28.3 C
Jakarta
Monday, April 29, 2024

Dokter Cerai

Ia dokter. Kaya raya. Dari hasil
prakteknya. Punya tujuh rumah: dua di Kanada, satu di Florida, di Thailand, di
Malaysia dan di negaranya: Singapura. Punya juga pondok di kawasan ski Big
White di dekat Vancouver.

Mobilnya Roll Roys jenis Ghost, Maserati
Grancabrio, Range Rover, Audi 8L, Audi RS7 dan entah bagaimana cara menaikinya.

Tabungannya gendut. Dalam bentuk uang.
Sebanyak sekitar Rp 400 miliar.

Jam tangannya Audemars Piguet berlapis
diamond. 

Ia punya klinik, tempatnya praktek: di
rumah sakit Mount Elizabeth Singapura.

NAMANYA:
Dr Gobinathan Devathasan. 

SPESIALIS:
Ahli saraf. Neurologist. 

STATUS:
Ruwet.

Maksud saya status perkawinannya.

Perkawinan yang mana?

Yang kedua itu. Yang dengan perawat
berumur 19 tahun itu. Yang terjadi di tahun 1984 itu. Saat sang dokter berumur
34 tahun waktu itu.

Perkawinan itu berakhir minggu lalu. Di
pengadilan Vancouver. Saat sang dokter berumur 69 tahun. Dan sang perawat
berumur 55 tahun.

Heboh sekali. Jadi berita besar di
Singapura. Dan di Kanada. Pengadilan yang sama juga mengadili putri pemilik
Huawei Sabrina Meng.

NAMA ISTRI:
Christie. Perawat. Model. Aktif juga di EO.

Seperti juga dokter Gobinathan, Christie
lahir di Singapura. Sekolah di Singapura. Awalnya jadi perawat di RS General
Hospital Singapura (GHS). Tingginya 1,72 cm. Rambutnya hitam. Matanya
kehijauan.

 

Itulah rupanya yang membuat dokter
Gobinathan kepincut. Saat ia menangani pasien di RS tersebut.

Waktu itu sang dokter sudah beristeri.
Punya satu anak. Christie juga sudah kawin. Belum punya anak.

Mereka saling terpikat. 

Sang perawat berhenti jadi perawat. Lalu
cerai dengan suaminya. Hamil bersama sang dokter. Melahirkan anak laki-laki.

Christie membesarkan anak itu sendirian.
Tanpa status menikah dengan sang dokter. Bahkan tidak ada lagi hubungan.
Sendirian bersama bayinya itu. 

Dari tahun 1987 (saat melahirkan) sampai
tahun 1993 (saat si bayi berumur 6 tahun) tidak ada kontak. Itulah pengakuan
Christie di pengadilan Vancouver. Seperti dimuat media internasional. Termasuk
koran-koran di Singapura. 

Baca Juga :  Transformasi Bonek

Saat tidak ada hubungan itulah sang
dokter punya anak lagi. Dengan isteri pertamanya.

Selama enam tahun sendiri itulah
Christie menjadi model. Juga menjadi EO. Sampai tahun 1993.

Christie mengaku di tahun 1993 itu pula
terjadi kontak lagi dengan sang dokter. Tidak dia jelaskan bagaimana proses
kontaknya kembali itu.
Yang jelas keduanya kemudian menikah. Dan lahirlah anak kedua: wanita. 

Lima tahun hidup di Singapura sang
dokter punya ide: lebih baik sang istri tinggal di Kanada. Agar sang neurolog
bisa konsentrasi di profesinya. Ia memang pekerja keras. Sangat mencintai
keahliannya. Lebih 100 karya tulisnya dipublikasikan jurnal internasional. Ia
diminta juga jadi asosiate profesor tamu untuk John Hopkins University, Amerika
Serikat. Pernah juga menjadi kepala bagian saraf di RS National University
Hospital of Singapore.

Tidak sulit bagi sang neurolog untuk
mengurus izin tinggal di Kanada. Tinggal menempatkan uang tabungan 500 ribu
dolar di bank di sana.

Itulah cara Kanada menarik orang kaya.
Untuk memperkuat struktur sumber dana lembaga keuangannya.

Selama hidup pisah itu, dokter
Gobinathan berjanji akan selalu ke Kanada. Beberapa kali setahun. Christie juga
diberi hak setahun sekali ke Singapura.

Sepuluh tahun berlalu. Tahun 2015 kapal
jarak jauh mereka retak. Tidak terungkap siapa yang menggugat cerai dulu.
Kelihatannya Christie.

Finalnya minggu lalu itu. Sang dokter
dijatuhi hukuman tambahan. Lebih berat. Membayar Christie Rp 1 miliar setiap
bulan. Lalu Rp 40 miliar selama menjadi isteri. Juga membayar Rp 5 miliar untuk
biaya kuliah anak wanitanya.

Saat perceraian terjadi minggu lalu anak
pertama mereka sudah jadi insinyur. Sedang anak kedua berstatus mahasiswi seni
di salah satu universitas di Kanada.

Hukuman tambahan diberikan karena sang
dokter dianggap tidak jujur. Dan menyembunyikan aset. Soal jam berlapis diamond
tadi misalnya. Dokter mengklaim itu hadiah dari pasien. Bukan hasil pembelian.
Ada surat keterangannya. Tapi hakim menilai bukti itu diadakan
belakangan. 

Baca Juga :  Gen-Z Belajar Tanpa Sekolah: Efektif atau Tidak

Tambahan hukuman itu sebenarnya juga
karena hal sepele. Hanya karena sang dokter sempat mengeluarkan kata-kata yang
tidak pantas. Selama proses persidangan berlangsung.

Misalnya: menyebut istrinya itu sebagai
pelacur gembrot. Mungkin karena badannya sudah tidak seperti saat
jadi model dulu. 

Bahkan sempat juga keluar kata-kata
menghina hakim wanita. Dengan istilah yang tidak pantas ditulis di sini. Yang
ada kata ‘mengangkangkan paha’ dalam kalimat itu.

Ia juga sempat mengatakan tidak akan mau
membayar satu dolar pun. Sampai kapan pun. Atas perintah siapa pun. Sampai ia
mati.
“Saya hanya mau bayar dengan pantat saya,” katanya. 

Emosi sang neurolog memang sempat
memuncak saat hakim membuat putusan sela: membekukan seluruh aset sang
dokter. 

Emosi itu kini sudah mereda. Kepada
harian The New Paper Singapura, sang dokter berkata pendek: bisa menerima
putusan itu. Juga mengatakan: putusan itu fair. 

Aset itu dibekukan agar sang suami
memenuhi putusan pengadilan. Tentang pembagian harta.

Salah satu pertimbangan dalam pembagian
harta itu adalah: bahwa harta tersebut bisa didapat karena sang dokter bisa
konsentrasi penuh mencari uang. Tidak terganggu ikut mengurus anak. Tidak pula
ribet ikut mengurus rumah tangga.

 Berapa nilai aset sang dokter
secara total?

Pengadilan menyebut 41 juta dolar
Kanada. Sekitar Rp 400 miliar.
“Itu aset kotor. Belum dipotong biaya-biaya,” ujar sang dokter.

Mungkin ada beberapa pembaca DI’s Way
yang ikut membesarkan aset itu. Saat ke Mount Elizabeth dulu. 

Di Singapura, ini memang perceraian
termahal. Meski untuk kelas dunia tidak ada apa-apanya. Dibanding perceraian
bos Amazon, MacKenzie Bezos tahun lalu. Yang harus membagi harta kepada isteri
senilai sekitar Rp 400 triliun.

Yang sebagian uang itu tentu dari Anda.
Yang selama ini mengakses Amazon.com.

