31.7 C
Jakarta
Saturday, April 20, 2024

Komisaris Harmonis

Akhirnya jelas: BTP menjadi
Komisaris Utama Pertamina. Bukan direktur utamanya. Bukan juga Dirut PLN atau
yang lain.Kapan?

”Bisa besok atau lusa,” ujar
Menteri BUMN Erick Thohir Jumat lalu. ”Pertamina kan bukan perusahaan publik.
Gampang,” katanya.

Apakah BTP akan mampu? 

Saya bisa menjawab: mampu. Komut
tidak seberat dirut. Pekerjaan komut adalah pengawas. Mengawasi direksi. Ia
mengawasi. Bukan menjalankan.

Yang menjalankan perusahaan
adalah direksi.

Menjadi dirut pun BTP mampu. Saya
tidak pernah meragukan kemampuan BTP.

Toh, mampu dan Mampu itu tidak
sama. 

Mampu menarik benang dari tepung
adalah mampu. Mampu menarik benang dari tepung tanpa membuat tepungnya
terhambur adalah Mampu.

Saya sendiri belum termasuk
Mampu. Pun mampu pun mungkin belum.

Sulit menilai kemampuan seorang
komisaris.

Baca Juga :  Polri Pastikan Petugas Pengamanan Tak Dibekali Peluru Tajam

Yang selalu dinilai mampu atau
tidak biasanya adalah direksi.

Penilaian kepada komisaris
biasanya terbatas pada bagaimana hubungannya dengan direksi. Harmonis atau
tidak. Cekcok atau tidak.

Orang luar tidak akan tahu
prestasi komisaris.

Yang tahu harmonis atau tidak
hanya internal perusahaan sendiri.

Hanya kadang saja bocor sampai
bawahan. Bisa juga bocor sampai anggota DPR.

Keluhan direksi atas komisaris
biasanya soal sulitnya mendapat persetujuan.

Kadang memang harus sulit.
Apalagi menyangkut program yang mengandung risiko perusahaan. Komisaris harus
kritis.

Tapi sering juga karena
komisarisnya tidak menguasai masalah. Yang seperti ini direksi akan sangat
jengkel. Merasa sangat terhambat.

Ada juga komisaris yang tidak
berani memberi persetujuan karena tidak bisa memahami program yang diusulkan
direksi.

Baca Juga :  Banyak Keluhan Masyarakat Terkait Parkir yang Menjamur

Pernah pula terjadi komisaris
”menggantung” keputusan. Tidak disetujui tapi juga tidak ditolak.

Harmonis adalah kata kuncinya.
Komisaris dan direksi harus harmonis. Agar perusahaan cepat mengambil putusan.
Ya atau tidak. Atau ditunda. Tapi ada keputusan.

Saya tidak tahu apakah hubungan
komisaris dan direksi di Pertamina nanti bisa harmonis.

Kalau sumber ketidakharmonisan
itu ada pada direksi mudah. Komisaris berhak memberhentikan direksi. Setidaknya
memecat untuk sementara. 

Tapi kalau sumbernya komisaris
lebih sulit. Tidak ada wewenang direksi untuk memberhentikan komisaris. Direksi
biasanya juga tidak berani melaporkan komisaris ke pemegang saham. Kalau tidak
sangat keterlaluan.

Perusahaan bukan arena politik.
Yang popularitas bisa dilewatkan pertengkaran. Di perusahaan tidak boleh tidak
harmonis. (dis)

Akhirnya jelas: BTP menjadi
Komisaris Utama Pertamina. Bukan direktur utamanya. Bukan juga Dirut PLN atau
yang lain.Kapan?

”Bisa besok atau lusa,” ujar
Menteri BUMN Erick Thohir Jumat lalu. ”Pertamina kan bukan perusahaan publik.
Gampang,” katanya.

Apakah BTP akan mampu? 

Saya bisa menjawab: mampu. Komut
tidak seberat dirut. Pekerjaan komut adalah pengawas. Mengawasi direksi. Ia
mengawasi. Bukan menjalankan.

Yang menjalankan perusahaan
adalah direksi.

Menjadi dirut pun BTP mampu. Saya
tidak pernah meragukan kemampuan BTP.

Toh, mampu dan Mampu itu tidak
sama. 

Mampu menarik benang dari tepung
adalah mampu. Mampu menarik benang dari tepung tanpa membuat tepungnya
terhambur adalah Mampu.

Saya sendiri belum termasuk
Mampu. Pun mampu pun mungkin belum.

Sulit menilai kemampuan seorang
komisaris.

Baca Juga :  Polri Pastikan Petugas Pengamanan Tak Dibekali Peluru Tajam

Yang selalu dinilai mampu atau
tidak biasanya adalah direksi.

Penilaian kepada komisaris
biasanya terbatas pada bagaimana hubungannya dengan direksi. Harmonis atau
tidak. Cekcok atau tidak.

Orang luar tidak akan tahu
prestasi komisaris.

Yang tahu harmonis atau tidak
hanya internal perusahaan sendiri.

Hanya kadang saja bocor sampai
bawahan. Bisa juga bocor sampai anggota DPR.

Keluhan direksi atas komisaris
biasanya soal sulitnya mendapat persetujuan.

Kadang memang harus sulit.
Apalagi menyangkut program yang mengandung risiko perusahaan. Komisaris harus
kritis.

Tapi sering juga karena
komisarisnya tidak menguasai masalah. Yang seperti ini direksi akan sangat
jengkel. Merasa sangat terhambat.

Ada juga komisaris yang tidak
berani memberi persetujuan karena tidak bisa memahami program yang diusulkan
direksi.

Baca Juga :  Banyak Keluhan Masyarakat Terkait Parkir yang Menjamur

Pernah pula terjadi komisaris
”menggantung” keputusan. Tidak disetujui tapi juga tidak ditolak.

Harmonis adalah kata kuncinya.
Komisaris dan direksi harus harmonis. Agar perusahaan cepat mengambil putusan.
Ya atau tidak. Atau ditunda. Tapi ada keputusan.

Saya tidak tahu apakah hubungan
komisaris dan direksi di Pertamina nanti bisa harmonis.

Kalau sumber ketidakharmonisan
itu ada pada direksi mudah. Komisaris berhak memberhentikan direksi. Setidaknya
memecat untuk sementara. 

Tapi kalau sumbernya komisaris
lebih sulit. Tidak ada wewenang direksi untuk memberhentikan komisaris. Direksi
biasanya juga tidak berani melaporkan komisaris ke pemegang saham. Kalau tidak
sangat keterlaluan.

Perusahaan bukan arena politik.
Yang popularitas bisa dilewatkan pertengkaran. Di perusahaan tidak boleh tidak
harmonis. (dis)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Terpopuler

Artikel Terbaru