26.3 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Perkuat Mitigasi, Minta Kejujuran Klien

Salah satu rintangan terberat dalam
penyelenggaraan resepsi adalah mengatur tamu. Ketegasan jadi kunci wedding
organizer agar protokol kesehatan benar-benar dijalankan sesuai prosedur.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

SEPERTI kebanyakan wedding organizer (WO), Sang
Manten harus menunda banyak penyelenggaraan resepsi pernikahan. Sejak pandemi
Covid-19 dan pemberlakuan jaga jarak sosial dan fisik, otomatis, banyak pasangan
yang menjadwal ulang “selebrasi” setelah melangsungkan akad nikah.

Owner Sang Manten Ihda Fithriyana menjelaskan,
fase new normal memang memberikan angin segar kepada pengusaha WO seperti
dirinya. Mengingat sudah hampir empat bulan, sejak pemberlakukan social
distancing, pihaknya hanya bisa menyelenggarakan sejumlah akad nikah sesuai
protokol kesehatan. Sementara resepsi, sama sekali tidak ada kegiatan.

“Sebenarnya di Juni ini jadwal kami full. Namun
semua di-pending ke Juli dan Oktober. Namun, itu juga belum pasti,” kata
Fithri, beberapa hari lalu (28/6).

Selain dari pihak WO, keraguan mengadakan
resepsi di fase new normal datang dari klien. Masing-masing pihak benar-benar
masih menunggu keputusan pemerintah, khususnya Pemkot Balikpapan yang telah
memberikan lampu hijau penyelenggaraan resepsi pernikahan di tengah pandemi
setelah simulasi pada Rabu (24/6) lalu.

“Tunggu ada aturannya dulu. Klien pun
demikian,” ucapnya.

Meski begitu, sejumlah persiapan sudah dibuat
Sang Manten. Bahkan sebelum ada simulasi. Sebagai bentuk optimisme dan harapan
jika pandemi berakhir. Salah satunya dengan memperbanyak komunikasi dengan
klien. Mengatur skenario, agar resepsi yang akan dilangsungkan sesuai protokol
kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga :  Rindu Penggemar, Enggan Disebut Legenda Hidup

“Secara umum kami mengikuti setiap perkembangan
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah khususnya terkait pencegahan penularan
Covid-19 ini,” ungkapnya. Dalam prosesnya pula, kru WO wajib bekerja secara
maksimal. Memastikan bahwa semua tamu yang hadir dalam acara mematuhi protokol
kesehatan. Serta siap dalam menjalani prosedur keselamatan bila ditemukan
indikasi atau gejala penularan Covid-19.

“Kami memitigasi setiap hal-hal yang tidak
diinginkan,” tegasnya. Persiapan tentu dilakukan. Pengadaan alat pelindung diri,
memastikan rekanan di katering dan dekorasi juga ikut menjalani protokol
pencegahan penularan Covid-19, hingga meyakinkan klien untuk mematuhi apa yang
telah ditetapkan dalam kontrak. “Kami sangat berharap akan kejujuran klien kami
dalam menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan resepsi,”
katanya.

Ini penting. Karena seperti kebanyakan resepsi,
beberapa hal akan berada di luar kendali WO. Seperti jumlah tamu yang datang
dan acara keluarga di luar kontrak. Karena itu, sejak awal Fithri menekankan
kepada klien untuk benar-benar bisa menentukan siapa dan dari mana tamu yang
diundang.

“Lansia (lanjut usia) dan anak-anak adalah dua
kategori tamu yang kami cegah datang langsung ke resepsi di masa pandemi.
Begitu pula dengan keluarga dari luar daerah,” jelasnya.

Baca Juga :  Kartini, dari Nakhoda Jadi Pendidik Pelaut

Pasangan pengantin juga diminta membuat
undangan dengan jam yang berbeda. Mengurangi terjadinya kerumunan. Memudahkan
penyelenggara untuk mengatur tamu yang datang agar mematuhi protokol pencegahan
Covid-19.

“Tamu yang datang di luar jam yang ditentukan
pun dilarang memasuki lokasi acara,” sebutnya. Bagi keluarga atau tamu yang
tidak diperbolehkan masuk ke lokasi acara, WO akan menyiapkan personel khusus
yang menyiarkan langsung resepsi. Sehingga interaksi antara keluarga yang di
lokasi dengan yang tidak, tetap terjaga.

“Tentu penambahan tugas personel tidak hanya
itu. Yang terpenting bagaimana di protokol pencegahan Covid-nya berlangsung
sesuai prosedur,” sebutnya.  Pengadaan
ruang khusus juga diperlukan. Memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan
penanganan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena itu, venue yang
disarankan dalam resepsi di tengah pandemi diutamakan di gedung atau ballroom
hotel. Namun, Fithri menyebut, pihaknya tetap mengikuti permintaan dari pengantin
dan keluarga.

“Misal maunya indoor
atau outdoor. Atau di rumah, maka akan kami survei dulu. Memastikan kondisi
venue mampu memberikan kami keleluasaan dalam menjalankan protokol kesehatan
Covid-19,” jelasnya.

