28.6 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

Tak Takut dengan Corona, Wanita Malam di Mahir Mahar Malah Tawarkan L

Waktu
baru menunjukkan pukul 23:00 WIB, jalanan Kota Palangka Raya tampak basah
karena guyuran hujan ringan sejak sore hari. Kendaraan roda dua maupun roda
empat  pun masih terlihat lalu-lalang. Meski
intensitas keramaian kota sudah berlahan berkurang, namun situasi itu tak
menyurutkan perempuan malam menaruh harapan sedikit rejeki dari pinggiran Jalan
Mahir Mahar.

 

PROKALTENG.COMereka adalah para pekerja seks komersil (PSK). Ya, perempuan
yang dengan sengaja menjajakan diri kepada lelaki hidung belang. Tak hanya mudah
dijumpai di lokalisasi Bukit Sungkai Km 12 Jalan Tjilik Riwut Kota
Palangka Raya saja, ternyata di Jalan lintas lingkar luar atau Jalan Mahir
Mahar dengan gamblang tersaji di setiap warung kopi.

Penelusuran tim prokalteng.co, Kamis (5/11) kembali bergerak
menuju lokasi tersebut. Hampir sebagian besar keberadaan warung kopi di jalan
tersebut, dihiasi wajah-wajah perempuan malam dengan polesan make up
tebal.  Balutan pakaian nan seksi serba
minimalis, selalu mencuri perhatian bagi siapa saja yang melintas. Apalagi
singgah.

Yang
sempat menjadikan kaget,  j
ika sebelumnya wanita malam di eks lokalisasi Bukit Sungkai berani
memberikan tawaran bercinta lima lawan satu, kali ini sungguh berbeda. Saat tim
singgah di salah satu warung kopi yang diduga dijadikan sebagai tempat
esek-esek itu, tanpa basa-basi perempuan-perempuan malam  di sana langsung menawarkan layanan kamar. Bahkan
dengan enteng berucap bisa melayani hasrat lelaki hidung belang sampai dengan
hamil.

Baca Juga :  Cegah Klaster Tempat Umum, Tes Acak Hingga Vaksinasi

 

Sambil menikmati hangatnya kopi
hitam yang disajikan,
 tim prokalteng.co
mencoba menggali informasi lebih jauh lagi terhadap layanan kamar yang
disediakan.

“Dingin juga ya cuaca malam
ini,” pancing rekan tim sambil menunggu pesanan kopinya.

Seorang perempuan  dengan santai menimpali ucapan tim.

“Ya dingin cuacanya oleh
hujan.  Makanya saya juga sambil ngopi
nih, biar badan hangat,” jawabnya.

Pesanan kopi hitam telah datang,
wanita yang menggunakan pakaian minimalis warna pink menyajikan kopi di atas
meja, langsung membuka obrolan santai kepada tim.

“Dari mana tadi, kok
malam-malam begini keluar,” singkatnya bertanya.

“Dari rumah aja, sekalian mau
cari minuman hangat karena cuacanya dingin jadi bikin ngantuk.   Makanya kita pesan kopi,” sahut salah
satu rekan tim.

“Sama. Kami juga mencari yang
hangat-hangat,” balas wanita berambut pirang.

Suasana malam itu memang cukup
sunyi.  Tidak ada musik yang terdengar di
warung itu.  Bahkan suara katak dari
bawah bangunan warung itupun terdengar jelas. Malam semakin larut, kopi yang
diseruput sedikit demi sedikit pun mulai  surut.

 Sebungkus kacang kulit menjadi cemilan bersama
menemani canda dan tawa malam itu. Kedua wanita di warung tersebut pun larut
dalam candaan tim.

Baca Juga :  dr Djono : Dahulu Pengobatan Dibayar Kayu Ulin, Rotan, dan Sayuran

Disinggung soal  virus Corona atau Covid-19, sepertinya bukan
hal yang menakutkan bagi mereka berdua.

“Ya kadang-kadang ramai juga,
kadang ya begini. Enggak ada Corona di sini,” jawabnya ringan.

“Emang enggak takut sama
Corona?,” tanya tim.

“Kami justru kakut sama
kolorna,” sahut wanita yang mengaku tinggal di Jalan G.Obos seraya
tertawa.

Soal harga yang ditawarkan sekali
layanan yang diberikan, berbeda dengan harga yang ada di Pal 12. Pasalnya, wanita
malam tersebut hanya memasang harga 250 ribu rupiah untuk sekali main.

“Masuk kamar cukup 250 ribu
saja,” ujarnya.

Seketikan tim menolak secara halus
dan kembali bertanya, tentang harga 250 ribu tersebut.

“250 itu sekali saja
kah?,” tanya ari tim.

Sambil berdiri seakan ingin
memperlihatkan lekukan tubuhnya, wanita berperawakan kurus itu pun menjawab
dengan sedikit manja. “Sekali, sampai hamil,” ujarnya seraya tersenyum.

“Ini malah luar biasa servisnya,
sampai hamil,” celetuk rekan kami yang ikut tertawa.

Malam kian larut.  Hujan pun mulai reda. Sajian kopi dan mie
instan habis, akhirnya tim memutuskan untuk berpindah lokasi. “Kami pamit
dulu ya, terima kasih banyak untuk kopinya,” tutup tim berpamitan. 

