27.2 C
Jakarta
Wednesday, May 28, 2025

Mengenal Grade Teh Hijau: Ada Ceremonial dan Culinary, hingga Cara Penggunaannya

TEH hijau (green tea) atau sering disebut juga dengan matcha, tidak hanya dikenal karena manfaat kesehatannya, tetapi juga karena keunikan rasa, kualitas, dan tradisi panjang dalam penyajiannya.

Dalam dunia teh, terutama teh hijau Jepang, terdapat berbagai grade atau tingkatan kualitas yang memengaruhi rasa, aroma, serta cara penggunaannya.

Dari ceremonial grade matcha yang digunakan dalam upacara tradisional, hingga culinary grade yang cocok untuk keperluan dapur, setiap grade juga memiliki karakteristik dan metode penyajian tersendiri.

Melansir laman Ujido, setiap grade atau tingkatan teh hijau (green tea) menentukan warna, aroma, tekstur, tampilan, hingga kualitas teh, serta kegunaan masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaannya.

Tingkatan atau grade teh hijau (green tea) sendiri dibagi menjadi dua, yakni Seremonial dan Kuliner,yang kemudian Kuliner dibagi menjadi lima tingkatan lagi.

  1. Seremonial atau Ceremonial

Grade seremonial pada teh hijau (green tea) dikhususkan untuk dinikmati sebagai minuman murni tanpa tambahan bahan lain.

Teh hijau (green tea) dengan grade seremonial ini juga merupakan jenis teh hijau (green tea) dengan kualitas tertinggi, yang secara tradisional biasanya digunakan dalam upacara minum teh Jepang selama berabad-abad.

Meski demikian, teh hijau (green tea) ini juga sangat cocok untuk dinikmati dalam konsumsi sehari-hari di luar konteks upacara formal.

teh hijau (green tea) grade seremonial dibuat dari pucuk daun teh paling muda. Bagian batang dan urat daun akan dipisahkan sebelum daun tersebut digiling menggunakan batu menjadi bubuk halus.

Baca Juga :  Yuk Kenali Buah Naga, Si Merah yang Kaya Manfaat Bagi Tubuh

Proses tersebut menghasilkan bubuk teh hijau (green tea) dengan warna hijau cerah, tekstur lembut, cita rasa manis alami, dan aroma yang bersih serta segar, yang sering kali menyerupai wangi rumput segar.

Teh hijau (green tea) grade seremonial ini seharusnya tidak terasa kasar atau berpasir saat diminum.

Saat diseduh, teh hijau (green tea) seremonial menghasilkan teh dengan kekentalan yang khas dan rasa yang utuh, sehingga paling tepat dinikmati tanpa tambahan pemanis, susu, atau bahan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian rasa dan kualitas alaminya.

  1. Kuliner atau Culinary

Teh hijau (green tea) grade kuliner atau food grade dibuat melalui proses berbeda dibanding teh hijau (green tea) grade seremonial, dan ditujukan untuk penggunaan kuliner seperti campuran kue atau minuman.

Meskipun bisa diseduh dan diminum, teh hijau (green tea) grade kuliner ini memiliki rasa yang lebih intens dan sedikit pahit, sehingga lebih cocok dicampurkan ke dalam resep yang melibatkan bahan lain.

Karakter rasanya yang sedikit sepat dan kuat membuat teh hijau (green tea) ini ideal sebagai bahan campuran dalam smoothie, latte, atau minuman berbasis susu lainnya.

Teh hijau (green tea) kuliner tetap memiliki aroma segar seperti rumput dan tekstur yang lembut, walau warna hijaunya biasanya tidak seterang teh hijau (green tea) seremonial.

Baca Juga :  Ketahui, Ini 5 Manfaat Minum Kopi

Menariknya, teh hijau (green tea) kuliner justru memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan grade seremonial.

Teh hijau (green tea) kuliner terbagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

– Premium

Cocok untuk konsumsi harian, teh hijau (green tea) ini berasal dari panen kedua di awal musim panas. Rasanya sedikit lebih tajam daripada grade seremonial namun tetap lembut. Biasa digunakan dalam minuman campuran seperti teh latte.

– Café

Memiliki rasa yang lebih kuat dan cocok untuk memasak, serta memanggang. Diambil dari panen kedua dan ketiga selama musim panas, tingkatan ini ideal untuk smoothie dan berbagai menu minuman di kafe.

– Bahan (Ingredient Grade)

Terbuat dari daun teh yang lebih tua, memberikan rasa yang lebih tegas dan konsistensi kental. Sangat baik digunakan dalam resep yang mengandung produk susu, seperti es krim dan krim mentega.

– Dapur (Kithcen Grade)

Menggunakan sedikit daun teh dan menghasilkan teh hijau (green tea) yang lebih kasar, berwarna hijau gelap, dan memiliki rasa sangat pahit. Paling cocok digunakan dalam produksi makanan atau minuman dalam jumlah besar.

– Klasik (Classic)

Tipe yang paling umum ditemukan. Memiliki rasa yang kuat, menjadikannya serbaguna untuk berbagai resep makanan dan minuman. (jpg)

TEH hijau (green tea) atau sering disebut juga dengan matcha, tidak hanya dikenal karena manfaat kesehatannya, tetapi juga karena keunikan rasa, kualitas, dan tradisi panjang dalam penyajiannya.

