SAMPIT-Anggota
Komisi I DPRD Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim) Khozaini mengingatkan para
simpatisan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kotim serta Gubernur dan
Wakil Gubernur Kalteng agar menghindari isu-isu politik identitas. Belajar dari
pengalaman beberapa pilkada lalu, isu politik identitas begitu menguat dan
sangat mengganggu keamanan dan kekondusifan daerah.
“Kita
ingin dalam situasi pandemi Covid-19 yang masih terjadi saat ini, kita harus
mengedepankan narasi-narasi yang mampu membangun semangat kebersamaan.
Berkontestasi itu hal yang biasa, tapi bagaimana kompetisi itu sama-sama
semangatnya dalam rangka kebersamaan untuk keluar dari krisis pandemi ini,â€
ujarnya, Senin (21/9).
Khozaini
meminta agar para pasangan calon, tim sukses, dan juga parpol pendukung
menghindari narasi politik identitas, baik kedaerahan, agama, maupun ideologi.
“Hal
seperti itu harus dihindari, jangan dikedepankan. Kalau itu yang dikedepankan,
justru kita akan semakin memperparah situasi, karena potensi untuk menguatnya
isu politik identitas selalu ada dalam setiap pilkada. Maka dari itu dirinya mengingatkan
agar hal-hal seperti itu dihindari,” ucapnya.
Menurut
Khozaini yang penting adalah untuk saling mengontrol agar tidak semua pihak
tidak saling menyinggung satu sama lain. Narasi yang dibangun harus narasi
program, narasi kebersamaan untuk sama-sama kita keluar dari situasi Covid-19
yang masih terjadi.
“Yang
harus diingatkan adalah bagaimana semua pihak yang terlibat dalam pilkada
nanti, sama-sama mematuhi protokol kesehatan agar tidak terjadi penularan
Covid-19, dan bagaimana kompetisi pilkada ini lebih pada menyampaikan gagasan
atau adu program,” ungkapnya.
Politisi
Partai Hanura ini juga mengatakan, memaknai pilkada bukan hanya bagaimana
caranya menang, bagaimana caranya tidak kalah, tetapi pilkada itu harus menjadi
sarana untuk memperkuat persatuan antar komponen bangsa. Vsi misi para pasangan
calon harus implementatif terhadap nilai-nilai Pancasila dan mendukung terhadap
penguatan semangat kebangsaan.
“Semua
pasangan calon harus mengedepankan adu program dan gagasan, untuk menarik
simpati masyarakat, dan saya juga meminta badan pengawas pemilu (Bawaslu)
Kabupaten Kotim untuk selalu melakukan langkah-langkah antisipatif terhadap
kemungkinan menguatnya isu-isu politik identitas di daerah ini,” tutupnya.