Salah satu rintangan terberat dalam
penyelenggaraan resepsi adalah mengatur tamu. Ketegasan jadi kunci wedding
organizer agar protokol kesehatan benar-benar dijalankan sesuai prosedur.

 

M RIDHUAN, Balikpapan

 

SEPERTI kebanyakan wedding organizer (WO), Sang
Manten harus menunda banyak penyelenggaraan resepsi pernikahan. Sejak pandemi
Covid-19 dan pemberlakuan jaga jarak sosial dan fisik, otomatis, banyak pasangan
yang menjadwal ulang “selebrasi” setelah melangsungkan akad nikah.

Owner Sang Manten Ihda Fithriyana menjelaskan,
fase new normal memang memberikan angin segar kepada pengusaha WO seperti
dirinya. Mengingat sudah hampir empat bulan, sejak pemberlakukan social
distancing, pihaknya hanya bisa menyelenggarakan sejumlah akad nikah sesuai
protokol kesehatan. Sementara resepsi, sama sekali tidak ada kegiatan.

“Sebenarnya di Juni ini jadwal kami full. Namun
semua di-pending ke Juli dan Oktober. Namun, itu juga belum pasti,” kata
Fithri, beberapa hari lalu (28/6).

Selain dari pihak WO, keraguan mengadakan
resepsi di fase new normal datang dari klien. Masing-masing pihak benar-benar
masih menunggu keputusan pemerintah, khususnya Pemkot Balikpapan yang telah
memberikan lampu hijau penyelenggaraan resepsi pernikahan di tengah pandemi
setelah simulasi pada Rabu (24/6) lalu.

“Tunggu ada aturannya dulu. Klien pun
demikian,” ucapnya.

Meski begitu, sejumlah persiapan sudah dibuat
Sang Manten. Bahkan sebelum ada simulasi. Sebagai bentuk optimisme dan harapan
jika pandemi berakhir. Salah satunya dengan memperbanyak komunikasi dengan
klien. Mengatur skenario, agar resepsi yang akan dilangsungkan sesuai protokol
kesehatan yang ditetapkan pemerintah.

Baca Juga :  Rindu Penggemar, Enggan Disebut Legenda Hidup

“Secara umum kami mengikuti setiap perkembangan
kebijakan yang dikeluarkan pemerintah khususnya terkait pencegahan penularan
Covid-19 ini,” ungkapnya. Dalam prosesnya pula, kru WO wajib bekerja secara
maksimal. Memastikan bahwa semua tamu yang hadir dalam acara mematuhi protokol
kesehatan. Serta siap dalam menjalani prosedur keselamatan bila ditemukan
indikasi atau gejala penularan Covid-19.

“Kami memitigasi setiap hal-hal yang tidak
diinginkan,” tegasnya. Persiapan tentu dilakukan. Pengadaan alat pelindung diri,
memastikan rekanan di katering dan dekorasi juga ikut menjalani protokol
pencegahan penularan Covid-19, hingga meyakinkan klien untuk mematuhi apa yang
telah ditetapkan dalam kontrak. “Kami sangat berharap akan kejujuran klien kami
dalam menyampaikan sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan resepsi,”
katanya.

Ini penting. Karena seperti kebanyakan resepsi,
beberapa hal akan berada di luar kendali WO. Seperti jumlah tamu yang datang
dan acara keluarga di luar kontrak. Karena itu, sejak awal Fithri menekankan
kepada klien untuk benar-benar bisa menentukan siapa dan dari mana tamu yang
diundang.

“Lansia (lanjut usia) dan anak-anak adalah dua
kategori tamu yang kami cegah datang langsung ke resepsi di masa pandemi.
Begitu pula dengan keluarga dari luar daerah,” jelasnya.

Baca Juga :  Kartini, dari Nakhoda Jadi Pendidik Pelaut

Pasangan pengantin juga diminta membuat
undangan dengan jam yang berbeda. Mengurangi terjadinya kerumunan. Memudahkan
penyelenggara untuk mengatur tamu yang datang agar mematuhi protokol pencegahan
Covid-19.

“Tamu yang datang di luar jam yang ditentukan
pun dilarang memasuki lokasi acara,” sebutnya. Bagi keluarga atau tamu yang
tidak diperbolehkan masuk ke lokasi acara, WO akan menyiapkan personel khusus
yang menyiarkan langsung resepsi. Sehingga interaksi antara keluarga yang di
lokasi dengan yang tidak, tetap terjaga.

“Tentu penambahan tugas personel tidak hanya
itu. Yang terpenting bagaimana di protokol pencegahan Covid-nya berlangsung
sesuai prosedur,” sebutnya.  Pengadaan
ruang khusus juga diperlukan. Memudahkan petugas kesehatan untuk melakukan
penanganan jika terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena itu, venue yang
disarankan dalam resepsi di tengah pandemi diutamakan di gedung atau ballroom
hotel. Namun, Fithri menyebut, pihaknya tetap mengikuti permintaan dari pengantin
dan keluarga.

“Misal maunya indoor
atau outdoor. Atau di rumah, maka akan kami survei dulu. Memastikan kondisi
venue mampu memberikan kami keleluasaan dalam menjalankan protokol kesehatan
Covid-19,” jelasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru