29.3 C
Jakarta
Thursday, November 27, 2025

Gempa M6,3 Simeulue Aceh Ternyata Megathrust, BMKG Ungkap Risiko Sebenarnya

PROKALTENG.CO– Getaran keras itu hanya berlangsung beberapa detik. Namun cukup membuat warga Simeulue, Aceh, tersentak dan berhamburan keluar rumah, Kamis (27/11) siang.

Di balik kepanikan singkat itu, BMKG memastikan satu hal yang jauh lebih serius: gempa M6,3 tersebut berasal dari sumber megathrust.

Konfirmasi itu disampaikan langsung Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, yang menegaskan bahwa lindu yang terjadi pukul 11.56.24 WIB itu termasuk dalam kategori megathrust Nias–Simeulue—zona yang selama ini disebut menyimpan potensi gempa raksasa hingga M8,7.

“Ini event megathrust. Dilihat dari lokasi episenternya dan bentuk patahannya yang naik (thrusting),” ujar Daryono, dikutip dari CNBC Indonesia.

Istilah megathrust kerap dikaitkan dengan gempa dahsyat. Namun Daryono meluruskan anggapan itu.

Megathrust bukan soal besar kecil magnitudo, melainkan lokasi sumbernya.

Baca Juga :  Buntut Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi KF Diagnostik

“Gempa 2,0–3,0 bisa disebut megathrust kalau pusatnya di bidang kontak antarlempeng. Itu gempa megathrust,” jelasnya.

Electronic money exchangers listing

“Gempa megathrust terjadi setiap hari, magnitudo 2,0 sampai 3,0. Nggak dirasa, hanya alat yang mendeteksi,” sambung Daryono.

Zona megathrust memanjang dari Samudra Hindia hingga Sumba

Zona megathrust memanjang dari Samudra Hindia barat Sumatera, Jawa, hingga Sumba.

Simeulue termasuk kawasan yang paling sering ‘berbisik’ lewat aktivitas subduksi lempeng.

BMKG mencatat parameter gempa terbaru berada pada magnitudo M6,3. Episenter berada di koordinat 2,61 derajat LU; 95,83 derajat BT, hanya 1 kilometer di selatan Simeulue, dengan kedalaman 14 km—klasifikasi yang masuk kategori gempa dangkal.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” terang Daryono.

Baca Juga :  Wilayah Kalteng Sebagian Besar Mulai di Guyur Hujan

Tidak Berpotensi Tsunami

Kabar baiknya, lindu ini tidak berpotensi tsunami. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya.

Hingga pukul 13.00 WIB, BMKG merekam enam gempa susulan dengan magnitudo terbesar M4,8. Aktivitas lanjutan itu menunjukkan sistem subduksi masih bergerak, tetapi belum mengarah pada ancaman yang lebih besar.

Meski demikian, fakta bahwa Simeulue kembali diguncang megathrust mengingatkan bahwa ancaman gempa besar tetap nyata.

Zona subduksi di barat Sumatera tidak pernah tidur—dan masyarakat harus selalu siap menghadapi siklus alaminya. (jpg)

 

PROKALTENG.CO– Getaran keras itu hanya berlangsung beberapa detik. Namun cukup membuat warga Simeulue, Aceh, tersentak dan berhamburan keluar rumah, Kamis (27/11) siang.

Di balik kepanikan singkat itu, BMKG memastikan satu hal yang jauh lebih serius: gempa M6,3 tersebut berasal dari sumber megathrust.

Konfirmasi itu disampaikan langsung Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, yang menegaskan bahwa lindu yang terjadi pukul 11.56.24 WIB itu termasuk dalam kategori megathrust Nias–Simeulue—zona yang selama ini disebut menyimpan potensi gempa raksasa hingga M8,7.

Electronic money exchangers listing

“Ini event megathrust. Dilihat dari lokasi episenternya dan bentuk patahannya yang naik (thrusting),” ujar Daryono, dikutip dari CNBC Indonesia.

Istilah megathrust kerap dikaitkan dengan gempa dahsyat. Namun Daryono meluruskan anggapan itu.

Megathrust bukan soal besar kecil magnitudo, melainkan lokasi sumbernya.

Baca Juga :  Buntut Antigen Bekas, Erick Thohir Pecat Seluruh Direksi KF Diagnostik

“Gempa 2,0–3,0 bisa disebut megathrust kalau pusatnya di bidang kontak antarlempeng. Itu gempa megathrust,” jelasnya.

“Gempa megathrust terjadi setiap hari, magnitudo 2,0 sampai 3,0. Nggak dirasa, hanya alat yang mendeteksi,” sambung Daryono.

Zona megathrust memanjang dari Samudra Hindia hingga Sumba

Zona megathrust memanjang dari Samudra Hindia barat Sumatera, Jawa, hingga Sumba.

Simeulue termasuk kawasan yang paling sering ‘berbisik’ lewat aktivitas subduksi lempeng.

BMKG mencatat parameter gempa terbaru berada pada magnitudo M6,3. Episenter berada di koordinat 2,61 derajat LU; 95,83 derajat BT, hanya 1 kilometer di selatan Simeulue, dengan kedalaman 14 km—klasifikasi yang masuk kategori gempa dangkal.

“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas subduksi Lempeng Indo-Australia menunjam ke bawah Lempeng Eurasia. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault),” terang Daryono.

Baca Juga :  Wilayah Kalteng Sebagian Besar Mulai di Guyur Hujan

Tidak Berpotensi Tsunami

Kabar baiknya, lindu ini tidak berpotensi tsunami. “Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” tegasnya.

Hingga pukul 13.00 WIB, BMKG merekam enam gempa susulan dengan magnitudo terbesar M4,8. Aktivitas lanjutan itu menunjukkan sistem subduksi masih bergerak, tetapi belum mengarah pada ancaman yang lebih besar.

Meski demikian, fakta bahwa Simeulue kembali diguncang megathrust mengingatkan bahwa ancaman gempa besar tetap nyata.

Zona subduksi di barat Sumatera tidak pernah tidur—dan masyarakat harus selalu siap menghadapi siklus alaminya. (jpg)

 

Terpopuler

Artikel Terbaru