26.3 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Solusi Sapi

SAYA rindu Sumba. Sudah tiga tahun tidak ke sana. Sudah seperti apa Sumba Timur. Seperti apa kebun tebu itu –dan pabrik gulanya: apakah sudah beroperasi.

Lebih rindu lagi belakangan ini: Sahabat Disway yang ahli sorgum, sering pamer ke saya: sudah ada kebun sorgum seluas 40 hektare di Sumba Timur. Hah? Ia pun kirim foto-fotonya. Bahkan ada sorgum yang tingginya dua kali badannya.

”Tahun depan sudah bisa 200 hektare,” ujar Nurkholis.

Saya sering rapat dengannya. Dulu. Juga pernah sama-sama ke pedalaman Timor. Dekat perbatasan dengan Timor Leste. Saat itulah dirintis penanaman sorgum di lahan tandus.

Yang di Sumba Timur punya tujuan khusus. Tidak diambil bulir-bulir di untaiannya. Tidak akan bisa menurunkan harga beras di Sumba. Sorgum di Sumba hanya diambil daun dan batangnya: untuk makanan ternak.

Sapi.

Maka harga daging sapi yang akan turun. Pada saatnya. Mungkin 15 tahun lagi. Kalau berhasil.

Baca Juga :  Anton Goei

Yang semoga berhasil itu: program peternakan sapi model Brazil. Atau model Australia. Sapinya dilepas bebas di padang sabana Sumba.

Untuk itu perlu makanan yang cukup. Sumba terlalu kering. Rumput mati di musim kemarau. Sumba punya kemarau yang panjang. Pernah didatangkan rumput dari Brazil. Mati juga.

Nurkholis menyarankan sorgum. Anak Indramayu ini punya pengalaman yang panjang menanam sorgum di lahan Nusa Tenggara Timur. Saran diterima. Mulai dipraktikkan dua tahun lalu. Saat ini sudah penanaman yang keempat. Kesimpulannya: sorgum jadi andalan makanan ternak di proyek besar itu. Khususnya di musim kemarau.

Batang sorgum ditebang di umur 40 hari. Paling lambat 60 hari. Untuk dikeringkan. Batang/daun sorgum kering itulah makanan sapi di musim kering.

Investor peternakan besar ini Anda sudah tahu: PT Asia Beef. Perusahaan dari Brazil. Sudah 25 tahun bergerak di bidang persapian. Nama bosnya: James Jerry Huang. Tionghoa Brazil keturunan Taiwan. Istrinya juga wanita Taiwan.

Baca Juga :  Merdeka Kepundungan

Meski banyak kesulitan Jerry Huang tidak menyerah. Setelah menemukan solusi sorgum Huang kian semangat. Akan terus memperluas sorgumnya. Sampai 200 hektare.

Lahan ternaknya yang kini 850 hektare akan diperluas. Tambah 10.000 hektare lagi. Kebetulan di sebelah lahannya itu tersedia lahan nganggur 10.0000 hektare: milik PTPN 14.

Perusahaan BUMN itu pun membuka diri untuk kerja sama dengan Jerry Huang. Ditandatanganilah kerja sama itu: 30 tahun. PTPN akan dapat bagian 8 persen dari penjualan sapi Asia Beef.

Dengan lahan PTPN itu Jerry Huang punya target: 15.000 sapi akan dilepas liar di Sumba Timur. Sumba paling timur. Lebih timur dari pabrik gula baru milik keluarga Jarum Kudus.

Pada saatnya. Seperti juga di Australia, sapi jantannya akan dikebiri. Akan disediakan pejantan khusus. Tidak semua laki-laki boleh melakukannya.

Sumba pun akan kembali ke era sapi. Suatu hari nanti. (Dahlan Iskan)

SAYA rindu Sumba. Sudah tiga tahun tidak ke sana. Sudah seperti apa Sumba Timur. Seperti apa kebun tebu itu –dan pabrik gulanya: apakah sudah beroperasi.

Lebih rindu lagi belakangan ini: Sahabat Disway yang ahli sorgum, sering pamer ke saya: sudah ada kebun sorgum seluas 40 hektare di Sumba Timur. Hah? Ia pun kirim foto-fotonya. Bahkan ada sorgum yang tingginya dua kali badannya.

”Tahun depan sudah bisa 200 hektare,” ujar Nurkholis.

Saya sering rapat dengannya. Dulu. Juga pernah sama-sama ke pedalaman Timor. Dekat perbatasan dengan Timor Leste. Saat itulah dirintis penanaman sorgum di lahan tandus.

Yang di Sumba Timur punya tujuan khusus. Tidak diambil bulir-bulir di untaiannya. Tidak akan bisa menurunkan harga beras di Sumba. Sorgum di Sumba hanya diambil daun dan batangnya: untuk makanan ternak.

Sapi.

Maka harga daging sapi yang akan turun. Pada saatnya. Mungkin 15 tahun lagi. Kalau berhasil.

Baca Juga :  Anton Goei

Yang semoga berhasil itu: program peternakan sapi model Brazil. Atau model Australia. Sapinya dilepas bebas di padang sabana Sumba.

Untuk itu perlu makanan yang cukup. Sumba terlalu kering. Rumput mati di musim kemarau. Sumba punya kemarau yang panjang. Pernah didatangkan rumput dari Brazil. Mati juga.

Nurkholis menyarankan sorgum. Anak Indramayu ini punya pengalaman yang panjang menanam sorgum di lahan Nusa Tenggara Timur. Saran diterima. Mulai dipraktikkan dua tahun lalu. Saat ini sudah penanaman yang keempat. Kesimpulannya: sorgum jadi andalan makanan ternak di proyek besar itu. Khususnya di musim kemarau.

Batang sorgum ditebang di umur 40 hari. Paling lambat 60 hari. Untuk dikeringkan. Batang/daun sorgum kering itulah makanan sapi di musim kering.

Investor peternakan besar ini Anda sudah tahu: PT Asia Beef. Perusahaan dari Brazil. Sudah 25 tahun bergerak di bidang persapian. Nama bosnya: James Jerry Huang. Tionghoa Brazil keturunan Taiwan. Istrinya juga wanita Taiwan.

Baca Juga :  Merdeka Kepundungan

Meski banyak kesulitan Jerry Huang tidak menyerah. Setelah menemukan solusi sorgum Huang kian semangat. Akan terus memperluas sorgumnya. Sampai 200 hektare.

Lahan ternaknya yang kini 850 hektare akan diperluas. Tambah 10.000 hektare lagi. Kebetulan di sebelah lahannya itu tersedia lahan nganggur 10.0000 hektare: milik PTPN 14.

Perusahaan BUMN itu pun membuka diri untuk kerja sama dengan Jerry Huang. Ditandatanganilah kerja sama itu: 30 tahun. PTPN akan dapat bagian 8 persen dari penjualan sapi Asia Beef.

Dengan lahan PTPN itu Jerry Huang punya target: 15.000 sapi akan dilepas liar di Sumba Timur. Sumba paling timur. Lebih timur dari pabrik gula baru milik keluarga Jarum Kudus.

Pada saatnya. Seperti juga di Australia, sapi jantannya akan dikebiri. Akan disediakan pejantan khusus. Tidak semua laki-laki boleh melakukannya.

Sumba pun akan kembali ke era sapi. Suatu hari nanti. (Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru