(Untuk Hari Anak Nasional)
MUSUH bangsa nomor wahid saat ini adalah korupsi. Setelahnya, kemiskinan. Salah satu cara memberantas kemiskinan adalah dengan mensejahterakan anak. Bagaimana mensejahterakan anak? Dengan membekalinya dengan kesehatan. Bangsa ini beruntung memiliki seorang pemimpin visioner yang bisa melihat hal ini.
Buktinya, program Makan Bergizi Gratis (MBG) gagasan Presiden Prabowo Subianto.
Program ini difokuskan pada peningkatan gizi anak-anak. Menurut Dewan Ekonomi Nasional, MBG berkontribusi terhadap pengurangan angka kemiskinan hingga 2,6 persen (DEN, 2025).
Pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli ini kita semua sebagai bekas “anak”, maupun yang masih sebagai “anak”, berharap MBG dapat mengantar bangsa yang besar ini menuju kesejahteraannya.
MBG Bikin Anak Sejahtera
Kemiskinan adalah masalah yang kompleks dan berkelanjutan, dengan dampak yang luas pada berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, kesehatan, dan peluang ekonomi. Salah satu dampak yang paling terasa adalah ketidakmampuan banyak keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka, terutama dalam hal pangan yang bergizi.
Dalam konteks ini, Program MBG menjadi salah satu solusi strategis untuk mengatasi masalah kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi kelompok rentan, seperti anak-anak dan keluarga kurang mampu.
Kemiskinan sering kali berhubungan langsung dengan kesulitan dalam mengakses makanan yang bergizi. Pada kenyataanya, banyak keluarga miskin yang kesulitan untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang karena keterbatasan sumber daya finansial.
Dalam banyak kasus, mereka harus mengorbankan kualitas makanan demi mempertahankan jumlah makanan yang dapat dimakan, yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka, terutama pada anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan.
Jumlah penduduk miskin pada September 2024 mencapai 24,06 juta orang, turun 1,16 juta orang dibandingkan Maret 2024 atau 1,84 juta orang dibandingkan Maret 2023. Sedangkan secara persentase, tingkat kemiskinan mencapai 8,57%, turun 0,46% dibandingkan Maret 2024 atau 0,79% dibandingkan Maret 2023 MBG dapat menurunkan kemiskinan dengan menyasar 82,9 juta penerima manfaat.
Bahkan, MBG disebut mampu menyerap hampir 1,9 juta tenaga kerja serta menekan tingkat kemiskinan hingga 5,8 persen (BPS, 2024).
Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) bersama Badan Gizi Nasional (BGN) juga menginisiasi langkah pemberdayaan masyarakat miskin dengan melibatkan mereka secara aktif dalam sistem distribusi Program MBG. Warga dilibatkan sebagai tenaga kerja guna memperkuat rantai pasok pangan bergizi.
Menurut Deputi Bidang Percepatan Fasilitasi dan Perlindungan Kesejahteraan BP Taskin, Zaidirina, kerja sama ini merupakan lanjutan dari penandatanganan nota kesepahaman antara BGN dan BP Taskin untuk mendukung ketahanan gizi nasional sekaligus menekan angka kemiskinan.
Program MBG menjadi pendekatan strategis dalam mempercepat pengentasan kemiskinan, terutama lewat pemberdayaan komunitas lokal, termasuk anak-anak (BGN, 2025).
Data dan fakta di atas menunjukkan bahwa anak dapat menjadi faktor kunci pengentasan kemiskinan di negeri ini. Sebagai bagian dari visi besar Asta Cita Presiden Prabowo untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045, langkahnya untuk mencanangkan MBG sangat tepat karena memang sasarannya adalah gizi anak.
Strategi untuk mencapai visi tersebut salah satunya melalui peningkatan asupan gizi anak dan edukasi tentang pola makan sehat dan seimbang.
Banyak anak-anak datang ke sekolah dalam kondisi lapar. Tentu saja hal ini memengaruhi konsentrasi dan prestasi mereka di kelas.
MBG hadir untuk memastikan setiap anak mendapatkan asupan nutrisi yang cukup sehingga mereka dapat belajar dengan lebih fokus dan optimal. Pendidikan adalah kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan anak.
Dengan pendidikan yang berkualitas, anak-anak dapat mengembangkan kemampuan dan bakat mereka, serta mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik.
Bayangkan, jika anak memiliki gizi cukup, maka otomatis anak akan sehat. Anak sehat akan memudahkan proses dia belajar. Proses belajar yang mudah melahirkan anak cerdas.
Dengan demikian, kemiskinan akan ditelan bumi jika anak-anak Indonesia semua cerdas. Karena tidak ada korelasi positif antara kecerdasan dengan kemiskinan. Musuhnya cerdas adalah miskin.
Alhasil, program MBG merupakan langkah yang sangat progresif yang dapat menumbuhkan kesejahteraan sosial bagi masyarakat secara menyeluruh, di mana di dalamnya termasuk anak-anak. Salah satu dampak sosial yang dihasilkan adalah menurunnya tingkat kelaparan, khususnya bagi para pelajar dan balita (masuk dalam kategori anak).
Program MBG dapat memberikan asupan nutrisi kepada anak-anak yang berakibat kepada meningkatnya kesehatan dan kinerja akademis mereka. Program ini adalah salah satu langkah proaktif dalam mengatasi kelaparan khususnya di kalangan pelajar dan kelompok rentan.
MBG diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial dengan memberikan makanan bergizi gratis kepada siswa yang kurang mampu. Dengan demikian maka kebutuhan gizi siswa dapat terpenuhi dan para siswa lebih berpotensi memperbaiki kemempuan belajar dan dapat meningkatkan kesehatan siswa.
Selain itu program MBG dapat menghidupkan nilai keadilan sosial di masyarakat karena setiap masyarakat mendapatkan porsi yang setara.
Argumen ini diperkuat dengan penelitian INDEF tahun 2024 yang menyatakan bahwa Program MBG menunjukkan dampak ekonomi yang besar. Anggaran MBG sebesar 71 triliun rupiah pada 2025 melalui UMKM akan mendorong PDB sebesar 4.510 triliun rupiah atau sebesar 34,2% dari estimasi PDB konstan tahun 2025.
Selan itu, UMKM yang terlibat dalam program MBG mendapatkan peningkatan rata-rata pendapatan bersih per bulan sebesar 33,68%.
Hari Anak Nasional
HAN menjadi sebuah momen penting untuk menghormati dan merayakan anak-anak sebagai generasi penerus yang memiliki peran vital dalam masa depan bangsa.
Peringatan ini juga merupakan bentuk nyata dari kepedulian terhadap pemenuhan hak serta perlindungan anak, yang harus menjadi tanggung jawab bersama, termasuk pentingnya menciptakan generasi anak yang sehat, cerdas, tangguh, dan berdaya dalam rangka Indonesia Emas 2045.
HAN mendorong perubahan kebijakan dan program pemerintah yang lebih fokus pada pemenuhan hak-hak anak. Dalam merespons masukan masyarakat, pemerintah dapat mengambil langkah konkret untuk meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan anak-anak di Indonesia.
Tentu, salah satunya adalah melalui Program MBG tersebut. Jangan dilupakan, MBG juga adalah langkah sistem pendidikan modern dan difusi inovasi. Dalam pendidikan, anak-anak adalah core element-nya. Memiliki kebijakan yang pro terhadap pengembangan kesejahteraan anak adalah modal utama sebuah bangsa menuju kemakmuran.
Atas dasar itulah, segenap elemen bangsa harus memperkuat komitmen dan sinergi demi menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara optimal. Sekali lagi, karena dari anak-anak yang hebat akan lahir bangsa yang kuat dan sejahtera. Bangsa yang sejahtera adalah bangsa yang merdeka dari kemiskinan. Bangsa yang sejahtera memprioritaskan generasi mudanya.
Bangsa yang sejahtera muncul dari pemimpin yang peduli pada kesejahteraan anak-anak. Itu sebabnya, MBG perlu untuk tetap dipertahankan eksistensinya karena terbukti mampu mengurangi tingkat kemiskinan, sampai mencerdaskan dan mensejahterakan anak-anak, yang notabene adalah calon-calon penerus bangsa.
HAN adalah momen penting untuk merayakan dan meningkatkan kesejahteraan anak-anak di seluruh nusantara. Pada hari ini, orang tua, pendidik, dan komunitas dapat berfokus pada cara-cara untuk memastikan bahwa anak-anak mendapatkan hak-hak mereka dan tumbuh dalam lingkungan yang mendukung perkembangan mereka.
HAN menjadi kesempatan emas bagi kita untuk fokus pada upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Melalui pendidikan berkualitas, dukungan kesehatan, lingkungan yang aman, dukungan emosional, dan partisipasi aktif, kita dapat memastikan bahwa anak-anak tumbuh dalam kondisi yang optimal untuk mencapai potensi penuh mereka. Dengan komitmen dan tindakan nyata dari semua pihak, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih cerah bagi anak-anak bangsa, yang koheren dengan kesejahteraan bangsanya juga.
Kita pun dapat berbangga karena bangsa ini sudah punya sebuah program yang menjadi salah satu indikator dari cerah dan sejahteranya anak bangsa kita nantinya. Program pro anak yang mengesampingkan aspek politik praktis demi pendidikan yang dinamis, mengedepankan masa depan bangsa daripada proyeksi politik semata, serta pro terhadap pengentasan kemiskinan, bukan politik cari kawan.
Jadi, tepat jika judul di atas berfokus pada tiga hal: “anak”, “bangsa”, dan “MBG”. Anak dan bangsa menjadi sejahtera karena MBG adalah pilihan kita semua. MBG datang, kemiskinan hilang. Selamat Hari Anak Nasional 2025. Sejahtera anakku, sejahtera bangsaku, MBG programku.