SAMPIT, PROKALTENG.CO – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kotawaringin Timur (Kotim) kini mewajibkan pelantunan lagu-lagu nasional dan daerah dalam setiap acara resmi yang digelar oleh instansi pemerintahan setempat.
Kebijakan ini bertujuan memperkuat nilai-nilai kebangsaan dan kecintaan terhadap budaya lokal di tengah masyarakat, khususnya generasi muda. Instruksi tersebut disampaikan langsung oleh Bupati Kotim H.Halikinnor, yang menekankan pentingnya membangun semangat nasionalisme melalui kebiasaan sederhana namun berdampak besar.
“Saya telah meminta kepada bagian protokol agar setiap kegiatan formal diawali dengan menyanyikan lagu kebangsaan. Ini bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari upaya mengingatkan kita akan identitas dan jati diri sebagai bangsa,” ujarnya, Rabu (25/6).
Gagasan ini lahir dari keprihatinan Halikinnor usai mengunjungi sebuah sekolah dasar di wilayahnya. Saat berinteraksi dengan para siswa, ia menemukan bahwa banyak di antara mereka yang tidak mampu menyanyikan lagu-lagu nasional seperti “Indonesia Raya” atau “Hari Merdeka”, namun fasih menyanyikan lagu-lagu populer tanpa unsur edukatif.
“Fenomena ini mencerminkan tantangan serius dalam pembentukan karakter anak bangsa. Lagu-lagu nasional dan daerah memiliki nilai sejarah dan moral yang harus ditanamkan sejak dini,” jelasnya.
Lebih lanjut, Bupati juga mendorong seluruh lembaga pemerintahan agar menjadikan lagu daerah sebagai bagian tak terpisahkan dalam agenda resmi. Menurutnya, keberagaman budaya yang dimiliki Kalimantan Tengah, termasuk Kotim, harus terus dilestarikan dan dibanggakan.
“Lagu daerah mencerminkan identitas kita sebagai masyarakat lokal. Jika tidak dilestarikan, lama-lama akan terlupakan,” tegasnya.
Dalam rangka menyambut peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia, Halikinnor juga mengimbau seluruh instansi dan sekolah untuk lebih aktif memutar serta menyanyikan lagu-lagu perjuangan selama bulan Agustus mendatang.
“Kita ingin suasana peringatan kemerdekaan benarbenar terasa dan mampu membangkitkan semangat cinta tanah air, bukan hanya simbolik,” pungkasnya.
Kebijakan ini mendapat sambutan positif dari berbagai kalangan, dan diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam memperkuat pendidikan karakter melalui jalur budaya dan musik. (bah/kpg)