27.3 C
Jakarta
Sunday, February 23, 2025

Hadiah Tahun Baru

Lumbung padi kopong
dicuri tikus ompong
tiada panen tahun ini

Mungkin belum rezeki
mengingat tahun lalu
mengingat anak istri
mungkin itu rezekinya?

Hadiah tahun baru
tiada panen tahun ini
dan mungkin tahun-tahun selanjutnya

Besar Kecil

Yang besar sungguh besar
yang berapi kenapa bubar?
kembalilah
yang besar sudah berani

Kembalilah
yang berapi biar berkobar
kembalilah
berkobar yang besar

Kematian di Abad 21

Mati aku, matilah
mati aku, segeralah
sekarang juga
kafanku sedang transit
liangku menunggu habis kontrak
baru ditutup setengah abad lagi, padahal
matilah aku, mati

Pak Burhan dan Izrail

Pak Burhan keringatan
ada apa? tanyaku pelan

Aku takut mati
kata Burhan pucat pasi

Aku lalu haha hihi
lalu kami haha hihi

Dikerangkeng

Mati ia
lalu hidup
lalu dibunuh
lalu hidup lagi

Merasakan yang perlu dirasa
mengeluarkan yang perlu keluar
memasukkan yang perlu masuk
membeli yang perlu dibeli

Namun dibatasi
ia dikerangkeng
membusuk dalam peti
lalu perlahan mati

Baca Juga :  Menafsir Ulang Dunia dan Cinta serta Fantasi yang Transenden

Bermain Api

Aku suka main api
aku kadang bermain api
pakai ranting, lalu bakar jadi api
tapi kali ini aku mau ganti cara main api
aku mau nyalakan yang besar besar itu api
aku panggil teman-teman lihat aku nyalakan api
aku kumpulkan kayu besar besar buat aku nyalakan api
aku lalu cari minyak tanah dan siram ke kayu dan nyalakan api
aku lihat teman-teman terdiam lihat aku nyalakan api
aku lihat api yang aku nyalakan, bagusnya api
aku bangga melihat besar besar nyala api
tapi teman-teman takut aku kena api
tak apa, aku senang bermain api
aku suka teman dan api
aku suka main api

Rona

Merah di api
merah di bibir
merah di kuku
pendarnya singkir. terpaku
merah di hati

Cerita Anak-Anak Pesisir Sungai Jordan

Sudah selesai ya trennya?
tren yang membawamu berbondong-bondong mengasihaniku
tren yang membawamu berbondong-bondong membelaku
tren yang membawamu berbondong-bondong membantuku
apa aku harus kembali mengemis?
mengemis dan mengemis
menangis dan menangis

Baca Juga :  Pernikahan, Socrates, dan Pertanyaan tentang Kebahagiaan

Aku ingin tidur,
aku lelah nona
tapi tak ada kasur
hanya serpihan batu dan pasir

Aku ingin bermain
aku lelah tuan
tapi tak ada mainan
hanya bongkahan bom dan manusia

Sama sepertimu aku juga rindu masa lalu
yang indah tanpa abu
jika memang kau pernah merasakannya
apa salah aku meminta,
sedikit bantuan darimu?
sedikit pembelaanmu?
sedikit saja kesadaranmu?

Aku kumbang yang terbaring pada punggungnya
aku tikus yang diberi racun menunggu datang ajalnya
aku manusia yang kau acuhkan seruannya

Cepat pindah, cepat berangkat!
manusia angkuh sudah mendekat
tolong aku tuan, tolong aku nona
siapa yang bisa tolong aku?

Penjelajah dan Pelayar

Kakiku bergetar
deru jiwaku menggelegar
telingaku menyapa segala arah
mencarimu, tuan
sedang kau berlayar ke selatan (*)

 

*Puisi-Puisi Karya Sabila Nur Amalia

Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Mulawarman. Kadang membaca, kadang menulis. Instagram: @halosabila

Lumbung padi kopong
dicuri tikus ompong
tiada panen tahun ini

Mungkin belum rezeki
mengingat tahun lalu
mengingat anak istri
mungkin itu rezekinya?