Waktu
baru menunjukkan pukul 23:00 WIB, jalanan Kota Palangka Raya tampak basah
karena guyuran hujan ringan sejak sore hari. Kendaraan roda dua maupun roda
empat  pun masih terlihat lalu-lalang. Meski
intensitas keramaian kota sudah berlahan berkurang, namun situasi itu tak
menyurutkan perempuan malam menaruh harapan sedikit rejeki dari pinggiran Jalan
Mahir Mahar.

 

PROKALTENG.COMereka adalah para pekerja seks komersil (PSK). Ya, perempuan
yang dengan sengaja menjajakan diri kepada lelaki hidung belang. Tak hanya mudah
dijumpai di lokalisasi Bukit Sungkai Km 12 Jalan Tjilik Riwut Kota
Palangka Raya saja, ternyata di Jalan lintas lingkar luar atau Jalan Mahir
Mahar dengan gamblang tersaji di setiap warung kopi.

Penelusuran tim prokalteng.co, Kamis (5/11) kembali bergerak
menuju lokasi tersebut. Hampir sebagian besar keberadaan warung kopi di jalan
tersebut, dihiasi wajah-wajah perempuan malam dengan polesan make up
tebal.  Balutan pakaian nan seksi serba
minimalis, selalu mencuri perhatian bagi siapa saja yang melintas. Apalagi
singgah.

Yang
sempat menjadikan kaget,  j
ika sebelumnya wanita malam di eks lokalisasi Bukit Sungkai berani
memberikan tawaran bercinta lima lawan satu, kali ini sungguh berbeda. Saat tim
singgah di salah satu warung kopi yang diduga dijadikan sebagai tempat
esek-esek itu, tanpa basa-basi perempuan-perempuan malam  di sana langsung menawarkan layanan kamar. Bahkan
dengan enteng berucap bisa melayani hasrat lelaki hidung belang sampai dengan
hamil.

Baca Juga :  Cegah Klaster Tempat Umum, Tes Acak Hingga Vaksinasi

 

Sambil menikmati hangatnya kopi
hitam yang disajikan,
 tim prokalteng.co
mencoba menggali informasi lebih jauh lagi terhadap layanan kamar yang
disediakan.

“Dingin juga ya cuaca malam
ini,” pancing rekan tim sambil menunggu pesanan kopinya.

Seorang perempuan  dengan santai menimpali ucapan tim.

“Ya dingin cuacanya oleh
hujan.  Makanya saya juga sambil ngopi
nih, biar badan hangat,” jawabnya.

Pesanan kopi hitam telah datang,
wanita yang menggunakan pakaian minimalis warna pink menyajikan kopi di atas
meja, langsung membuka obrolan santai kepada tim.

“Dari mana tadi, kok
malam-malam begini keluar,” singkatnya bertanya.

“Dari rumah aja, sekalian mau
cari minuman hangat karena cuacanya dingin jadi bikin ngantuk.   Makanya kita pesan kopi,” sahut salah
satu rekan tim.

“Sama. Kami juga mencari yang
hangat-hangat,” balas wanita berambut pirang.

Suasana malam itu memang cukup
sunyi.  Tidak ada musik yang terdengar di
warung itu.  Bahkan suara katak dari
bawah bangunan warung itupun terdengar jelas. Malam semakin larut, kopi yang
diseruput sedikit demi sedikit pun mulai  surut.

 Sebungkus kacang kulit menjadi cemilan bersama
menemani canda dan tawa malam itu. Kedua wanita di warung tersebut pun larut
dalam candaan tim.

Baca Juga :  dr Djono : Dahulu Pengobatan Dibayar Kayu Ulin, Rotan, dan Sayuran

Disinggung soal  virus Corona atau Covid-19, sepertinya bukan
hal yang menakutkan bagi mereka berdua.

“Ya kadang-kadang ramai juga,
kadang ya begini. Enggak ada Corona di sini,” jawabnya ringan.

“Emang enggak takut sama
Corona?,” tanya tim.

“Kami justru kakut sama
kolorna,” sahut wanita yang mengaku tinggal di Jalan G.Obos seraya
tertawa.

Soal harga yang ditawarkan sekali
layanan yang diberikan, berbeda dengan harga yang ada di Pal 12. Pasalnya, wanita
malam tersebut hanya memasang harga 250 ribu rupiah untuk sekali main.

“Masuk kamar cukup 250 ribu
saja,” ujarnya.

Seketikan tim menolak secara halus
dan kembali bertanya, tentang harga 250 ribu tersebut.

“250 itu sekali saja
kah?,” tanya ari tim.

Sambil berdiri seakan ingin
memperlihatkan lekukan tubuhnya, wanita berperawakan kurus itu pun menjawab
dengan sedikit manja. “Sekali, sampai hamil,” ujarnya seraya tersenyum.

“Ini malah luar biasa servisnya,
sampai hamil,” celetuk rekan kami yang ikut tertawa.

Malam kian larut.  Hujan pun mulai reda. Sajian kopi dan mie
instan habis, akhirnya tim memutuskan untuk berpindah lokasi. “Kami pamit
dulu ya, terima kasih banyak untuk kopinya,” tutup tim berpamitan. 

Terpopuler

Artikel Terbaru