, sehingga meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular serius, seperti penyakit jantung koroner, gagal jantung, hingga stroke.
Masalah Kesehatan Mental
Kurang tidur dan kesehatan mental memiliki hubungan dua arah yang erat. Secara biologis, kurang tidur mengganggu keseimbangan hormon stres (kortisol) serta neurotransmitter penting seperti serotonin dan dopamin. Kurang tidur bisa meningkatkan risiko munculnya masalah seperti depresi, kecemasan, atau gangguan suasana hati.
Sebaliknya, gangguan mental sering membuat orang sulit tidur baik berupa insomnia, terbangun berulang kali, mimpi buruk, atau pola tidur yang tidak teratur. Untuk menghindari masalah kesehatan mental karena kurang tidur diperlukan pendekatan menyeluruh: perbaikan kebiasaan tidur (sleep hygiene), terapi perilaku kognitif untuk insomnia (CBT-I), manajemen stres, serta perawatan medis atau psikologis bila diperlukan.
Penurunan Fungsi Kekebalan Tubuh
Tidur bukan hanya sekadar waktu untuk beristirahat, tetapi juga merupakan proses biologis penting yang memungkinkan tubuh melakukan regenerasi, termasuk memperkuat sistem pertahanan tubuh. Saat tidur, tubuh memproduksi sitokin, yaitu protein yang berperan penting dalam melawan peradangan dan infeksi.
Apabila seseorang kurang tidur setiap hari tubuh akan menjadi lebih rentan terhadap penyakit, baik ringan seperti flu maupun penyakit yang lebih serius. Studi mengenai vaksin flu menemukan bahwa individu yang tidak cukup tidur cenderung menghasilkan antibodi lebih sedikit dibandingkan mereka yang mendapatkan tidur cukup.
Kenaikan Berat Badan
Kurang tidur dapat mengganggu keseimbangan hormon yang mengatur nafsu makan, yaitu leptin dan ghrelin meningkat sehingga tubuh lebih mudah merasa lapar meskipun kebutuhan energi sebenarnya sudah tercukupi. Akibatnya, seseorang yang kurang tidur dari kebutuhan normal cenderung lebih sering ngemil, memilih makanan tinggi kalori, serta makan dalam porsi yang lebih besar.
Penelitian menunjukkan bahwa tidur yang tidak cukup dapat menurunkan sensitivitas insulin dan memperlambat pembakaran kalori. Hal ini membuat tubuh lebih mudah menyimpan lemak, terutama di area perut, yang dalam jangka panjang meningkatkan risiko obesitas.
Perubahan Suasana Hati
Tidur berfungsi sebagai proses alami tubuh untuk memulihkan energi, menyeimbangkan hormon, dan memberikan ruang bagi otak untuk mengatur emosi. Ketika kebutuhan tidur tidak terpenuhi, sistem saraf menjadi tidak stabil sehingga membuat seseorang lebih rentan terhadap perubahan suasana hati.
Hal ini bisa dirasakan dari perasaan yang cepat berubah, mulai dari senang lalu tiba-tiba marah atau sedih tanpa alasan yang jelas. Reaksi emosional yang biasanya dapat dikendalikan menjadi sulit diatur, sehingga seseorang mungkin melampiaskan kemarahan atau kekecewaannya kepada orang lain.
Tidak Produktif
Salah satu risiko paling nyata dari kurang tidur adalah munculnya gangguan kognitif, misalnya akan lebih mudah melakukan kesalahan kecil, sulit menyelesaikan tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi, atau bahkan kehilangan kreativitas. Kurang tidur tidak hanya mengurangi energi dalam beraktivitas, tetapi berisiko pada kualitas hidupmu.
Rasa kantuk yang berlebihan sering kali membuat seseorang kehilangan motivasi untuk melakukan hal-hal yang sebenarnya mereka sukai, seperti berolahraga, berkumpul dengan teman, atau mengerjakan hobi. Masalah serius di berbagai aspek kehidupan, mulai dari pekerjaan, sekolah, hingga hubungan sosial maupun keluarga.(jpc)