26.6 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Makin Sehat tanpa Menambah Sampah

Tren
gaya hidup ramah lingkungan kian diminati. Alasannya, tak mau merasa bersalah
karena membuang sampah plastik maupun bahan pangan. Selain itu, kualitas hidup
bisa semakin baik.

Noer
Ratih Anggraeni memilih beberapa item bahan pangan di Mamaramah Eco Bulk Store
Rabu (23/9). Ibu tiga anak itu lantas mengambil dua varian tea flower.
Masing-masing 10 gram rose bud dan 5 gram butterfly pea atau bunga telang.
Keduanya dimasukkan ke paper bag mini. Dia juga mengambil extra virgin coconut
oil yang dikemas dalam botol kaca berukuran 225 gram. Untuk belanjaan lain, ada
sirup jahe dan bubuk kaldu ayam.

Ratih
pergi ke eco store saat stok bahan pangan di dapur habis. Dia lebih sreg dengan
konsep toko yang ramah lingkungan. ’’Aku juga merasa terbantu karena semua
bahan yang dibeli bisa ditakar sendiri sesuai kebutuhan. Jadi, nggak sampai
kebanyakan, bersisa, dan dibuang,’’ ujarnya.

Pola
hidup zero waste dilakoninya sejak empat tahun lalu. Alasan utamanya, dia ingin
ikut ambil bagian untuk mengurangi limbah plastik maupun limbah pangan rumah
tangga. Perempuan yang pernah menjadi anggota Komunitas Organik Indonesia (KOI)
itu juga meniatkan diri untuk memperbaiki kualitas hidup dengan mengonsumsi
bahan-bahan yang lebih sehat serta natural. ’’Ya sesekali masih jajan di luar
sih,’’ imbuhnya. ’’Saya juga membiasakan hal yang sama ke suami dan anak,’’
lanjutnya.

Hal
serupa dilakukan Nadya Qisthi Diadasa. Alumnus geografi lingkungan dari UGM itu
tidak pernah alpa membawa tas belanja, kontainer, hingga botol dan stoples kaca
sendiri. Gaya hidup natural dianggap lebih sesuai dengan dirinya yang
vegetarian. ’’Paling nggak sebulan sekali belanja di eco store. Aku jadi nggak
merasa bersalah karena tidak membuang sisa bahan pangan dan nggak lagi nyampah
plastik,’’ ujarnya.

Baca Juga :  MTs Annur Raih Lima Piala di MTQ Kota

Ogi Dhaneswari
Dara Ninggar, penggagas Mamaramah Eco Bulk Store, mengungkapkan, salah satu
misi utamanya adalah mengubah kebiasaan hedon masyarakat saat berbelanja. Di
toko yang didesain ramah lingkungan, setiap orang membeli apa pun dengan jumlah
sesuai kebutuhannya. Tidak lebih. ’’Saya sendiri bikin ini tepat saat
peringatan Hari Bumi, 22 April 2019. Saya memang pengin kasih hadiah untuk
bumi,’’ ungkap alumnus DKV UK Petra itu.

Keinginan
yang sama diungkapkan Eva Bachtiar dan Lydia Hapsari. Mereka mendirikan
Alang-Alang Zero Waste Store untuk mewadahi masyarakat yang memiliki gaya hidup
serupa. ’’Pembeli di sini harus membawa tas belanja sendiri,’’ ujar Eva.

Menurut
Eva, market dari toko ramah lingkungan memang sangat spesifik. Meski begitu,
pelanggan yang berbelanja di Alang-Alang Zero Waste Store cukup banyak. Bahkan,
trennya meningkat. ’’Biasanya pas weekend banyak banget. Namun, sejak pandemi,
toko sempat tutup lima bulan untuk offline. Yang delivery jalan terus,’’
lanjutnya.

Meski
tidak berbelanja, pelanggan bisa ngedrop sampah. Selain itu, pelanggan bisa
ngedrop baju yang tidak terpakai. Nanti baju-baju itu diolah menjadi sesuatu
yang layak dan dijual kembali di toko. ’’Ada juga drop boks elektronik,’’
ujarnya.

Baca Juga :  JFW 2021 Hadirkan 'Tribute to Barli Asmara' Sebagai Penghargaan

APA
ECO BULK STORE?

Tidak
menjual dan menyediakan kemasan plastik. Bagi yang lupa membawa tas belanja
sendiri, sudah disediakan cassava bag berbahan saripati singkong. Atau paper
bag yang bisa dibeli untuk membungkus belanjaan.

Sering
juga disebut dengan istilah zero waste shop karena memang mendukung gerakan
hidup nol sampah.

Barang
yang sudah dibeli ditimbang terlebih dahulu. Harga barang yang dibeli dihitung
berdasar jumlah atau beratnya dalam gram (berat stoples atau botol tidak
dihitung, jadi benar-benar dihitung isinya saja).

Mayoritas
barang yang dijual disuplai oleh artisan lokal dan UMKM lokal.

Tidak
memberikan struk belanja kepada konsumen. Struk akan dikirim lewat e-mail
(paperless).

TIP
BELANJA DI ECO BULK STORE

Membawa
kantong belanja, stoples, botol, atau kontainer belanja sendiri.

Bawa
daftar barang atau kebutuhan apa saja yang perlu dibeli agar tidak kalap.

Ambil
dan takar barang sesuai dengan kebutuhan sebelum ditimbang.

Jangan
sungkan bertanya kepada penjual, apa yang bisa dicicipi sebelum dibeli. Sebab,
beberapa disediakan untuk tester.

Jangan
lupa bayar belanjaan yang sudah ditimbang. Lebih baik pakai pembayaran digital
atau nontunai. Tapi, tunai pun tak apa-apa. Asal jangan kasbon alias ngutang.
Hehehe.

