26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Prihatin Masih Terjadi Perpecahan dan Rivalitas Semakin Menajam

KALTENGPOS.CO– Pada 75 tahun yang
lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibentuk agar perang dunia II tidak
terulang kembali dan agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Perang
tidak akan menguntungkan siapapun. Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan
di tengah kehancuran, dan tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar
di tengah dunia yang tenggelam.

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada
sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mengingatkan peran PBB saat ini. Pidato tersebut disampaikan secara virtual
seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu, 23 September 2020.

“Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut
bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban
kita akan sama. Belum,” kata Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini konflik
masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih
terus dirasakan. Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak
diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

“Kita semua prihatin melihat situasi
ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19. Di saat
seharusnya kita semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang justru
kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin
menajam,” paparnya.

Baca Juga :  Prabowo Minta Guru Ceritakan Sejarah Kekejaman PKI

Presiden Jokowi memandang bahwa seharusnya
semua negara bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win pola
hubungan antarnegara yang saling menguntungkan. Menurutnya, dampak pandemi
Covid-19 sangat luar biasa baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.

“Kita juga paham virus ini tidak
mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” ungkapnya.

“Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi,
maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan
goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin
sulit diwujudkan,” imbuhnya.

 

Dukungan Bagi Palestina

 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi
juga menyampaikan bahwa Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi bagi
perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Menurutnya, Indonesia akan terus
memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi.

“Secara konsisten, komitmen ini terus
dijalani Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan
Keamanan PBB. Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia spirit yang
menguntungkan semua pihak, tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no
country should be left behind,” tegasnya.

Baca Juga :  Ternyata Kasus Pemuda Mata Sipit Ancam Tembak Jokowi Ini Sudah di Keja

Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh
Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Hingga kini, prinsip Dasa Sila
Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai,
pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.

“Palestina adalah satu-satunya negara
yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati
kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina,
untuk mendapatkan hak-haknya,” ungkapnya.

Sementara itu, di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia bersama negara ASEAN akan terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan
yang damai, stabil, dan sejahtera. Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020
yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian
dan stabilitas kawasan.

“Spirit kerja sama dan perdamaian inilah
yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan
Indo-Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” tandasnya.

KALTENGPOS.CO– Pada 75 tahun yang
lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dibentuk agar perang dunia II tidak
terulang kembali dan agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera. Perang
tidak akan menguntungkan siapapun. Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan
di tengah kehancuran, dan tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar
di tengah dunia yang tenggelam.

Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada
sesi debat umum Sidang Majelis Umum ke-75 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
mengingatkan peran PBB saat ini. Pidato tersebut disampaikan secara virtual
seperti disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden pada Rabu, 23 September 2020.

“Di usia PBB yang ke-75 ini, kita patut
bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban
kita akan sama. Belum,” kata Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, saat ini konflik
masih terjadi di berbagai belahan dunia. Kemiskinan dan bahkan kelaparan masih
terus dirasakan. Prinsip-prinsip Piagam PBB dan hukum internasional kerap tidak
diindahkan, termasuk penghormatan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah.

“Kita semua prihatin melihat situasi
ini. Keprihatinan kita menjadi semakin besar di saat pandemi Covid-19. Di saat
seharusnya kita semua bersatu padu bekerja sama melawan pandemi, yang justru
kita lihat adalah masih terjadinya perpecahan dan rivalitas yang semakin
menajam,” paparnya.

Baca Juga :  Prabowo Minta Guru Ceritakan Sejarah Kekejaman PKI

Presiden Jokowi memandang bahwa seharusnya
semua negara bersatu padu dan selalu menggunakan pendekatan win-win pola
hubungan antarnegara yang saling menguntungkan. Menurutnya, dampak pandemi
Covid-19 sangat luar biasa baik dari sisi kesehatan maupun sosial ekonomi.

“Kita juga paham virus ini tidak
mengenal batas negara. No one is safe until everyone is,” ungkapnya.

“Jika perpecahan dan rivalitas terus terjadi,
maka saya khawatir pijakan bagi stabilitas dan perdamaian yang lestari akan
goyah atau bahkan akan sirna. Dunia yang damai, stabil, dan sejahtera semakin
sulit diwujudkan,” imbuhnya.

 

Dukungan Bagi Palestina

 

Dalam kesempatan tersebut, Presiden Jokowi
juga menyampaikan bahwa Indonesia bertekad untuk terus berkontribusi bagi
perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Menurutnya, Indonesia akan terus
memainkan peran sebagai bridge builder, sebagai bagian dari solusi.

“Secara konsisten, komitmen ini terus
dijalani Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan
Keamanan PBB. Spirit kerja sama akan selalu dikedepankan Indonesia spirit yang
menguntungkan semua pihak, tanpa meninggalkan satu negara pun. No one, no
country should be left behind,” tegasnya.

Baca Juga :  Ternyata Kasus Pemuda Mata Sipit Ancam Tembak Jokowi Ini Sudah di Keja

Persamaan derajat inilah yang ditekankan oleh
Bapak Bangsa Indonesia, Soekarno, saat Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun
1955 yang menghasilkan Dasa Sila Bandung. Hingga kini, prinsip Dasa Sila
Bandung masih sangat relevan, termasuk penyelesaian perselisihan secara damai,
pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.

“Palestina adalah satu-satunya negara
yang hadir di Konferensi Bandung yang sampai sekarang belum menikmati
kemerdekaannya. Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina,
untuk mendapatkan hak-haknya,” ungkapnya.

Sementara itu, di kawasan Asia Tenggara,
Indonesia bersama negara ASEAN akan terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan
yang damai, stabil, dan sejahtera. Pada hari jadinya yang ke-53, 8 Agustus 2020
yang lalu, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian
dan stabilitas kawasan.

“Spirit kerja sama dan perdamaian inilah
yang kemudian didorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, kawasan
Indo-Pasifik, melalui ASEAN Outlook on the Indo-Pacific,” tandasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru