28.1 C
Jakarta
Saturday, December 14, 2024

Galeri DKS Surabaya Pamerkan Karya Lukis Batik Anak Zaman Now

PROKALTENG.CO-Seni batik sekarang sudah mulai di tinggalkan, dan dianggap sudah ketinggalan zaman oleh generasi muda. Dengan adanya kegelisahan ini, batik yang menjadi warisan budaya Indonesia berusaha untuk dikembangkan kepada generasi muda.

Dengan mengambil tema Maknai Batik Dengan Spirit Muda, pameran lukis batik digelar di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Balai Pemuda Surabaya, Selasa (21/11).

Ada 21 perupa yang rata-rata berasal dari generasi muda dan 27 karya lukis batik dengan berbagai macam lukisan dipamerkan. Semua lukisan batik itu dibubuhkan di atas kain katun.

Seperti lukisan batik burung gagak yang identik dengan warna hitam dan sangar. Namun berganti dengan full color dengan judul crow’lour full.

Baca Juga :  Batik Piring Malawen Khas Barsel Resmi Dilaunching

Koordinator pameran batik Agus Miki Prasetyo mengatakan dengan tema spirit pemuda maka batik tidak melulu dengan motif yang digunakan, namun mereka bisa mempunyai prespektif untuk membuat karya lukis batik.

“Kami mengambil langkah dan semangat progresif yang sesuai dengan kegelisahan kami, serta adanya kegelisahan akan karya karya seni batik,” ujar Agus Miki.

Ia menjelaskan pameran bersama kali ini digelar bertitik tolak dari sekian banyak pengalaman kesenian dalam berproses kreatif.

“Gesekan-gesekan terhadap lingkungan berkesenian maupun masyarakat umum yang beraneka ragam memberi gambaran jelas terhadap realitas yang di jalani atau apa apa yang di gandrungi,” terangnya.

Ia berharap pameran ini sebagai anak tangga untuk menuju jenjang lebih tinggi dan mendapatkan pandangan lebih luas lagi.

Baca Juga :  Alam Hadiri Gelaran Art Jakarta 2023, Apresiasi Perkembangan Industri Kreatif

“Kami menyadari hal ini memerlukan perjuangan yang penuh risiko dan tentu sangat melelahkan sekaligus menyenangkan tapi ini bisa menjadi lebih baik, terutama untuk generasi muda,” harapnya.

Dalam pemeran tersebut, perupa tidak diberikan tema khusus, namun mereka dibiarkan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya. Karena menurutnya kemajemukan dalam berkarya akan lebih baik.

“Sebetulnya lukis batik ini semuda yang dilihat, jika menguasai teknik dan pewarnaan. Makanya kami bebaskan mereka dalam melukis batik ini,” pungkasnya. (rmt/opi/jpg/hnd)

PROKALTENG.CO-Seni batik sekarang sudah mulai di tinggalkan, dan dianggap sudah ketinggalan zaman oleh generasi muda. Dengan adanya kegelisahan ini, batik yang menjadi warisan budaya Indonesia berusaha untuk dikembangkan kepada generasi muda.

Dengan mengambil tema Maknai Batik Dengan Spirit Muda, pameran lukis batik digelar di Galeri Dewan Kesenian Surabaya (DKS), Balai Pemuda Surabaya, Selasa (21/11).

Ada 21 perupa yang rata-rata berasal dari generasi muda dan 27 karya lukis batik dengan berbagai macam lukisan dipamerkan. Semua lukisan batik itu dibubuhkan di atas kain katun.

Seperti lukisan batik burung gagak yang identik dengan warna hitam dan sangar. Namun berganti dengan full color dengan judul crow’lour full.

Baca Juga :  Batik Piring Malawen Khas Barsel Resmi Dilaunching

Koordinator pameran batik Agus Miki Prasetyo mengatakan dengan tema spirit pemuda maka batik tidak melulu dengan motif yang digunakan, namun mereka bisa mempunyai prespektif untuk membuat karya lukis batik.

“Kami mengambil langkah dan semangat progresif yang sesuai dengan kegelisahan kami, serta adanya kegelisahan akan karya karya seni batik,” ujar Agus Miki.

Ia menjelaskan pameran bersama kali ini digelar bertitik tolak dari sekian banyak pengalaman kesenian dalam berproses kreatif.

“Gesekan-gesekan terhadap lingkungan berkesenian maupun masyarakat umum yang beraneka ragam memberi gambaran jelas terhadap realitas yang di jalani atau apa apa yang di gandrungi,” terangnya.

Ia berharap pameran ini sebagai anak tangga untuk menuju jenjang lebih tinggi dan mendapatkan pandangan lebih luas lagi.

Baca Juga :  Alam Hadiri Gelaran Art Jakarta 2023, Apresiasi Perkembangan Industri Kreatif

“Kami menyadari hal ini memerlukan perjuangan yang penuh risiko dan tentu sangat melelahkan sekaligus menyenangkan tapi ini bisa menjadi lebih baik, terutama untuk generasi muda,” harapnya.

Dalam pemeran tersebut, perupa tidak diberikan tema khusus, namun mereka dibiarkan untuk berkreasi sesuai dengan pandangannya. Karena menurutnya kemajemukan dalam berkarya akan lebih baik.

“Sebetulnya lukis batik ini semuda yang dilihat, jika menguasai teknik dan pewarnaan. Makanya kami bebaskan mereka dalam melukis batik ini,” pungkasnya. (rmt/opi/jpg/hnd)

Terpopuler

Artikel Terbaru