Tren
gaya hidup ramah lingkungan kian diminati. Alasannya, tak mau merasa bersalah
karena membuang sampah plastik maupun bahan pangan. Selain itu, kualitas hidup
bisa semakin baik.

Noer
Ratih Anggraeni memilih beberapa item bahan pangan di Mamaramah Eco Bulk Store
Rabu (23/9). Ibu tiga anak itu lantas mengambil dua varian tea flower.
Masing-masing 10 gram rose bud dan 5 gram butterfly pea atau bunga telang.
Keduanya dimasukkan ke paper bag mini. Dia juga mengambil extra virgin coconut
oil yang dikemas dalam botol kaca berukuran 225 gram. Untuk belanjaan lain, ada
sirup jahe dan bubuk kaldu ayam.

Ratih
pergi ke eco store saat stok bahan pangan di dapur habis. Dia lebih sreg dengan
konsep toko yang ramah lingkungan. ’’Aku juga merasa terbantu karena semua
bahan yang dibeli bisa ditakar sendiri sesuai kebutuhan. Jadi, nggak sampai
kebanyakan, bersisa, dan dibuang,’’ ujarnya.

Pola
hidup zero waste dilakoninya sejak empat tahun lalu. Alasan utamanya, dia ingin
ikut ambil bagian untuk mengurangi limbah plastik maupun limbah pangan rumah
tangga. Perempuan yang pernah menjadi anggota Komunitas Organik Indonesia (KOI)
itu juga meniatkan diri untuk memperbaiki kualitas hidup dengan mengonsumsi
bahan-bahan yang lebih sehat serta natural. ’’Ya sesekali masih jajan di luar
sih,’’ imbuhnya. ’’Saya juga membiasakan hal yang sama ke suami dan anak,’’
lanjutnya.

Hal
serupa dilakukan Nadya Qisthi Diadasa. Alumnus geografi lingkungan dari UGM itu
tidak pernah alpa membawa tas belanja, kontainer, hingga botol dan stoples kaca
sendiri. Gaya hidup natural dianggap lebih sesuai dengan dirinya yang
vegetarian. ’’Paling nggak sebulan sekali belanja di eco store. Aku jadi nggak
merasa bersalah karena tidak membuang sisa bahan pangan dan nggak lagi nyampah
plastik,’’ ujarnya.

Baca Juga :  MTs Annur Raih Lima Piala di MTQ Kota

Ogi Dhaneswari
Dara Ninggar, penggagas Mamaramah Eco Bulk Store, mengungkapkan, salah satu
misi utamanya adalah mengubah kebiasaan hedon masyarakat saat berbelanja. Di
toko yang didesain ramah lingkungan, setiap orang membeli apa pun dengan jumlah
sesuai kebutuhannya. Tidak lebih. ’’Saya sendiri bikin ini tepat saat
peringatan Hari Bumi, 22 April 2019. Saya memang pengin kasih hadiah untuk
bumi,’’ ungkap alumnus DKV UK Petra itu.

Keinginan
yang sama diungkapkan Eva Bachtiar dan Lydia Hapsari. Mereka mendirikan
Alang-Alang Zero Waste Store untuk mewadahi masyarakat yang memiliki gaya hidup
serupa. ’’Pembeli di sini harus membawa tas belanja sendiri,’’ ujar Eva.

Menurut
Eva, market dari toko ramah lingkungan memang sangat spesifik. Meski begitu,
pelanggan yang berbelanja di Alang-Alang Zero Waste Store cukup banyak. Bahkan,
trennya meningkat. ’’Biasanya pas weekend banyak banget. Namun, sejak pandemi,
toko sempat tutup lima bulan untuk offline. Yang delivery jalan terus,’’
lanjutnya.

Meski
tidak berbelanja, pelanggan bisa ngedrop sampah. Selain itu, pelanggan bisa
ngedrop baju yang tidak terpakai. Nanti baju-baju itu diolah menjadi sesuatu
yang layak dan dijual kembali di toko. ’’Ada juga drop boks elektronik,’’
ujarnya.

Baca Juga :  JFW 2021 Hadirkan 'Tribute to Barli Asmara' Sebagai Penghargaan

APA
ECO BULK STORE?

Tidak
menjual dan menyediakan kemasan plastik. Bagi yang lupa membawa tas belanja
sendiri, sudah disediakan cassava bag berbahan saripati singkong. Atau paper
bag yang bisa dibeli untuk membungkus belanjaan.

Sering
juga disebut dengan istilah zero waste shop karena memang mendukung gerakan
hidup nol sampah.

Barang
yang sudah dibeli ditimbang terlebih dahulu. Harga barang yang dibeli dihitung
berdasar jumlah atau beratnya dalam gram (berat stoples atau botol tidak
dihitung, jadi benar-benar dihitung isinya saja).

Mayoritas
barang yang dijual disuplai oleh artisan lokal dan UMKM lokal.

Tidak
memberikan struk belanja kepada konsumen. Struk akan dikirim lewat e-mail
(paperless).

TIP
BELANJA DI ECO BULK STORE

Membawa
kantong belanja, stoples, botol, atau kontainer belanja sendiri.

Bawa
daftar barang atau kebutuhan apa saja yang perlu dibeli agar tidak kalap.

Ambil
dan takar barang sesuai dengan kebutuhan sebelum ditimbang.

Jangan
sungkan bertanya kepada penjual, apa yang bisa dicicipi sebelum dibeli. Sebab,
beberapa disediakan untuk tester.

Jangan
lupa bayar belanjaan yang sudah ditimbang. Lebih baik pakai pembayaran digital
atau nontunai. Tapi, tunai pun tak apa-apa. Asal jangan kasbon alias ngutang.
Hehehe.

Terpopuler

Artikel Terbaru