28.4 C
Jakarta
Wednesday, March 19, 2025

Pameran Foto Arcules: Art, Culture, and Locales

PAMERAN merupakan salah satu cara untuk menyajikan dan menyuguhkan karya kepada masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh empat orang anggota Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (Himmarfi) Stikosa-AWS Surabaya angkatan 2024, menggelar pameran fotografi di halaman kampus setempat.

Pameran yang bertajuk Arcules: Art, Culture and Locales ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Himmarfi Basic Training (GBT) yang digelar rutin setiap tahun.

Dan menjadi salah satu syarat wajib untuk menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut.

Rizki Putra Mahendra, selalu ketua pelaksana pameran mengatakan bahwa pameran ini adalah pameran foto perdananya bersama ketiga rekannya.

Mengangkat fenomena tradisi, budaya, seni serta kearifan lokal di Jawa Timur, karena ingin menampilkan budaya-budaya yang ada di sekitarnya.

Baca Juga :  Borobudur International Art Fest, Seniman dari 9 Negara Melukis Bareng

“Ini merupakan pameran foto perdana kami berempat. Kami menampilkan ada pemandian rupang di klenteng, wayang kulit, jaranan, wayang Potehi. Dengan pengambilan gambar di daerah Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya”, kata Mahendra di Surabaya, Senin (10/2).

Pameran foto dengan format foto single ini digelar mulai tanggal 10 hingga 16 Februari 2025 ini, dengan menampilkan 22 karya foto dari empat orang pameris. Namun jumlah karya yang ditampilkan berbeda setiap fotografer.

“Saya sendiri ada empat karya foto. Tergantung kelayakan foto oleh editornya “, jelasnya.

Yang menarik dalam pameran foto ini adalah menggunakan kain sebagai media cetaknya.

Dengan dikaitkan pada tiang di setiap sisinya, untuk memberikan kenyamanan pada para pengunjung yang hadir.

Baca Juga :  Keseimbangan Antara Alam dan Manusia, Pesan dari Pameran Seni Rupa "Setubuh"

“Kami mencetaknya di atas kain berukuran 60 cm x 80 cm. Karena dipamerkan di luar ruangan, agar foto-foto ini bisa bertahan dan terhindar dari kerusakan akibat cuaca,” jelas Mahendra.

Sementara itu, editor pameran Anton Subandrio dalam keterangannya berharap dengan digelarnya pameran ini, dijadikan sebagai proses perkembangan para pameris.

“Harapannya pengalaman ini akan menjadi sebuah proses evolusi perubahan dunia kreatif fotografi jurnalistik di masa yang akan datang. Tantangan ini justru  terbuka sangat luas bagi setiap manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan berekspresi dan berpendapat dalam menghadapi tantangan di era Global”, ujar Anton. (sam/nur/jpg)

PAMERAN merupakan salah satu cara untuk menyajikan dan menyuguhkan karya kepada masyarakat.

Seperti yang dilakukan oleh empat orang anggota Himpunan Mahasiswa Penggemar Fotografi (Himmarfi) Stikosa-AWS Surabaya angkatan 2024, menggelar pameran fotografi di halaman kampus setempat.

Pameran yang bertajuk Arcules: Art, Culture and Locales ini, merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam Himmarfi Basic Training (GBT) yang digelar rutin setiap tahun.

Dan menjadi salah satu syarat wajib untuk menjadi anggota Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) tersebut.

Rizki Putra Mahendra, selalu ketua pelaksana pameran mengatakan bahwa pameran ini adalah pameran foto perdananya bersama ketiga rekannya.

Mengangkat fenomena tradisi, budaya, seni serta kearifan lokal di Jawa Timur, karena ingin menampilkan budaya-budaya yang ada di sekitarnya.

Baca Juga :  Borobudur International Art Fest, Seniman dari 9 Negara Melukis Bareng

“Ini merupakan pameran foto perdana kami berempat. Kami menampilkan ada pemandian rupang di klenteng, wayang kulit, jaranan, wayang Potehi. Dengan pengambilan gambar di daerah Surabaya, Gresik, Sidoarjo dan sekitarnya”, kata Mahendra di Surabaya, Senin (10/2).

Pameran foto dengan format foto single ini digelar mulai tanggal 10 hingga 16 Februari 2025 ini, dengan menampilkan 22 karya foto dari empat orang pameris. Namun jumlah karya yang ditampilkan berbeda setiap fotografer.

“Saya sendiri ada empat karya foto. Tergantung kelayakan foto oleh editornya “, jelasnya.

Yang menarik dalam pameran foto ini adalah menggunakan kain sebagai media cetaknya.

Dengan dikaitkan pada tiang di setiap sisinya, untuk memberikan kenyamanan pada para pengunjung yang hadir.

Baca Juga :  Keseimbangan Antara Alam dan Manusia, Pesan dari Pameran Seni Rupa "Setubuh"

“Kami mencetaknya di atas kain berukuran 60 cm x 80 cm. Karena dipamerkan di luar ruangan, agar foto-foto ini bisa bertahan dan terhindar dari kerusakan akibat cuaca,” jelas Mahendra.

Sementara itu, editor pameran Anton Subandrio dalam keterangannya berharap dengan digelarnya pameran ini, dijadikan sebagai proses perkembangan para pameris.

“Harapannya pengalaman ini akan menjadi sebuah proses evolusi perubahan dunia kreatif fotografi jurnalistik di masa yang akan datang. Tantangan ini justru  terbuka sangat luas bagi setiap manusia yang menjunjung tinggi nilai-nilai kebebasan berekspresi dan berpendapat dalam menghadapi tantangan di era Global”, ujar Anton. (sam/nur/jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru