â€Kantormu masih ada? Tidak hilang?â€
Itulah pertanyaan saya kepada teman baik saya
di Beijing. Ia pemilik beberapa perusahaan. Kantornya di banyak kota: Beijing,
Shanghai, Hangzhou, dan Nanchang.
Senin kemarin ia mulai masuk kantor. Dan memang
Senin itu semua perusahaan di Tiongkok sudah boleh bekerja.
â€Kantor saya masih ada. Masih sama,†jawabnya.
Tiga bulan ia tidak melihat kantornya itu. Hari
ini sudah hari keempat ia masuk kantor lagi.
Kota sudah kembali ramai.
Tanda-tanda lockdown sudah disingkirkan. Pesawat mulai
terbang. Kereta bawah tanah kembali beroperasi. Jalan-jalan tol sementara
digratiskan.
Keluarga dokter/perawat yang sakit atau
meninggal dapat santunan. Jumlahnya tidak perlu saya sebutkan –hanya
menimbulkan kecemburuan.
Teman saya itu sudah hampir tiga bulan hanya di dalam rumah. Sejak
Covid-19 mewabah di Tiongkok.
Senin sore lalu ia terbang ke Nanchang, ibu
kota Provinsi Jiangxi. Itulah provinsi tetangga Hubei, yang ibu kotanya Wuhan.
â€Kantor saya di Nanchang masih utuh,†guraunya.
Yang saya ikut bahagia, selama tiga bulan itu
ia tidak pernah sakit. Umurnya kini 55 tahun.
Istrinya juga tidak pernah sakit. Demikian juga
putri serta menantunya.
â€Apakah itu karena Anda minum banyak vitamin?â€
tanya saya.
â€Tidak,†jawabnya.
â€Sama sekali?†tanya saya lagi. Setengah tidak
percaya.
â€Tidak sama sekali,†jawab istrinya.
â€Kenapa? Tidakkah itu overconfident?†tanya saya
lagi.
Ia tidak menjawab pertanyaan saya yang terakhir
itu. Istrinya juga diam.
Sang istri lantas mengirim WeChat ke saya.
Isinya: screenshoot kutipan
asli kata-kata seorang dokter di sana.
â€Pak Dahlan tahu siapa dokter Zhang Wenhong
kan?†tanyanyi.
â€Tentu saja saya tahu. Semua orang tahu nama
itu,†jawab saya.
â€Ya itulah kata-katanya. Kita semua ikut apa
saja yang dikatakan dokter Zhang Wenhong,†jawabnyi.
Apa yang dikatakannya?
Lihatlah screenshoot di bawah ini:
Artinya: Banyak minum air, minum susu, makan
telur ayam, banyak tidur, dan tidak keluar rumah. Di Tiongkok kata-kata dokter
Zhang sudah dianggap seperti fatwa ulama.
Itulah dokter ahli virus termuka di Tiongkok.
Umurnya 51 tahun. Kelahiran Wenzhou –kota pantai di seberang Taipei.
Dokter Zhang lulusan Fakultas Kedokteran Fudan
University, Shanghai. Ia juga pernah kuliah di, ehm…Harvard Medical
School, Boston, Amerika.
Kini dokter Zhang Wenhong menjabat ketua
departemen penyakit menular di Huashan Hospital, Shanghai. Nama Zhang Wenhong
melangit sejak Januari lalu. Yakni ketika wabah Covid-19 kian serius di Wuhan.
Waktu itu ia memerlukan lebih banyak dokter
lagi yang harus ke garis depan: mengatasi wabah Covid-19. Berarti harus lebih
banyak lagi dokter Shanghai yang harus ditugaskan terjun ke Wuhan.
Itu untuk menggantikan â€pasukan†gelombang
pertama. Dokter Zhang tahu perasaan para dokter yang ditugaskan ke sana itu.
Maka dokter Zhang mengeluarkan kata-kata keras.
â€Kita tidak seharusnya mengingkari tanggung jawab kita kepada rakyat. Saya tidak
peduli kalian suka atau tidak suka dengan tugas ini. Saya tidak peduli kalian
melakukannya dengan sepenuh hati atau terpaksa. Pokoknya jalankan.â€
Video pidatonya itu langsung viral. Ditonton
puluhan juta netizen di Tiongkok.
Dokter Zhang Wenhong langsung jadi media darling.
Ia memang dikenal sebagai dokter yang IQ dan
EQ-nya sama-sama tinggi. Pinter, ahli, pandai berkomunikasi, dan mau melayani
pertanyaan dari publik di seputar Covid-19.
â€Fatwaâ€-nya tadi adalah jawaban dari salah satu
pertanyaan masyarakat. Yakni tentang perlukah minum tambahan vitamin. Dokter
Zhang Wenhong tidak memasukkannya dalam â€fatwaâ€-nya.
Ia sangat menekankan â€jangan keluar rumahâ€.
Itulah satu-satunya cara untuk memutus penularan. Kalau semua orang disiplin
tidak keluar rumah, Covid-19 teratasi dalam dua bulan.
Dokter Zhang Wenhong tidak hanya diidolakan
publik seluruh Tiongkok. Anak buahnya pun sangat mencintainya. â€Beliau suka
membina dokter-dokter muda. Sampai-sampai kami memanggil beliau Papa Zhang,â€
ujar staf di rumah sakit itu.
Orang Shanghai pun merasa aman dengan adanya
Dokter Zhang. Jumlah penderita Covid-19 di Shanghai sangat kecil –dibanding
ukuran dan kepadatan penduduknya.
Di Shanghai hanya 509 yang terkena Covid-19 dan
hanya 5 orang yang meninggal. Di Shanghai 95 persen pasien Covid-19 berhasil
disembuhkan.
Bandingkan dengan New York: 67.000 yang terkena
dan 1.300 lebih yang meninggal. Begitu pentingnya sosok Zhang di Shanghai
sampai ada yang bersikap berlebihan.
â€Silakan semua dokter Shanghai dikirim ke
Wuhan, asal dokter Zhang tetap di sini,†komentar salah satu netizen.
Selalu muncul pahlawan rakyat di tengah setiap
kesulitan. Umumnya dari mereka yang berbuat sesuatu dengan ikhlas –tanpa
peduli dengan citra.(***)