Hadiah tahun baru
tiada panen tahun ini
dan mungkin tahun-tahun selanjutnya

Besar Kecil

Yang besar sungguh besar
yang berapi kenapa bubar?
kembalilah
yang besar sudah berani

Kembalilah
yang berapi biar berkobar
kembalilah
berkobar yang besar

Kematian di Abad 21

Mati aku, matilah
mati aku, segeralah
sekarang juga
kafanku sedang transit
liangku menunggu habis kontrak
baru ditutup setengah abad lagi, padahal
matilah aku, mati

Pak Burhan dan Izrail

Pak Burhan keringatan
ada apa? tanyaku pelan

Aku takut mati
kata Burhan pucat pasi

Aku lalu haha hihi
lalu kami haha hihi

Dikerangkeng

Mati ia
lalu hidup
lalu dibunuh
lalu hidup lagi

Merasakan yang perlu dirasa
mengeluarkan yang perlu keluar
memasukkan yang perlu masuk
membeli yang perlu dibeli

Namun dibatasi
ia dikerangkeng
membusuk dalam peti
lalu perlahan mati

Baca Juga :  Menafsir Ulang Dunia dan Cinta serta Fantasi yang Transenden

Bermain Api

Aku suka main api
aku kadang bermain api
pakai ranting, lalu bakar jadi api
tapi kali ini aku mau ganti cara main api
aku mau nyalakan yang besar besar itu api
aku panggil teman-teman lihat aku nyalakan api
aku kumpulkan kayu besar besar buat aku nyalakan api
aku lalu cari minyak tanah dan siram ke kayu dan nyalakan api
aku lihat teman-teman terdiam lihat aku nyalakan api
aku lihat api yang aku nyalakan, bagusnya api
aku bangga melihat besar besar nyala api
tapi teman-teman takut aku kena api
tak apa, aku senang bermain api
aku suka teman dan api
aku suka main api

Rona

Merah di api
merah di bibir
merah di kuku
pendarnya singkir. terpaku
merah di hati

Cerita Anak-Anak Pesisir Sungai Jordan

Sudah selesai ya trennya?
tren yang membawamu berbondong-bondong mengasihaniku
tren yang membawamu berbondong-bondong membelaku
tren yang membawamu berbondong-bondong membantuku
apa aku harus kembali mengemis?
mengemis dan mengemis
menangis dan menangis

Baca Juga :  Pernikahan, Socrates, dan Pertanyaan tentang Kebahagiaan

Aku ingin tidur,
aku lelah nona
tapi tak ada kasur
hanya serpihan batu dan pasir

Aku ingin bermain
aku lelah tuan
tapi tak ada mainan
hanya bongkahan bom dan manusia

Sama sepertimu aku juga rindu masa lalu
yang indah tanpa abu
jika memang kau pernah merasakannya
apa salah aku meminta,
sedikit bantuan darimu?
sedikit pembelaanmu?
sedikit saja kesadaranmu?

Aku kumbang yang terbaring pada punggungnya
aku tikus yang diberi racun menunggu datang ajalnya
aku manusia yang kau acuhkan seruannya

Cepat pindah, cepat berangkat!
manusia angkuh sudah mendekat
tolong aku tuan, tolong aku nona
siapa yang bisa tolong aku?

Penjelajah dan Pelayar

Kakiku bergetar
deru jiwaku menggelegar
telingaku menyapa segala arah
mencarimu, tuan
sedang kau berlayar ke selatan (*)

 

*Puisi-Puisi Karya Sabila Nur Amalia

Mahasiswa Sastra Indonesia di Universitas Mulawarman. Kadang membaca, kadang menulis. Instagram: @halosabila

Terpopuler

Artikel Terbaru

/