Dalam dunia teh, terutama teh hijau Jepang, terdapat berbagai grade atau tingkatan kualitas yang memengaruhi rasa, aroma, serta cara penggunaannya.

Dari ceremonial grade matcha yang digunakan dalam upacara tradisional, hingga culinary grade yang cocok untuk keperluan dapur, setiap grade juga memiliki karakteristik dan metode penyajian tersendiri.

Melansir laman Ujido, setiap grade atau tingkatan teh hijau (green tea) menentukan warna, aroma, tekstur, tampilan, hingga kualitas teh, serta kegunaan masing-masing. Oleh karena itu, penting untuk memahami perbedaannya.

Tingkatan atau grade teh hijau (green tea) sendiri dibagi menjadi dua, yakni Seremonial dan Kuliner,yang kemudian Kuliner dibagi menjadi lima tingkatan lagi.

  1. Seremonial atau Ceremonial

Grade seremonial pada teh hijau (green tea) dikhususkan untuk dinikmati sebagai minuman murni tanpa tambahan bahan lain.

Teh hijau (green tea) dengan grade seremonial ini juga merupakan jenis teh hijau (green tea) dengan kualitas tertinggi, yang secara tradisional biasanya digunakan dalam upacara minum teh Jepang selama berabad-abad.

Meski demikian, teh hijau (green tea) ini juga sangat cocok untuk dinikmati dalam konsumsi sehari-hari di luar konteks upacara formal.

teh hijau (green tea) grade seremonial dibuat dari pucuk daun teh paling muda. Bagian batang dan urat daun akan dipisahkan sebelum daun tersebut digiling menggunakan batu menjadi bubuk halus.

Baca Juga :  Yuk Kenali Buah Naga, Si Merah yang Kaya Manfaat Bagi Tubuh

Proses tersebut menghasilkan bubuk teh hijau (green tea) dengan warna hijau cerah, tekstur lembut, cita rasa manis alami, dan aroma yang bersih serta segar, yang sering kali menyerupai wangi rumput segar.

Teh hijau (green tea) grade seremonial ini seharusnya tidak terasa kasar atau berpasir saat diminum.

Saat diseduh, teh hijau (green tea) seremonial menghasilkan teh dengan kekentalan yang khas dan rasa yang utuh, sehingga paling tepat dinikmati tanpa tambahan pemanis, susu, atau bahan lainnya. Hal ini dilakukan untuk menjaga kemurnian rasa dan kualitas alaminya.

  1. Kuliner atau Culinary

Teh hijau (green tea) grade kuliner atau food grade dibuat melalui proses berbeda dibanding teh hijau (green tea) grade seremonial, dan ditujukan untuk penggunaan kuliner seperti campuran kue atau minuman.

Meskipun bisa diseduh dan diminum, teh hijau (green tea) grade kuliner ini memiliki rasa yang lebih intens dan sedikit pahit, sehingga lebih cocok dicampurkan ke dalam resep yang melibatkan bahan lain.

Karakter rasanya yang sedikit sepat dan kuat membuat teh hijau (green tea) ini ideal sebagai bahan campuran dalam smoothie, latte, atau minuman berbasis susu lainnya.

Teh hijau (green tea) kuliner tetap memiliki aroma segar seperti rumput dan tekstur yang lembut, walau warna hijaunya biasanya tidak seterang teh hijau (green tea) seremonial.

Baca Juga :  Ketahui, Ini 5 Manfaat Minum Kopi

Menariknya, teh hijau (green tea) kuliner justru memiliki kadar antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan grade seremonial.

Teh hijau (green tea) kuliner terbagi dalam beberapa tingkatan berdasarkan tujuan penggunaannya, yaitu:

– Premium

Cocok untuk konsumsi harian, teh hijau (green tea) ini berasal dari panen kedua di awal musim panas. Rasanya sedikit lebih tajam daripada grade seremonial namun tetap lembut. Biasa digunakan dalam minuman campuran seperti teh latte.

– Café

Memiliki rasa yang lebih kuat dan cocok untuk memasak, serta memanggang. Diambil dari panen kedua dan ketiga selama musim panas, tingkatan ini ideal untuk smoothie dan berbagai menu minuman di kafe.

– Bahan (Ingredient Grade)

Terbuat dari daun teh yang lebih tua, memberikan rasa yang lebih tegas dan konsistensi kental. Sangat baik digunakan dalam resep yang mengandung produk susu, seperti es krim dan krim mentega.

– Dapur (Kithcen Grade)

Menggunakan sedikit daun teh dan menghasilkan teh hijau (green tea) yang lebih kasar, berwarna hijau gelap, dan memiliki rasa sangat pahit. Paling cocok digunakan dalam produksi makanan atau minuman dalam jumlah besar.

– Klasik (Classic)

Tipe yang paling umum ditemukan. Memiliki rasa yang kuat, menjadikannya serbaguna untuk berbagai resep makanan dan minuman. (jpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru