32.4 C
Jakarta
Monday, June 9, 2025

JK: Lebih Mudah Atur Protokol Sehat di Masjid daripada di Mal

KETUA Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), mengatakan
penerapan protokol kesehatan di masjid lebih mudah diatur dibandingkan pasar
atau mal.

Kritik disampaikan mantan wakil
presiden di era SBY dan Joko Widodo di periode pertama, sehubungan rencana
dibukanya kembali masjid dan tempat ibadah yang lain jika pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) selesai diterapkan.

“Saya ingin sampaikan bahwa
masjid lebih mudah diatur protokol kesehatannya dibanding tempat umum yang
lain, kayak pasar, kayak mal, atau kayak apaan, tempat ibadah jauh lebih mudah.
Dan tempat ibadah itu orang beribadah, kalau di masjid ya, paling setengah jam
selesai. Jadi lebih mudah, dibanding kalau Anda pergi ke pasar, mall bisa
berjam-jam, di kantor bisa lama,” kata JK dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020)
malam.

Baca Juga :  Ganjar Bidani Undang-Undang Kewarganegaraan

Sehubungan dengan dibukanya
kembali tempat ibadah dengan menerapkan protokol kesehatan, DMI telah
mengeluarkan edaran bernomor 104/PP-DMI/A/V/2020 tentang Edaran ke-III dan
Jamaah dalam The New Normal. JK menekankan pentingnya menjaga kebersihan masjid
dan penerapan protokol kesehatan yang ketat saat melakukan salat berjemaah di
masjid.

“Semua penting tentu, bahwa
diatur protokol kesehatannya, masjid selalu dibersihkan, jangan pakai karpet,
yang pakai AC agar buka AC-nya, itu juga penting, AC jangan dihidupkan di
masjid. Jadi harus terbuka supaya udara itu terbuka,” JK.

“Apabila nanti sudah dibuka
katakanlah PSBB di suatu daerah, juga daerah-daerah yang sudah dinyatakan
bersih, itu masjid silakan kita buka dengan syarat protokol kesehatan yang
ketat, ya seperti tadi itu ada tempat cuci tangan, pakai masker semua, bawa sajadah,
kemudian jaga saf dengan baik, paling sedikit 1 meterlah,” imbuhnya.

Baca Juga :  7.448 Orang Berebut 1.319 Kursi Petugas Haji 2020

JK meminta semua jemaah mematuhi
aturan protokol kesehatan tersebut. Menurutnya, aturan itu dibuat untuk
melindungi keselamatan para jemaah di masjid.

“Ya tentu ini masjid lebih mudah
karena ini juga agama itu harus mendahulukan keselamatan jemaah dan keselamatan
orang. Ini kita bikin aturan demi keselamatan jemaah dan keselamatan
keseluruhan,” kata Yusuf Kalla.

Rencana dibukanya kembali tempat
ibadah ini juga diapresiasi Ketua Presedium Konferensi Wali Geraja Indonedia (KWI)
Ignatius Kardinal Suharyo.

“Rencana dibukanya kembali
tempat ibadah tersebut juga menjadi keinginan tokoh tokoh lintas agama. Bahkan
ada yang sempat bertanya mall dan pasar serta pusat perniagaan boleh buka, sedang
tempat ibadah tidak,” kata Kardinal Suharyo yang merangkap Uskup Agung
Keuskupan Jakarta.

KETUA Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK), mengatakan
penerapan protokol kesehatan di masjid lebih mudah diatur dibandingkan pasar
atau mal.

Kritik disampaikan mantan wakil
presiden di era SBY dan Joko Widodo di periode pertama, sehubungan rencana
dibukanya kembali masjid dan tempat ibadah yang lain jika pembatasan sosial
berskala besar (PSBB) selesai diterapkan.

“Saya ingin sampaikan bahwa
masjid lebih mudah diatur protokol kesehatannya dibanding tempat umum yang
lain, kayak pasar, kayak mal, atau kayak apaan, tempat ibadah jauh lebih mudah.
Dan tempat ibadah itu orang beribadah, kalau di masjid ya, paling setengah jam
selesai. Jadi lebih mudah, dibanding kalau Anda pergi ke pasar, mall bisa
berjam-jam, di kantor bisa lama,” kata JK dalam siaran persnya, Selasa (2/6/2020)
malam.

Baca Juga :  Ganjar Bidani Undang-Undang Kewarganegaraan

Sehubungan dengan dibukanya
kembali tempat ibadah dengan menerapkan protokol kesehatan, DMI telah
mengeluarkan edaran bernomor 104/PP-DMI/A/V/2020 tentang Edaran ke-III dan
Jamaah dalam The New Normal. JK menekankan pentingnya menjaga kebersihan masjid
dan penerapan protokol kesehatan yang ketat saat melakukan salat berjemaah di
masjid.

“Semua penting tentu, bahwa
diatur protokol kesehatannya, masjid selalu dibersihkan, jangan pakai karpet,
yang pakai AC agar buka AC-nya, itu juga penting, AC jangan dihidupkan di
masjid. Jadi harus terbuka supaya udara itu terbuka,” JK.

“Apabila nanti sudah dibuka
katakanlah PSBB di suatu daerah, juga daerah-daerah yang sudah dinyatakan
bersih, itu masjid silakan kita buka dengan syarat protokol kesehatan yang
ketat, ya seperti tadi itu ada tempat cuci tangan, pakai masker semua, bawa sajadah,
kemudian jaga saf dengan baik, paling sedikit 1 meterlah,” imbuhnya.

Baca Juga :  7.448 Orang Berebut 1.319 Kursi Petugas Haji 2020

JK meminta semua jemaah mematuhi
aturan protokol kesehatan tersebut. Menurutnya, aturan itu dibuat untuk
melindungi keselamatan para jemaah di masjid.

“Ya tentu ini masjid lebih mudah
karena ini juga agama itu harus mendahulukan keselamatan jemaah dan keselamatan
orang. Ini kita bikin aturan demi keselamatan jemaah dan keselamatan
keseluruhan,” kata Yusuf Kalla.

Rencana dibukanya kembali tempat
ibadah ini juga diapresiasi Ketua Presedium Konferensi Wali Geraja Indonedia (KWI)
Ignatius Kardinal Suharyo.

“Rencana dibukanya kembali
tempat ibadah tersebut juga menjadi keinginan tokoh tokoh lintas agama. Bahkan
ada yang sempat bertanya mall dan pasar serta pusat perniagaan boleh buka, sedang
tempat ibadah tidak,” kata Kardinal Suharyo yang merangkap Uskup Agung
Keuskupan Jakarta.

Terpopuler

Artikel Terbaru