33.2 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Bersahabat dengan Matematika, Butuh Peraga Konkret agar Mudah Paham

Belajar
dari rumah alias study from home punya banyak cerita. Tak sedikit orang tua
yang mengeluh karena si kecil sulit diajari. Apalagi menyangkut matematika.

Orang
tua menjadi wakil guru di rumah selama masa pembelajaran daring akibat pandemi
ini. Sstt.., ada yang bilang, lebih sulit mengajari anak sendiri daripada anak
orang lain. Pembelajaran sering buntu. ”Anak sulit memahami rumus atau soal,
sementara orang tua merasa penjelasannya sudah jelas,” kata Ahmad Muhibbullah,
guru matematika kelas IV Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya. Alhasil,
matematika jadi momok bukan hanya untuk anak, melainkan juga ortu.

Muhib,
sapaan akrabnya, menyatakan, yang jadi masalah biasanya bukan pemahaman anak,
melainkan gaya ortu dalam menjelaskan materi. Banyak ayah dan ibu yang
mengikuti pola pengajaran klasik. ”Cara berpikir anak SD masih konkret. Mereka
butuh contoh yang bisa dilihat langsung,” lanjutnya. Dia menyarankan, orang tua
menyediakan peraga dari benda yang ada di rumah.

Baca Juga :  Lakukan 5 Langkah Sederhana Ungkapkan Rasa Cinta Untuk Si Dia

Misalnya,
ketika menjelaskan tentang pecahan. Menurut dia, anak tidak akan paham jika
langsung dihadapkan dengan simbol. ”Misal, untuk pecahan 1/2, ayah bisa
mencontohkan satu donat yang dibagi dua,” kata Muhib. Penjumlahan bisa
diselesaikan dengan sempoa. Untuk perkalian, anak bisa diajak bermain melompat
di lantai. Tiap satu ubin mewakili kelipatan satu dan seterusnya.

Alumnus
Universitas Negeri Surabaya itu menyatakan, cara tersebut relatif ampuh membuat
anak tertarik belajar. Konsep pun mudah masuk. ”Setelah itu, barulah anak
diajak menyelesaikan soal. Orang tua bisa sekaligus mengecek pemahaman anak,”
lanjut Muhib. Jika pemahaman anak kuat, soal pun mudah ”dilibas”.

Salah
satu tantangan belajar dari rumah adalah ”beda jalur”. Jawaban sama-sama benar,
tetapi langkah penyelesaian orang tua dan anak berbeda. ”Sebenarnya, nggak
masalah karena di matematika, soal bisa dipecahkan di beberapa cara. Tinggal
pilih yang gampang menurut yang mengerjakan soal,” kata Muhib. Untuk
mengantisipasi hal itu, guru umumnya sudah menyiapkan sumber belajar dan kunci
jawaban yang ”luas”.

Baca Juga :  Wow…Binance Gelar Turnamen Esports di Asia dengan Hadiah Rp500 Juta

Belajar
dari rumah alias study from home punya banyak cerita. Tak sedikit orang tua
yang mengeluh karena si kecil sulit diajari. Apalagi menyangkut matematika.

Orang
tua menjadi wakil guru di rumah selama masa pembelajaran daring akibat pandemi
ini. Sstt.., ada yang bilang, lebih sulit mengajari anak sendiri daripada anak
orang lain. Pembelajaran sering buntu. ”Anak sulit memahami rumus atau soal,
sementara orang tua merasa penjelasannya sudah jelas,” kata Ahmad Muhibbullah,
guru matematika kelas IV Sekolah Alam Insan Mulia (SAIM) Surabaya. Alhasil,
matematika jadi momok bukan hanya untuk anak, melainkan juga ortu.

Muhib,
sapaan akrabnya, menyatakan, yang jadi masalah biasanya bukan pemahaman anak,
melainkan gaya ortu dalam menjelaskan materi. Banyak ayah dan ibu yang
mengikuti pola pengajaran klasik. ”Cara berpikir anak SD masih konkret. Mereka
butuh contoh yang bisa dilihat langsung,” lanjutnya. Dia menyarankan, orang tua
menyediakan peraga dari benda yang ada di rumah.

Baca Juga :  Lakukan 5 Langkah Sederhana Ungkapkan Rasa Cinta Untuk Si Dia

Misalnya,
ketika menjelaskan tentang pecahan. Menurut dia, anak tidak akan paham jika
langsung dihadapkan dengan simbol. ”Misal, untuk pecahan 1/2, ayah bisa
mencontohkan satu donat yang dibagi dua,” kata Muhib. Penjumlahan bisa
diselesaikan dengan sempoa. Untuk perkalian, anak bisa diajak bermain melompat
di lantai. Tiap satu ubin mewakili kelipatan satu dan seterusnya.

Alumnus
Universitas Negeri Surabaya itu menyatakan, cara tersebut relatif ampuh membuat
anak tertarik belajar. Konsep pun mudah masuk. ”Setelah itu, barulah anak
diajak menyelesaikan soal. Orang tua bisa sekaligus mengecek pemahaman anak,”
lanjut Muhib. Jika pemahaman anak kuat, soal pun mudah ”dilibas”.

Salah
satu tantangan belajar dari rumah adalah ”beda jalur”. Jawaban sama-sama benar,
tetapi langkah penyelesaian orang tua dan anak berbeda. ”Sebenarnya, nggak
masalah karena di matematika, soal bisa dipecahkan di beberapa cara. Tinggal
pilih yang gampang menurut yang mengerjakan soal,” kata Muhib. Untuk
mengantisipasi hal itu, guru umumnya sudah menyiapkan sumber belajar dan kunci
jawaban yang ”luas”.

Baca Juga :  Wow…Binance Gelar Turnamen Esports di Asia dengan Hadiah Rp500 Juta

Terpopuler

Artikel Terbaru