26.1 C
Jakarta
Friday, April 26, 2024

156 negara Gabung Dalam Skema Vaksin Global, Tiongkok dan AS Absen

Sebanyak
156 negara bergabung dalam skema global distribusi vaksin Covid-19 yang adil,
menurut sebuah aliansi yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tanpa keikutsertaan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Pemerintahan
AS di bawah komando Presiden Donald Trump telah mengamankan pasokan vaksin
Covid-19 masa depan melalui kontrak bilateral, menuai tuduhan sikap egois yang merugikan
negara-negara miskin.

Tiongkok
sendiri juga tidak tercantum dalam daftar 64 negara kaya yang tergabung dalam
rencana yang disebut COVAX untuk menyalurkan 2 miliar dosis vaksin di seluruh
dunia pada akhir 2021. Nantinya, para tenaga medis dan orang-orang yang rentan
menjadi prioritas dalam penyaluran tersebut. Namun pejabat aliansi mengatakan
dialog dilanjutkan bersama Beijing.

Baca Juga :  Benarkah CrossFit Berbahaya Bagi Penderita Jantung?

Skema
itu akan mencakup sekitar dua pertiga dari populasi dunia, menurut WHO dan
aliansi vaksin GAVI, yang merilis daftar penandatangan setelah batas waktu
pendaftaran ditutup pada Jumat (18/9).

Puluhan
vaksin sedang dalam proses pengujian virus korona, yang secara global telah
menginfeksi sekitar 31 juta orang dan menelan hampir 1 juta korban jiwa,
seperlima di antaranya tercatat di AS.

“COVAX
akan memberi dunia portofolio calon vaksin terbesar dan paling beragam,” kata
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi virtual, seperti dilansir
Antara dari Reuters. “Ini bukan amal, ini demi kepentingan terbaik seluruh
negara. Kami tenggelam bersama atau berenang bersama. Ini bukanlah hak untuk
melakukan sesuatu, ini hal yang cerdas untuk dilakukan,” tambah dia.

Baca Juga :  Vitamin D Kunci Kekuatan Otot pada Orang Dewasa yang Lebih Tua

Dengan
sejumlah negara kaya yang enggan terhadap COVAX, rencana tersebut telah
menyoroti tantangan dalam menyalurkan vaksin secara merata di seluruh dunia.
Aliansi vaksin mengatakan mereka berharap 38 negara kaya lainnya akan bergabung
dengan gagasan tersebut.

Mereka
mengaku telah menerima komitmen sebesar 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp20,6
triliun) untuk pengembangan dan penelitian vaksin, namun membutuhkan dana
tambahan 700–800 juta dolar AS (sekitar Rp10,3 – 11,8 triliun ) segera.

Lebih
dari 150 calon vaksin Covid-19 di seluruh dunia sedang dikembangkan dan
diujicobakan, dengan 38 di antaranya dalam tahap uji klinis manusia. (*)

Sebanyak
156 negara bergabung dalam skema global distribusi vaksin Covid-19 yang adil,
menurut sebuah aliansi yang dipimpin oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
tanpa keikutsertaan Tiongkok dan Amerika Serikat (AS).

Pemerintahan
AS di bawah komando Presiden Donald Trump telah mengamankan pasokan vaksin
Covid-19 masa depan melalui kontrak bilateral, menuai tuduhan sikap egois yang merugikan
negara-negara miskin.

Tiongkok
sendiri juga tidak tercantum dalam daftar 64 negara kaya yang tergabung dalam
rencana yang disebut COVAX untuk menyalurkan 2 miliar dosis vaksin di seluruh
dunia pada akhir 2021. Nantinya, para tenaga medis dan orang-orang yang rentan
menjadi prioritas dalam penyaluran tersebut. Namun pejabat aliansi mengatakan
dialog dilanjutkan bersama Beijing.

Baca Juga :  Benarkah CrossFit Berbahaya Bagi Penderita Jantung?

Skema
itu akan mencakup sekitar dua pertiga dari populasi dunia, menurut WHO dan
aliansi vaksin GAVI, yang merilis daftar penandatangan setelah batas waktu
pendaftaran ditutup pada Jumat (18/9).

Puluhan
vaksin sedang dalam proses pengujian virus korona, yang secara global telah
menginfeksi sekitar 31 juta orang dan menelan hampir 1 juta korban jiwa,
seperlima di antaranya tercatat di AS.

“COVAX
akan memberi dunia portofolio calon vaksin terbesar dan paling beragam,” kata
Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus saat konferensi virtual, seperti dilansir
Antara dari Reuters. “Ini bukan amal, ini demi kepentingan terbaik seluruh
negara. Kami tenggelam bersama atau berenang bersama. Ini bukanlah hak untuk
melakukan sesuatu, ini hal yang cerdas untuk dilakukan,” tambah dia.

Baca Juga :  Vitamin D Kunci Kekuatan Otot pada Orang Dewasa yang Lebih Tua

Dengan
sejumlah negara kaya yang enggan terhadap COVAX, rencana tersebut telah
menyoroti tantangan dalam menyalurkan vaksin secara merata di seluruh dunia.
Aliansi vaksin mengatakan mereka berharap 38 negara kaya lainnya akan bergabung
dengan gagasan tersebut.

Mereka
mengaku telah menerima komitmen sebesar 1,4 miliar dolar AS (sekitar Rp20,6
triliun) untuk pengembangan dan penelitian vaksin, namun membutuhkan dana
tambahan 700–800 juta dolar AS (sekitar Rp10,3 – 11,8 triliun ) segera.

Lebih
dari 150 calon vaksin Covid-19 di seluruh dunia sedang dikembangkan dan
diujicobakan, dengan 38 di antaranya dalam tahap uji klinis manusia. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru