34.5 C
Jakarta
Tuesday, April 30, 2024

Pandemi Covid Ternyata Bikin Orang Kaya Makin Tajir, Ini Buktinya

PROKALTENG.CO – Pandemi Corona yang sempat membuat ekonomi Indonesia morat-marit, ternyata tidak terlalu berpengaruh pada kantong orang-orang kaya. Di era Corona ini, justru tabungan dengan saldo di atas Rp 5 miliar makin melonjak.

Yang lebih fantastis lagi, daftar penyewa pesawat jet pribadi naik 2 kali lipat dibanding sebelum pandemi. Ini fakta, bukan hoaks.

Penyewaan Jet Pribadi Meningkat

Terkait naiknya jumlah penyewa pesawat pribadi ini dibeberin Direktur PT Indojet Sarana Aviasi, Stefanus Gandi. Kata dia, sejak tahun lalu, di awal Corona menyerang Indonesia hingga sekarang, terjadi peningkatan penyewaan pesawat pribadi hingga dua kali lipat.

Naiknya angka penyewaan pesawat, disebut Gandi, tak lepas dari kebijakan protokol kesehatan yang ketat pada penggunaan pesawat komersil. Mereka yang berkantong tebal, memilih sewa pesawat pribadi dengan alasan lebih aman dan nyaman.

Faktor lainnya, yakni pengurangan jadwal penerbangan komersil selama pembatasan mobilitas warga.

“Dan selama ini kita bisa terbang ke mana saja. Sebagian besar tamu yang menggunakan jasa kami adalah penumpang yang memiliki budget tentunya,” tutur Gandi.

Lantas, kemana saja orang kaya bepergian? Berdasarkan data Indojet Sarana Aviasi, jasa penyewaan pesawat jet pribadi ini ini lebih banyak digunakan pada rute domestik. Persentasenya tembus 90 persen. Bali menjadi tujuan favorit para sultan untuk sekadar liburan atau bahkan kegiatan bisnis. Sisanya atau 10 persen ke luar negeri.

Kata Gandi, saat ini perusahaannya mengoperasikan sejumlah pesawat jet dari berbagai jenis. Termasuk Hawker 400 dengan enam kursi, Hawker 800 yang membawa delapan penumpang, dan Legacy 600 yang memiliki 13 kursi.

Saldo Tabungan di Atas 5 Miliar

Fakta lain, kalau Corona tak berpengaruh pada kantong orang-orang kaya, yakni bila melihat data distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dikutip pada Selasa (10/8). Berdasarkan data LPS itu, simpanan nasabah kategori saldo di atas Rp 5 miliar tumbuh 14,6 persen menjadi Rp 3.488 triliun pada kuartal II-2021. Kategori ini tumbuh paling tinggi dibandingkan kategori simpanan lainnya pada bank.

Baca Juga :  PLN Sambung Listrik 37 Desa di Kalselteng Hingga September 2023

Tercatat simpanan nasabah kategori saldo di bawah atau sampai Rp 100 juta sebesar 6,7 persen menjadi Rp 945 triliun. Lalu, kategori simpanan Rp 100 juta sampai kurang dari Rp 200 juta meningkat 7,8 persen menjadi Rp 389 triliun dan kategori simpanan Rp 200 juta sampai kurang dari Rp 500 juta naik 6,3 persen menjadi Rp 618 triliun.

Kategori simpanan Rp 500 juta hingga kurang dari Rp 1 miliar tumbuh 5,8 persen menjadi Rp 533 triliun. Sedangkan kategori simpanan Rp 1 miliar hingga kurang dari Rp 2 miliar melaju 5,2 persen menjadi Rp 467 triliun dan kategori simpanan Rp 2 miliar hingga kurang dari Rp 5 miliar meningkat 5,1 persen menjadi Rp 599 triliun.

Secara keseluruhan, total simpanan masyarakat yang ada di bank hingga Mei 2021 mencapai Rp 6.929 triliun, atau tumbuh 10,8 persen dibandingkan Mei 2020. Total rekening yang terdaftar tembus 361.610.748 atau naik 15,5 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.

Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Dwi Pranoto mengatakan, sudah terjadi pemulihan sejak awal tahun yang tercermin dalam pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di kuartal II-2021. Alhasil, BI mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir 2021 di kisaran 3,5-4,3 persen.

Dwi menyebut momentum pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksi terus berlanjut. Ditopang perbaikan kinerja ekspor, berlanjutnya stimulus fiskal, perbaikan investasi, percepatan vaksinasi, dan pembukaan sektor prioritas.

“Kesiapan pelaku usaha dan masyarakat dalam beradaptasi dengan new lifestyle, mampu meminimalkan dampak PPKM terhadap perekonomian,” terangnya.

Banyak Orang Kaya Baru

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menjelaskan, kenapa tabungan orang kaya bisa ‘kebal’ Corona. Menurutnya, orang kaya punya instrumen yang lebih baik di tengah krisis. Aset yang mengalami penurunan segera digeser ke yang lebih menguntungkan. Contohnya, si kaya berburu emas ketika harga saham mengalami penurunan tajam tahun lalu.

Baca Juga :  Keren...Indonesia Bersiap Sambut Era Kendaraan Listrik

Banyak juga orang kaya baru yang muncul dari investasi startup atau ekosistem digital. Saat booming digital, orang kayalah yang paling cepat menggelontorkan dananya.

“Beberapa konglomerat bahkan membentuk modal ventura khusus untuk mengembangkan pendanaan ke startup di saat pandemi,” ulas Bhima.

Memang ada kelonggaran yang membuat fenomena itu terjadi. Seperti kepatuhan membayar pajak orang kaya lebih rendah dibanding karyawan biasa. Tercermin dari kepatuhan formal wajib pajak (WP) badan dan WP orang pribadi nonkaryawan tahun 2020 yang melemah. Rasio kepatuhan formal WP badan tahun lalu hanya 60,17 persen lebih rendah dari rasio 2019 sebesar 65,28 persen.

Untuk WP orang pribadi nonkaryawan, rasio kepatuhan formal pada tahun lalu mencapai 52,45 persen. Lebih rendah dari rasio kepatuhan formal 2019 sebesar 75,31 persen. Selain itu, orang kaya melalui perusahaannya mendapat berbagai fasilitas perpajakan dari pemerintah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun lalu, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah 2,76 juta. Sehingga, total orang miskin sekarang mencapai 27,55 orang atau ada 10,19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini naik dari tahun 2019 yang hanya 9,22 persen.

Orang Miskin Bertambah

Naiknya jumlah orang miskin, salah satu faktor penyebabnya adalah pandemi Corona yang terjadi sejak Maret 2020. Banyak orang yang awalnya kerja, kini kehilangan mata pencahariannya. Total ada 29,12 juta penduduk usia kerja yang terpengaruh pandemi dan resesi pada 2020.

Sebanyak 2,56 juta orang menjadi pengangguran. Sedangkan, 1,77 juta orang tidak bekerja sementara, dan 24,03 juta penduduk mengalami pengurangan jam kerja.

Kesenjangan ekonomi antara warga kaya dan miskin pun bertambah. Tingkat ketimpangan atau gini rasio Indonesia melebar menjadi 0,385. Angka ini naik dari posisi 0,380 pada September 2019.

PROKALTENG.CO – Pandemi Corona yang sempat membuat ekonomi Indonesia morat-marit, ternyata tidak terlalu berpengaruh pada kantong orang-orang kaya. Di era Corona ini, justru tabungan dengan saldo di atas Rp 5 miliar makin melonjak.

Yang lebih fantastis lagi, daftar penyewa pesawat jet pribadi naik 2 kali lipat dibanding sebelum pandemi. Ini fakta, bukan hoaks.

Penyewaan Jet Pribadi Meningkat

Terkait naiknya jumlah penyewa pesawat pribadi ini dibeberin Direktur PT Indojet Sarana Aviasi, Stefanus Gandi. Kata dia, sejak tahun lalu, di awal Corona menyerang Indonesia hingga sekarang, terjadi peningkatan penyewaan pesawat pribadi hingga dua kali lipat.

Naiknya angka penyewaan pesawat, disebut Gandi, tak lepas dari kebijakan protokol kesehatan yang ketat pada penggunaan pesawat komersil. Mereka yang berkantong tebal, memilih sewa pesawat pribadi dengan alasan lebih aman dan nyaman.

Faktor lainnya, yakni pengurangan jadwal penerbangan komersil selama pembatasan mobilitas warga.

“Dan selama ini kita bisa terbang ke mana saja. Sebagian besar tamu yang menggunakan jasa kami adalah penumpang yang memiliki budget tentunya,” tutur Gandi.

Lantas, kemana saja orang kaya bepergian? Berdasarkan data Indojet Sarana Aviasi, jasa penyewaan pesawat jet pribadi ini ini lebih banyak digunakan pada rute domestik. Persentasenya tembus 90 persen. Bali menjadi tujuan favorit para sultan untuk sekadar liburan atau bahkan kegiatan bisnis. Sisanya atau 10 persen ke luar negeri.

Kata Gandi, saat ini perusahaannya mengoperasikan sejumlah pesawat jet dari berbagai jenis. Termasuk Hawker 400 dengan enam kursi, Hawker 800 yang membawa delapan penumpang, dan Legacy 600 yang memiliki 13 kursi.

Saldo Tabungan di Atas 5 Miliar

Fakta lain, kalau Corona tak berpengaruh pada kantong orang-orang kaya, yakni bila melihat data distribusi simpanan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang dikutip pada Selasa (10/8). Berdasarkan data LPS itu, simpanan nasabah kategori saldo di atas Rp 5 miliar tumbuh 14,6 persen menjadi Rp 3.488 triliun pada kuartal II-2021. Kategori ini tumbuh paling tinggi dibandingkan kategori simpanan lainnya pada bank.

Baca Juga :  PLN Sambung Listrik 37 Desa di Kalselteng Hingga September 2023

Tercatat simpanan nasabah kategori saldo di bawah atau sampai Rp 100 juta sebesar 6,7 persen menjadi Rp 945 triliun. Lalu, kategori simpanan Rp 100 juta sampai kurang dari Rp 200 juta meningkat 7,8 persen menjadi Rp 389 triliun dan kategori simpanan Rp 200 juta sampai kurang dari Rp 500 juta naik 6,3 persen menjadi Rp 618 triliun.

Kategori simpanan Rp 500 juta hingga kurang dari Rp 1 miliar tumbuh 5,8 persen menjadi Rp 533 triliun. Sedangkan kategori simpanan Rp 1 miliar hingga kurang dari Rp 2 miliar melaju 5,2 persen menjadi Rp 467 triliun dan kategori simpanan Rp 2 miliar hingga kurang dari Rp 5 miliar meningkat 5,1 persen menjadi Rp 599 triliun.

Secara keseluruhan, total simpanan masyarakat yang ada di bank hingga Mei 2021 mencapai Rp 6.929 triliun, atau tumbuh 10,8 persen dibandingkan Mei 2020. Total rekening yang terdaftar tembus 361.610.748 atau naik 15,5 persen dibandingkan tahun lalu di periode yang sama.

Asisten Gubernur Bank Indonesia (BI), Dwi Pranoto mengatakan, sudah terjadi pemulihan sejak awal tahun yang tercermin dalam pertumbuhan ekonomi 7,07 persen di kuartal II-2021. Alhasil, BI mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional hingga akhir 2021 di kisaran 3,5-4,3 persen.

Dwi menyebut momentum pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksi terus berlanjut. Ditopang perbaikan kinerja ekspor, berlanjutnya stimulus fiskal, perbaikan investasi, percepatan vaksinasi, dan pembukaan sektor prioritas.

“Kesiapan pelaku usaha dan masyarakat dalam beradaptasi dengan new lifestyle, mampu meminimalkan dampak PPKM terhadap perekonomian,” terangnya.

Banyak Orang Kaya Baru

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menjelaskan, kenapa tabungan orang kaya bisa ‘kebal’ Corona. Menurutnya, orang kaya punya instrumen yang lebih baik di tengah krisis. Aset yang mengalami penurunan segera digeser ke yang lebih menguntungkan. Contohnya, si kaya berburu emas ketika harga saham mengalami penurunan tajam tahun lalu.

Baca Juga :  Keren...Indonesia Bersiap Sambut Era Kendaraan Listrik

Banyak juga orang kaya baru yang muncul dari investasi startup atau ekosistem digital. Saat booming digital, orang kayalah yang paling cepat menggelontorkan dananya.

“Beberapa konglomerat bahkan membentuk modal ventura khusus untuk mengembangkan pendanaan ke startup di saat pandemi,” ulas Bhima.

Memang ada kelonggaran yang membuat fenomena itu terjadi. Seperti kepatuhan membayar pajak orang kaya lebih rendah dibanding karyawan biasa. Tercermin dari kepatuhan formal wajib pajak (WP) badan dan WP orang pribadi nonkaryawan tahun 2020 yang melemah. Rasio kepatuhan formal WP badan tahun lalu hanya 60,17 persen lebih rendah dari rasio 2019 sebesar 65,28 persen.

Untuk WP orang pribadi nonkaryawan, rasio kepatuhan formal pada tahun lalu mencapai 52,45 persen. Lebih rendah dari rasio kepatuhan formal 2019 sebesar 75,31 persen. Selain itu, orang kaya melalui perusahaannya mendapat berbagai fasilitas perpajakan dari pemerintah.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sepanjang tahun lalu, jumlah orang miskin di Indonesia bertambah 2,76 juta. Sehingga, total orang miskin sekarang mencapai 27,55 orang atau ada 10,19 persen dari total penduduk Indonesia. Angka ini naik dari tahun 2019 yang hanya 9,22 persen.

Orang Miskin Bertambah

Naiknya jumlah orang miskin, salah satu faktor penyebabnya adalah pandemi Corona yang terjadi sejak Maret 2020. Banyak orang yang awalnya kerja, kini kehilangan mata pencahariannya. Total ada 29,12 juta penduduk usia kerja yang terpengaruh pandemi dan resesi pada 2020.

Sebanyak 2,56 juta orang menjadi pengangguran. Sedangkan, 1,77 juta orang tidak bekerja sementara, dan 24,03 juta penduduk mengalami pengurangan jam kerja.

Kesenjangan ekonomi antara warga kaya dan miskin pun bertambah. Tingkat ketimpangan atau gini rasio Indonesia melebar menjadi 0,385. Angka ini naik dari posisi 0,380 pada September 2019.

Terpopuler

Artikel Terbaru