25.2 C
Jakarta
Friday, December 27, 2024

Wow! China Sudah Temukan 30 Jenis Obat Virus Corona

BEIJING – Sebanyak 30 jenis obat yang menjadi
kandidat untuk memerangi virus corona ditemukan tim peneliti-ilmuwan gabungan
dari Institut Shanghai Materia Medica di bawah naungan Chinese Academy of
Sciences (CAS) dan ShanghaiTech University.

Para peneliti dari ShanghaiTech University mengungkapkan, bahwa struktur
kristal resolusi tinggi dari virus proteinase utama (Mpro) dari virus corona
baru. Mpro, yang mengontrol aktivitas kompleks replikasi virus, disebut
merupakan target yang menarik untuk terapi.

Berdasarkan studi Mpro 2019-nCov, tim peneliti gabungan memeriksa
obat-obatan yang telah dipasarkan dan senyawa dari tanaman obat. Melalui
kombinasi pengujian dan tes enzimologi, tim memperoleh 30 kandidat obat untuk
virus corona baru.

Para kandidat termasuk 12 obat anti-HIV, seperti indinavir, saquinavir,
lopinavir, carfilzomib, dan ritonavir. Dua obat virus anti-pernapasan
syncytical, obat anti-skizofrenia, serta imunosupresan turut menjadi kandidat.

Dalam daftar kandidat, terdapat pula beberapa obat tradisional China yang
mungkin mengandung komponen efektif terhadap 2019-nCov, seperti polygonum dan
cuspatidum.

“Para peneliti menyarankan kandidat obat ini dipertimbangkan untuk
perawatan klinis pasien pneumonia yang terinfeksi 2019-nCov,” kata Xinhua dalam
laporannya pada Selasa (28/1).

Baca Juga :  Kasus Covid Kembali Melonjak di Negara-negara Eropa

Tim peneliti akan melalukan tes lebih lanjut pada obat-obat tersebut guna
memberikan panduan untuk studi klinis dan perawatan virus corona baru.

“Saat ini jumlah warga Cina yang terinfeksi virus korona mencapai 4.515
orang. Virus itu telah menelan 106 korban jiwa,” imbuhnya.

Sementara itu, Presiden Cina Xi Jinping menyebut, virus tersebut sebagai
iblis. Xi berjanji, pemerintahnya akan transparan serta bertanggung jawab dalam
mengendalikan virus yang sudah membunuh 106 warganya itu.

“Epidemi ini iblis, dan kami tidak bisa membiarkan iblis ini bersembunyi,”
kata Xi, saat bertemu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros
Adhanom di Beijing, seperti dikutip dari AFP.

Dia menepis anggapan pemerintahannya tertutup dalam mengungkap wabah yang
juga sudah menyebar ke setidaknya 15 negara itu.

“Pemerintah Cina selalu menerapkan sikap keterbukaan, transparan, dan
bertanggung jawab terhadap penyampaian informasi wabah ini ke dalam negeri dan
asing secara tepat waktu,” ujarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan penyebaran virus corona ke
dalam risiko sangat tinggi di Cina. Sedangkan kasus serupa dikategorikan
sebagai risiko tinggi di tingkat regional dan global.

Baca Juga :  Turki Tangkap Istri Abu Bakar al-Baghdadi

Badan Kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa ini merevisi kesalahan laporan
sebelumnya yang dirilis pada Kamis (23/1) dengan memasukkan penyebaran virus
corona sebagai risiko global.

Koreksi penilaian ini, bukan berarti WHO mengumumkan kondisi darurat
kesehatan global terkait penyebaran virus corona.

Dapat disampaikan, hingga hari ini, Selasa (28/1) 106 korban meninggal,
sebanyak 100 berasal dari Wuhan, kota asal merebaknya virus korona serta enam
lain berasal dari kota lain termasuk Beijing.

Selain itu, lebih dari 4.500 orang dinyatakan positif terjangkit.
Lagi-lagi, sebagian besar berasal dari Wuhan dan kota lain di Provinsi Hubei.

Pemerintah Cina mempercepat pembangunan rumah sakit untuk menampung para
penderita. Kini dua rumah sakit dibangun hanya dalam waktu 6-10 hari guna menampung
hingga 2.300 penderita.

Sementara itu berbagai negara sudah dan akan menjemput warga mereka yang
tertahan di Wuhan. Amerika Serikat sudah mengirim pesawat pada Minggu
(26/1/2020).

