29.9 C
Jakarta
Sunday, December 22, 2024

BNPB Ingatkan 30 Gubernur, Salah Satunya Kalteng

BADAN Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta 30 kepala daerah di tingkat provinsi
mewaspadai potensi bibit siklon tropis 94W. Hal ini menindaklanjuti informasi
dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait siklon tropis
94W.

Kewaspadaan tersebut disampaikan melalui
surat tertanggal, Selasa (13/4) kepada para gubernur. Kewaspadaan menekankan
pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

Deputi Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan
menyampaikan, pihaknya merekomendasikan beberapa langkah kesiapsiagaan terhadap
peringatan dini dari BMKG. BNPB berharap pemerintah provinsi untuk
menginstruksikan beberapa upaya, untuk meningkatkan koordinasi dengan BMKG di
wilayah terkait mengenai perkembangan potensi bibit siklon tropis.

“Informasi peringatan dini BMKG dapat
digunakan untuk mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini bencana.
Serta menyusun rencana tindak lanjut dan pengambilan keputusan,” kata Lilik
dalam keterangannya, Rabu (14/4).

Lilik meminta pemerintah daerah agar
meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung,
hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es dan dampak yang dapat
ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang,
pohon tumbang maupun jalan licin.

Selain itu, meminta koordinasi antar dinas
terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta kewenangan masing-masing. Upaya ini bertujuan untuk mencegah dampak yang
mungkin timbul.

Baca Juga :  Habib Mundur Sebagai Bakal Cawagub, Begini Nasib Rekom PKB

Menurutnya, koordinasi menyasar pada
komunikasi risiko yang ditujukan kepada masyarakat mengenai potensi bahaya
untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon tumbang atau tepi
pantai, khususnya warga yang bermukim di wilayah risiko tinggi.

Di samping itu, koordinasi bertujuan untuk
menyiapkan dan mengelola seluruh sumber daya manusia, logistic, peralatan,
penyiapan sarana dan prasarana untuk penanganan keadaan darurat serta penyiapan
fasilitas layanan Kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Lilik juga meminta pemerintah daerah untuk
selalu siap siaga untuk mengevakuasi warga masyarakat yang tinggal di daerah
risiko bencana tinggi, seperti lembah sungai, barah lereng rawan maupun tepi
pantai.

 

“Mengaktifkan tim siaga bencana untuk
memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang,
longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” ujar Lilik.

Lebih lanjut, Lilik meminta adanya pemantauan
ruang udara dan kondisi bandar udara secara terus menerus berkoordinasi dengan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Airnav untuk menerbitkan informasi
peringatan, berupa Sigmet dan Aerodrome Warning.

Masih terkait kesiapsiagaan, Lilik mengatakan
untuk mengaktifkan pusat pengendalian operasi (pusdalops) daerah yang
terkoneksi dengan pusat-pusat data, informasi dan komunikasi kelembagaan
terkait di pusat dan provinsi, kabupaten dan kota. Selanjutnya, Lilik
mengingatkan, apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan status
darurat bencna untuk pembentukan pos komando serta aktivasi rencana kontinjensi
menjadi rencana operasi.

Baca Juga :  Puluhan Wartawan Kalteng Gelar Aksi Solidaritas di PN Palangka Raya, I

BNPB menyampaikan pesan peringatan dini dan
kesiapsiagaan ke-30 wilayah administrasi setingkat provinsi, antara lain Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan,
Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, berdasarkan data BMKG
mendeteksi adanya potensi bibit Siklon Tropis 94W di Samudera Pasifik dari
Timur Laut Papua yang berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu
ke depan.

Bibit siklon tropis ini mempengaruhi wilayah
bagian utara Indonesia, khususnya daerah Timur seperti Sulawesi, Kepulauan
Maluku, Papua Barat, Papua serta beberapa daerah lainnya di Indonesia.

“Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan
potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan tinggi
gelombang yang akan terjadi pada tanggal 13-19 April 2021,” pungkas Lilik.

BADAN Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta 30 kepala daerah di tingkat provinsi
mewaspadai potensi bibit siklon tropis 94W. Hal ini menindaklanjuti informasi
dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) terkait siklon tropis
94W.

Kewaspadaan tersebut disampaikan melalui
surat tertanggal, Selasa (13/4) kepada para gubernur. Kewaspadaan menekankan
pada peringatan dini dan langkah-langkah kesiapsiagaan.

Deputi Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan
menyampaikan, pihaknya merekomendasikan beberapa langkah kesiapsiagaan terhadap
peringatan dini dari BMKG. BNPB berharap pemerintah provinsi untuk
menginstruksikan beberapa upaya, untuk meningkatkan koordinasi dengan BMKG di
wilayah terkait mengenai perkembangan potensi bibit siklon tropis.

“Informasi peringatan dini BMKG dapat
digunakan untuk mempercepat penyebarluasan informasi peringatan dini bencana.
Serta menyusun rencana tindak lanjut dan pengambilan keputusan,” kata Lilik
dalam keterangannya, Rabu (14/4).

Lilik meminta pemerintah daerah agar
meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem seperti puting beliung,
hujan lebat disertai kilat/petir, dan hujan es dan dampak yang dapat
ditimbulkan seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang,
pohon tumbang maupun jalan licin.

Selain itu, meminta koordinasi antar dinas
terkait dan aparatur untuk kesiapsiagaan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
serta kewenangan masing-masing. Upaya ini bertujuan untuk mencegah dampak yang
mungkin timbul.

Baca Juga :  Habib Mundur Sebagai Bakal Cawagub, Begini Nasib Rekom PKB

Menurutnya, koordinasi menyasar pada
komunikasi risiko yang ditujukan kepada masyarakat mengenai potensi bahaya
untuk menjauh dari lembah sungai, lereng rawan longsor, pohon tumbang atau tepi
pantai, khususnya warga yang bermukim di wilayah risiko tinggi.

Di samping itu, koordinasi bertujuan untuk
menyiapkan dan mengelola seluruh sumber daya manusia, logistic, peralatan,
penyiapan sarana dan prasarana untuk penanganan keadaan darurat serta penyiapan
fasilitas layanan Kesehatan sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Lilik juga meminta pemerintah daerah untuk
selalu siap siaga untuk mengevakuasi warga masyarakat yang tinggal di daerah
risiko bencana tinggi, seperti lembah sungai, barah lereng rawan maupun tepi
pantai.

 

“Mengaktifkan tim siaga bencana untuk
memantau lingkungan sekitar akan gejala awal terjadinya banjir bandang,
longsor, angin kencang atau pun gelombang tinggi,” ujar Lilik.

Lebih lanjut, Lilik meminta adanya pemantauan
ruang udara dan kondisi bandar udara secara terus menerus berkoordinasi dengan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Airnav untuk menerbitkan informasi
peringatan, berupa Sigmet dan Aerodrome Warning.

Masih terkait kesiapsiagaan, Lilik mengatakan
untuk mengaktifkan pusat pengendalian operasi (pusdalops) daerah yang
terkoneksi dengan pusat-pusat data, informasi dan komunikasi kelembagaan
terkait di pusat dan provinsi, kabupaten dan kota. Selanjutnya, Lilik
mengingatkan, apabila diperlukan, pemerintah daerah dapat menetapkan status
darurat bencna untuk pembentukan pos komando serta aktivasi rencana kontinjensi
menjadi rencana operasi.

Baca Juga :  Puluhan Wartawan Kalteng Gelar Aksi Solidaritas di PN Palangka Raya, I

BNPB menyampaikan pesan peringatan dini dan
kesiapsiagaan ke-30 wilayah administrasi setingkat provinsi, antara lain Aceh,
Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan,
Kepulauan Bangka Belitung, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Barat,
Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara,
Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Maluku Utara,
Papua Barat dan Papua.

Sementara itu, berdasarkan data BMKG
mendeteksi adanya potensi bibit Siklon Tropis 94W di Samudera Pasifik dari
Timur Laut Papua yang berpotensi menguat menjadi siklon tropis dalam seminggu
ke depan.

Bibit siklon tropis ini mempengaruhi wilayah
bagian utara Indonesia, khususnya daerah Timur seperti Sulawesi, Kepulauan
Maluku, Papua Barat, Papua serta beberapa daerah lainnya di Indonesia.

“Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan
potensi hujan lebat hingga sangat lebat disertai angin kencang dan tinggi
gelombang yang akan terjadi pada tanggal 13-19 April 2021,” pungkas Lilik.

Terpopuler

Artikel Terbaru