Fakultas Kedokteran
(FK) Universitas Palangka Raya (UPR) melantik dan mengambil sumpah 32 orang
dokter baru angkatan XV, Rabu (30/9). Sejak berdiri tahun 2013 lalu,
tercatat sudah
ada 164
orang dokter lulusan FK UPR.
M
ISMAIL,
Palangka Raya
ACARA pelantikan
dan pengambilan sumpah dokter ini berjalan sederhana. Dihadiri oleh rektor UPR, dekan FK, dan
panitia. Sementara orang tua yang biasanya hadir, karena adanya
pandemi, hanya bisa
menyaksikan secara virtual. Kepala Dinas Kesehatan Kalteng dr Suyuti Syamsul
dan
staf ahli gubernur juga menyampaikan sambutan secara
online.
“Kebanggaan bagi UPR,
di tengah pandemi mampu melantik dan mengambil
sumpah 32 dokter baru. Mereka lulus dengan hasil sangat memuaskan untuk nilai
akademik dan uji kompetensi profesi dokter,†ujar Rektor Universitas Palangka
Raya Dr Andrie Elia.
Untuk pengembangan FK
UPR ini, rektor berharap adanya dukungan dari
pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Misalnya dengan
memberikan beasiswa penuh untuk mahasiswa daerah masing-masing maupun
bantuan
untuk pengembangan fasilitas pendidikan di FK UPR.
Dari tahun ke
tahun kualitas lulusan FK UPR terus meningkat. Terbukti nilai ujian
CBT untuk ujian kompetensi dokter angkatan XV lebih tinggi
dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya. Bahkan menurut Dekan FK UPR Prof Dr
dr Syamsul Arifin, di antara
lulusan itu ada yang meraih nilai 90.
“Ini lulusan terbaik.
Karena baru tahun ini ada yang mampu mencapai nilai 90 untuk CBT. Angka
terendahnya 55, meski angka kelulusan minimal 66. Dari indeks prestasi kumulatif
(IPK) ada yang mencapai 3,51,†ujar Syamsul Arifin.Â
Nilai akademik
tertinggi diraih oleh dr Dita Ayu Pertiwi, puteri dari
Hadi Purwanto dan Sri Indah Pudji Lestari,
dengan
meraih IPK 3,51.
Menyusul dr
Luh Ade Gina Andriyani,
puteri
dari I Nyoman Budaya dan Luh Gede Karyawati, dengan IPK 3,50. Selanjutnya
ada dr.
Fia Delfia Adventy,
puteri
dari Cipto T Agan dan Leliana S dengan IPK 3,50. Sedangkan IPK terendah bernilai 3,22.
Kemajuan lain yang
telah dicapai oleh FK UPR adalah mampu menyelenggarakan ujian kompetensi dokter
sendiri sejak dua tahun terakhir. Sebelumnya FK UPR harus menitipkan mahasiswa
ke Unlam untuk mengikuti ujian kompetensi
dokter.
Saat ini FK UPR telah
mengantongi akreditasi B untuk program studi pendidikan dokter dan program
studi pendidikan profesi. Naiknya akreditasi ini membuat FK UPR bisa menerima
mahasiswa lebih banyak.
Dari
yang biasanya
60 mahasiswa per tahun menjadi 100 mahasiswa per tahun.
Sebelum dilantik dan
diambil sumpah, para dokter ini harus terlebih
dahulu
lulus pendidikan kedokteran. Juga harus telah menyelesaikan
kepaniteraan klinik di rumah sakit atau puskesmas serta lulus uji
kompetensi mahasiswa kedokteran. Masa studi mereka pun
tak
boleh lebih dari lima tahun.
Meskipun para lulusan ini telah
dilantik
dan diambil sumpah menjadi dokter, tutur dr Syamsul
Arifin,
mereka belum
dibolehkan
menjalankan praktik sebagai dokter. Diwajibkan
melaksanakan internship atau magang bagi dokter baru untuk melatih kemandirian
selama setahun. Jika tidak melaksanakan ini, mereka
tidak akan bisa mendapatkan surat tanda registrasi (STR) dokter yang merupakan
sertifikat untuk praktik dokter.
“Jika saat normal, waktu internship ini satu tahun. Namun pada masa pandemi ada kebijakan dari pemerintah bahwa dokter bisa menyelesaikan itu dalam
waktu enam
sampai sembilan
bulan,†pungkasnya.