Negara lain, yakni Jepang, Prancis, dan Korea Selatan juga melakukan
langkah serupa pekan ini. Jerman juga sudah menyiapkan rencana evakuasi. (der/afp/fin/kpc)

BEIJING – Sebanyak 30 jenis obat yang menjadi
kandidat untuk memerangi virus corona ditemukan tim peneliti-ilmuwan gabungan
dari Institut Shanghai Materia Medica di bawah naungan Chinese Academy of
Sciences (CAS) dan ShanghaiTech University.

Para peneliti dari ShanghaiTech University mengungkapkan, bahwa struktur
kristal resolusi tinggi dari virus proteinase utama (Mpro) dari virus corona
baru. Mpro, yang mengontrol aktivitas kompleks replikasi virus, disebut
merupakan target yang menarik untuk terapi.

Berdasarkan studi Mpro 2019-nCov, tim peneliti gabungan memeriksa
obat-obatan yang telah dipasarkan dan senyawa dari tanaman obat. Melalui
kombinasi pengujian dan tes enzimologi, tim memperoleh 30 kandidat obat untuk
virus corona baru.

Para kandidat termasuk 12 obat anti-HIV, seperti indinavir, saquinavir,
lopinavir, carfilzomib, dan ritonavir. Dua obat virus anti-pernapasan
syncytical, obat anti-skizofrenia, serta imunosupresan turut menjadi kandidat.

Dalam daftar kandidat, terdapat pula beberapa obat tradisional China yang
mungkin mengandung komponen efektif terhadap 2019-nCov, seperti polygonum dan
cuspatidum.

“Para peneliti menyarankan kandidat obat ini dipertimbangkan untuk
perawatan klinis pasien pneumonia yang terinfeksi 2019-nCov,” kata Xinhua dalam
laporannya pada Selasa (28/1).

Baca Juga :  Kasus Covid Kembali Melonjak di Negara-negara Eropa

Tim peneliti akan melalukan tes lebih lanjut pada obat-obat tersebut guna
memberikan panduan untuk studi klinis dan perawatan virus corona baru.

“Saat ini jumlah warga Cina yang terinfeksi virus korona mencapai 4.515
orang. Virus itu telah menelan 106 korban jiwa,” imbuhnya.

Sementara itu, Presiden Cina Xi Jinping menyebut, virus tersebut sebagai
iblis. Xi berjanji, pemerintahnya akan transparan serta bertanggung jawab dalam
mengendalikan virus yang sudah membunuh 106 warganya itu.

“Epidemi ini iblis, dan kami tidak bisa membiarkan iblis ini bersembunyi,”
kata Xi, saat bertemu Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros
Adhanom di Beijing, seperti dikutip dari AFP.

Dia menepis anggapan pemerintahannya tertutup dalam mengungkap wabah yang
juga sudah menyebar ke setidaknya 15 negara itu.

“Pemerintah Cina selalu menerapkan sikap keterbukaan, transparan, dan
bertanggung jawab terhadap penyampaian informasi wabah ini ke dalam negeri dan
asing secara tepat waktu,” ujarnya.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memasukkan penyebaran virus corona ke
dalam risiko sangat tinggi di Cina. Sedangkan kasus serupa dikategorikan
sebagai risiko tinggi di tingkat regional dan global.

Baca Juga :  Turki Tangkap Istri Abu Bakar al-Baghdadi

Badan Kesehatan PBB yang berbasis di Jenewa ini merevisi kesalahan laporan
sebelumnya yang dirilis pada Kamis (23/1) dengan memasukkan penyebaran virus
corona sebagai risiko global.

Koreksi penilaian ini, bukan berarti WHO mengumumkan kondisi darurat
kesehatan global terkait penyebaran virus corona.

Dapat disampaikan, hingga hari ini, Selasa (28/1) 106 korban meninggal,
sebanyak 100 berasal dari Wuhan, kota asal merebaknya virus korona serta enam
lain berasal dari kota lain termasuk Beijing.

Selain itu, lebih dari 4.500 orang dinyatakan positif terjangkit.
Lagi-lagi, sebagian besar berasal dari Wuhan dan kota lain di Provinsi Hubei.

Pemerintah Cina mempercepat pembangunan rumah sakit untuk menampung para
penderita. Kini dua rumah sakit dibangun hanya dalam waktu 6-10 hari guna menampung
hingga 2.300 penderita.

Sementara itu berbagai negara sudah dan akan menjemput warga mereka yang
tertahan di Wuhan. Amerika Serikat sudah mengirim pesawat pada Minggu
(26/1/2020).

Negara lain, yakni Jepang, Prancis, dan Korea Selatan juga melakukan
langkah serupa pekan ini. Jerman juga sudah menyiapkan rencana evakuasi. (der/afp/fin/kpc)

Terpopuler

Artikel Terbaru