Siapa tahu.(Dahlan Iskan)

Ia dokter. Kaya raya. Dari hasil
prakteknya. Punya tujuh rumah: dua di Kanada, satu di Florida, di Thailand, di
Malaysia dan di negaranya: Singapura. Punya juga pondok di kawasan ski Big
White di dekat Vancouver.

Mobilnya Roll Roys jenis Ghost, Maserati
Grancabrio, Range Rover, Audi 8L, Audi RS7 dan entah bagaimana cara menaikinya.

Tabungannya gendut. Dalam bentuk uang.
Sebanyak sekitar Rp 400 miliar.

Jam tangannya Audemars Piguet berlapis
diamond. 

Ia punya klinik, tempatnya praktek: di
rumah sakit Mount Elizabeth Singapura.

NAMANYA:
Dr Gobinathan Devathasan. 

SPESIALIS:
Ahli saraf. Neurologist. 

STATUS:
Ruwet.

Maksud saya status perkawinannya.

Perkawinan yang mana?

Yang kedua itu. Yang dengan perawat
berumur 19 tahun itu. Yang terjadi di tahun 1984 itu. Saat sang dokter berumur
34 tahun waktu itu.

Perkawinan itu berakhir minggu lalu. Di
pengadilan Vancouver. Saat sang dokter berumur 69 tahun. Dan sang perawat
berumur 55 tahun.

Heboh sekali. Jadi berita besar di
Singapura. Dan di Kanada. Pengadilan yang sama juga mengadili putri pemilik
Huawei Sabrina Meng.

NAMA ISTRI:
Christie. Perawat. Model. Aktif juga di EO.

Seperti juga dokter Gobinathan, Christie
lahir di Singapura. Sekolah di Singapura. Awalnya jadi perawat di RS General
Hospital Singapura (GHS). Tingginya 1,72 cm. Rambutnya hitam. Matanya
kehijauan.

 

Itulah rupanya yang membuat dokter
Gobinathan kepincut. Saat ia menangani pasien di RS tersebut.

Waktu itu sang dokter sudah beristeri.
Punya satu anak. Christie juga sudah kawin. Belum punya anak.

Mereka saling terpikat. 

Sang perawat berhenti jadi perawat. Lalu
cerai dengan suaminya. Hamil bersama sang dokter. Melahirkan anak laki-laki.

Christie membesarkan anak itu sendirian.
Tanpa status menikah dengan sang dokter. Bahkan tidak ada lagi hubungan.
Sendirian bersama bayinya itu. 

Dari tahun 1987 (saat melahirkan) sampai
tahun 1993 (saat si bayi berumur 6 tahun) tidak ada kontak. Itulah pengakuan
Christie di pengadilan Vancouver. Seperti dimuat media internasional. Termasuk
koran-koran di Singapura. 

Baca Juga :  Transformasi Bonek

Saat tidak ada hubungan itulah sang
dokter punya anak lagi. Dengan isteri pertamanya.

Selama enam tahun sendiri itulah
Christie menjadi model. Juga menjadi EO. Sampai tahun 1993.

Christie mengaku di tahun 1993 itu pula
terjadi kontak lagi dengan sang dokter. Tidak dia jelaskan bagaimana proses
kontaknya kembali itu.
Yang jelas keduanya kemudian menikah. Dan lahirlah anak kedua: wanita. 

Lima tahun hidup di Singapura sang
dokter punya ide: lebih baik sang istri tinggal di Kanada. Agar sang neurolog
bisa konsentrasi di profesinya. Ia memang pekerja keras. Sangat mencintai
keahliannya. Lebih 100 karya tulisnya dipublikasikan jurnal internasional. Ia
diminta juga jadi asosiate profesor tamu untuk John Hopkins University, Amerika
Serikat. Pernah juga menjadi kepala bagian saraf di RS National University
Hospital of Singapore.

Tidak sulit bagi sang neurolog untuk
mengurus izin tinggal di Kanada. Tinggal menempatkan uang tabungan 500 ribu
dolar di bank di sana.

