PROKALTENG.CO– Makau mulai menegaskan dirinya bukan hanya sebagai pusat hiburan dan kasino. Lebih variatif dan ramah wisatawan keluarga, Makau saat ini juga banyak menjadi pilihan sebagai destinasi wisata budaya.
Tahun ini, kawasan tersebut menjadi sorotan internasional lewat Art Macao: International Art Biennale 2025, yang menghadirkan pameran besar bertajuk Picasso: Beauty and Drama di Grand Lisboa Palace Resort.
Pameran yang berlangsung hingga 26 Oktober 2025 itu menampilkan lebih dari 140 karya asli Pablo Picasso, termasuk lukisan, gambar, keramik, dan cetakan.
Kehadirannya memberi warna baru bagi tren pariwisata Asia Tenggara, di mana pengalaman seni kini kian dilihat sebagai daya tarik utama, bukan sekadar pelengkap perjalanan.
Bagi wisatawan, kesempatan ini menjadi langka: menyaksikan karya maestro seni abad ke-20 langsung di Makau, alih-alih harus terbang jauh ke Eropa.
Pameran ini sekaligus memperlihatkan bagaimana kota tersebut mulai bersaing dengan destinasi budaya lain di kawasan, seperti Singapura dan Bangkok, yang lebih dulu gencar memadukan wisata dengan program seni internasional.
Mengutip Travel Week Asia, Makau saat ini sedang mengubah wajah pariwisatanya. Jika dulu identik dengan judi, kini ada upaya serius menjadikan kota ini sebagai ruang bertemu budaya global.
Selain pameran Picasso, Art Macao 2025 juga menghadirkan rangkaian kegiatan seni lintas disiplin, dari instalasi publik hingga pertunjukan teater. Hal ini membuat Makau masuk radar baru bagi wisatawan yang mencari pengalaman berbeda di Asia.
Bagi pelancong dari Indonesia, akses menuju Makau juga semakin mudah. Air Macau kini membuka penerbangan langsung dari Jakarta empat kali seminggu.
Alternatif lain, wisatawan dapat terbang ke Hong Kong menggunakan Garuda Indonesia atau Cathay Pacific, lalu melanjutkan perjalanan ke Makau dengan jembatan Hong Kong–Zhuhai–Macau atau feri cepat, yang hanya memakan waktu sekitar satu jam.
Tambahan penting, pemegang paspor Indonesia tidak memerlukan visa untuk masuk ke Makau maupun Hong Kong.
Dengan sisa waktu pameran yang terbatas, musim gugur tahun ini bisa menjadi momen ideal untuk merasakan tren wisata baru: menjelajahi seni kelas dunia di jantung Asia. (jpg)