Site icon Prokalteng

Kiat Islami Dalam Menghadapi Covid-19

kiat-islami-dalam-menghadapi-covid-19

BEBERAPA bulan terakhir umat manusia dihebohkan dengan keberadaan
virus corona.  Virus yang juga dikenal
dengan covid-19, diketahui berasal dari kota Wuhan (ibukota provinsi Hubei,
Tiongkok, China) ini terus menyebar dan memakan korban. Bahkan, sudah ribuan
korban jiwa di seluruh dunia yang berjatuhan. Data terakhir pertanggal 28 Maret
2020 menunjukkan bahwa sudah ada 200 Negara yang terpapar, dengan jumlah kasus
mencapai 662.073 orang. Dari jumlah tersebut jumlah kematian yang tercatat
lebih dari 28.800 orang, sedangkan yang dinyatakan sembuh 139.426.

Sementara itu, menurut data
kompas.com untuk Indonesia sendiri, jumlah kasus positif yang ada berjumlah
1.285 kasus. Dari jumlah tersebut sudah 114 pasien dinyatakan meninggal, dan 46
orang dinyatakan sembuh. Ini berarti dari sejak diumumkan oleh presiden tanggal
2 Maret 2020 sampai tanggal 29 maret pukul 16, sudah terjadi peningkatan korban
jiwa yang sangat signifikan (dari yang semula 2 orang). Sebuah angka yang
sangat memprihatinkan, dan percepatan angka yang sangat fantastis jika
mengingat kasus corona masih belum 1 bulan diumumkan oleh Presiden.

Adanya sikap meremehkan, yang
berujung lambatnya reaksi antisipasi terhadap penyebaran virus ini merupakan
kesalahan fatal sehingga berujung jatuhnya korban jiwa. Namun demikian, yang
perlu dilakukan saat ini bukan mencari kambing hitam, namun mencari solusi
tepat agar persoalan ini cepat selesai.

Berikut penulis akan menyampaikan
solusi Islam yang insyaAllah berguna untuk menghindarkan diri dari serangan
virus ini, sekaligus wujud tindakan preventif untuk membendung penyebarannya:

Pertama, isolasi, karantina atau
lockdown. Isolasi menurut kamus bahasa Indonesia adalah pemisahan suatu hal
dari hal lain; atau usaha untuk memencilkan manusia dari manusia lain. Orang
yang mesti diisolasi adalah dalam hal ini adalah mereka yang sakit, terindikasi
sakit dan dicurigai sakit.

Semakna dengan itu karantina
digunakan pemerintah untuk menghentikan penyebaran penyakit menular. Namun
demikian, karantina diperuntukkan bagi mereka yang tidak memiliki gejala atau
terpapar penyakit. Karantina dimaksudkan untuk menjauhkan mereka dari orang
lain, sehingga kondisi mereka aman dari orang lain. Sementara itu istilah
lockdown yang adalah kegiatan mengunci akses masuk dan keluar dari suatu daerah
maupun suatu negara. Tujuan mengunci ini suatu wilayah ini agar penyakit
(virus) menular tidak menyebar lebih jauh lagi.

Ketiga cara ini disarikan dari
sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori, yang Artinya: “Jika
kamu mendengar wabah di suatu wilayah, maka janganlah kalian memasukinya. Tapi
jika terjadi wabah di tempat kamu berada, maka jangan tinggalkan tempat
itu.” (HR Bukhari).

Kedua, jangan mengadakan
kumpul-kumpul yang tidak perlu. Hal ini berdasarkan atsar sahabat, sebuah solusi
yang pernah diberikan‘amar bin ash. Beliau pernah menyelesaikan persoalan
“tho’un” sebuah penyakit yang mematikan yang terjadi di zaman khalifah Umar.

Menurut sejarah, Negeri Syam pada
Masa Pemerintahan Umar bin Khattab (sekarang pecah menjadi 4 negara: Palestina,
Syiria, Yordania dan Libanon) pernah terserang wabah tho’un. Sebuah penyakit
menular yang mematikan, konon saat itu penyakit ini telah berhasil menewaskan
ratusan ribu orang. Ketika ditanyai pendapatnya, Amar bin Ash, si spesiasialis
pemecah persolan ruwet ini, memberikan solusi jitu dengan ide cemerlangnya,
bahwa “semua orang diharuskan menyebar, disuruh lari ke gunung dan ke
lembah-lembah, tidak boleh berkumpul dalam satu majlis”. Ide brilian ini
ternyata berhasil memusnahkan penyakit ganas tersebut hanya dalam tempo
beberapa minggu.

Ketiga, memperbanyak frekuensi
berwudhu, dengan melakukan hal-hal yang disunnahkan didalamnya. Membasuh kedua
tapak tangan, kemudian berkumur dan membersihkan hidung (menghirup dan
menghembuskannya) merupakan tiga sunnah yang mesti dilakukan, jangan pernah
ditinggal. Agar terhindar dari covid-19, mereka yang non muslim juga bisa
melakukan tiga tips ini dalam keseharian. Karena menurut penelitian, masa
inkubasi virus ini di saluran pernafasan berkisar 3-4 jam. Dengan wudhu
insyaAllah seorang muslim akan selamat dari virus apa pun, baik yang menyerang
fisik maupun virus yang menyerang hati, semisal sombong, hasad, dan riya.

Keempat, jaga kebersihan fisik
dan rohani. Hal ini disarikan dari sunnah fi’ly Nabi SAW dan perkataan
ulama-ulama  hikmah. Mereka mengatakan
“kebersihan itu merupakan bagian dari Iman”. “Allah menyukai orang-orang yang
membersihkan diri”. Kebersihan fisik meliputi kebersihan jasmani, pakaian,
makanan dan lingkungan. Dengan mempertahankan kebersihan keempatnya maka virus
dan penyakit  akan susah untuk menyerang.
Sementara kebersihan rohani adalah menjaga hati agar tidak terkontaminasi
penyakit-penyakit rohani yang meliputi: sifat marah, dengki, iri hati, sombong
dan lain sebagainya.

Kelima perbanyak membaca
sholawat. Sebab Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang bershalawat
kepadaku sekali, maka Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali.” (HR
Muslim, Abu Dawud, Tirmidzi, dan Nasa’i). Kalau Allah sudah bershalawat kepada
seseorang maka ke mana pun dia melangkah, insyaAllah pasti selamat.

Kita semua berharap, dengan
melakukan ikhtiar-ikhtiar tersebut, semoga bangsa ini segera terbebas dari
serangan covid-19, dan kita semua bisa menang melawannya. Aamiinn…

(Dosen Prodi Ilmu Pemerintahan
FISIP Universitas Palangka Raya)

Exit mobile version