Itulah cara Kanada menarik orang kaya.
Untuk memperkuat struktur sumber dana lembaga keuangannya.

Selama hidup pisah itu, dokter
Gobinathan berjanji akan selalu ke Kanada. Beberapa kali setahun. Christie juga
diberi hak setahun sekali ke Singapura.

Sepuluh tahun berlalu. Tahun 2015 kapal
jarak jauh mereka retak. Tidak terungkap siapa yang menggugat cerai dulu.
Kelihatannya Christie.

Finalnya minggu lalu itu. Sang dokter
dijatuhi hukuman tambahan. Lebih berat. Membayar Christie Rp 1 miliar setiap
bulan. Lalu Rp 40 miliar selama menjadi isteri. Juga membayar Rp 5 miliar untuk
biaya kuliah anak wanitanya.

Saat perceraian terjadi minggu lalu anak
pertama mereka sudah jadi insinyur. Sedang anak kedua berstatus mahasiswi seni
di salah satu universitas di Kanada.

Hukuman tambahan diberikan karena sang
dokter dianggap tidak jujur. Dan menyembunyikan aset. Soal jam berlapis diamond
tadi misalnya. Dokter mengklaim itu hadiah dari pasien. Bukan hasil pembelian.
Ada surat keterangannya. Tapi hakim menilai bukti itu diadakan
belakangan. 

Baca Juga :  Gen-Z Belajar Tanpa Sekolah: Efektif atau Tidak

Tambahan hukuman itu sebenarnya juga
karena hal sepele. Hanya karena sang dokter sempat mengeluarkan kata-kata yang
tidak pantas. Selama proses persidangan berlangsung.

Misalnya: menyebut istrinya itu sebagai
pelacur gembrot. Mungkin karena badannya sudah tidak seperti saat
jadi model dulu. 

Bahkan sempat juga keluar kata-kata
menghina hakim wanita. Dengan istilah yang tidak pantas ditulis di sini. Yang
ada kata ‘mengangkangkan paha’ dalam kalimat itu.

Ia juga sempat mengatakan tidak akan mau
membayar satu dolar pun. Sampai kapan pun. Atas perintah siapa pun. Sampai ia
mati.
“Saya hanya mau bayar dengan pantat saya,” katanya. 

Emosi sang neurolog memang sempat
memuncak saat hakim membuat putusan sela: membekukan seluruh aset sang
dokter. 

Emosi itu kini sudah mereda. Kepada
harian The New Paper Singapura, sang dokter berkata pendek: bisa menerima
putusan itu. Juga mengatakan: putusan itu fair. 

Aset itu dibekukan agar sang suami
memenuhi putusan pengadilan. Tentang pembagian harta.

Salah satu pertimbangan dalam pembagian
harta itu adalah: bahwa harta tersebut bisa didapat karena sang dokter bisa
konsentrasi penuh mencari uang. Tidak terganggu ikut mengurus anak. Tidak pula
ribet ikut mengurus rumah tangga.

 Berapa nilai aset sang dokter
secara total?

Pengadilan menyebut 41 juta dolar
Kanada. Sekitar Rp 400 miliar.
“Itu aset kotor. Belum dipotong biaya-biaya,” ujar sang dokter.

Mungkin ada beberapa pembaca DI’s Way
yang ikut membesarkan aset itu. Saat ke Mount Elizabeth dulu. 

Di Singapura, ini memang perceraian
termahal. Meski untuk kelas dunia tidak ada apa-apanya. Dibanding perceraian
bos Amazon, MacKenzie Bezos tahun lalu. Yang harus membagi harta kepada isteri
senilai sekitar Rp 400 triliun.

Yang sebagian uang itu tentu dari Anda.
Yang selama ini mengakses Amazon.com.

Siapa tahu.(Dahlan Iskan)

Terpopuler

Artikel Terbaru