25.1 C
Jakarta
Monday, April 14, 2025

Waspada! Kalteng Disinyalir Daerah Tertular PMK

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO-11 dari 20 ekor sapi di Kotawaringin Barat (Kobar) dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK). Diketahui bahwa sapi-sapi itu sebelumnya didatangkan dari Jawa Timur bersama 130 ekor sapi lainnya.

Sementara saat ini wilayah Jawa Timur merupakan daerah wabah PMK. Terkait itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kobar Rosehan Pribadi melalui sekretarisnya Haryo Prabowo mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pengobatan terhadap sapi yang dinyatakan suspek.

“Sampai saat ini memang belum ditemukan adanya ternak yang mati akibat PKM,” ujarnya.

Informasi yang didapat dari Balai Karantina Pertanian Wilayah Kerja Pangkalan Bun, jalur masuk ternak ke Palabuhan Kumai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah ditutup. “Kami akan bersinergi dengan pihak Balai untuk mengawasi lalu lintas kapal pengangut ternak. DPKH juga memiliki check point di Pelabuhan Kumai untuk pengawasan,” katanya, Rabu (11/5).

Dengan ditemukannya kasus PMK di Kabupaten Kobar, Provinsi Kalteng ditetapkan sebagai daerah tertular PMK. “Karena secara klinis (penyakit, red) itu muncul di Kabupaten Kobar, di kandang penampungan sapi potong yang didatangkan dari daerah Jawa Timur,” ucap Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia atau PDHI Kalimantan Tengah, drh Eko Hari Yuwono, Rabu (11/5).

Eko menyebut, PMK ini tergolong penyakit hewan yang cepat menular. Bisa melalui kontak langsung antarhewan yang sehat dengan hewan penderita, maupun melalui sarana yang terkontaminasi hewan tertular atau melalui udara. “Tingkat penularannya cepat, tapi tingkat kematian ternak kecil, antara 10-15 persen. Beda dengan penyakit ASF pada babi yang tingkat kematiannya bisa sampai 98 persen,” terangnya.

Baca Juga :  Diduga Cekcok, Suami Mengamuk Aniaya Istri Hingga Tewas

Untuk mengantisipasi penyakit PMK ini, Eko menyarankan kepada peternak untuk menerapkan biosekuriti kandang yang ketat dan menjaga kebersihan kandang ternak secara maksimal. Disarankan bagi para peternak untuk memperhatikan asalusul ternak yang dibeli. Ternak yang terjangkit PMK biasanya diberikan obat antibiotik, suplemen vitamin, dan obat penurun panas.

“Untuk diketahui, ternak yang telah mendapatkan pengobatan dan terlihat sembuh dari berbagai gejala sekunder PMK, tidak lantas membuat ternak tersebut bebas dari PMK. Di dalam tubuh ternak masih ada virusnya, jadi masih ada potensi menjadi pembawa atau penular PMK ke ternak lain,” bebernya.

Empat kabupaten di Jawa Timur telah ditemukan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK). Yakni Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terus mengawasi pergerakan hewan ternak yang masuk ke Kalteng, terutama hewan ternak dari empat kabupaten tersebut.

“Kami sudah menutup pintu masuknya hewan ternak dari empat kabupaten itu dan terus mengawasi pergerakan hewan yang masuk. Namun hingga kini pasokan hewan ternak seperti kambing dan sapi dari daerah lain masih lancar,” tutur Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Riza Rahmadi.

Baca Juga :  Kalteng Bagian Utara Diprediksi Hujan

Pasokan ternak sapi dan kambing ke Kalteng yang aman dan lancar yakni dari Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan demikian pasokan untuk kebutuhan hewan ternak di Kalteng terbilang masih aman, karena pada daerah-daerah pemasok itu belum mewabah PMK.

“Pasokan hewan ternak ke Kalteng masih aman, karena dari daerah-daerah tertentu masih boleh masuk,” sebutnya.

Berkenaan dengan beberapa sampel sapi yang sudah diambil dan dikirim untuk diperiksa di laboratorium, hingga saat ini belum keluar hasilnya. Apabila nantinya dinyatakan ada wabah PMK di Kalteng, maka pihaknya akan melakukan lockdown. Kepala DPKP Kota Palangka Raya Renson melalui Kepala Bidang Keswan Kesmavet PPHP Sumardi mengatakan, sosialisasi PMK sudah dilakukan. Pihaknya bersama Balai Veteriner Banjarmasin memberi pemahaman kepada para peternak sapi terkait wabah penyakit ini.

“Sosialisasi kami lakukan door to door, sedangkan untuk pedagang dan penjagal kami beri sosialisasi melalui grup WhatsApp,” katanya seraya menyebut sejauh ini belum ditemukan kasus PMK di Palangka Raya. (ahm/sja/abw/son/ce/ram/hnd/kpg)

PALANGKA RAYA,PROKALTENG.CO-11 dari 20 ekor sapi di Kotawaringin Barat (Kobar) dinyatakan suspek penyakit mulut dan kuku (PMK). Diketahui bahwa sapi-sapi itu sebelumnya didatangkan dari Jawa Timur bersama 130 ekor sapi lainnya.

Sementara saat ini wilayah Jawa Timur merupakan daerah wabah PMK. Terkait itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (DPKH) Kobar Rosehan Pribadi melalui sekretarisnya Haryo Prabowo mengatakan, pihaknya sudah melakukan upaya pengobatan terhadap sapi yang dinyatakan suspek.

“Sampai saat ini memang belum ditemukan adanya ternak yang mati akibat PKM,” ujarnya.

Informasi yang didapat dari Balai Karantina Pertanian Wilayah Kerja Pangkalan Bun, jalur masuk ternak ke Palabuhan Kumai dari Jawa Tengah dan Jawa Timur sudah ditutup. “Kami akan bersinergi dengan pihak Balai untuk mengawasi lalu lintas kapal pengangut ternak. DPKH juga memiliki check point di Pelabuhan Kumai untuk pengawasan,” katanya, Rabu (11/5).

Dengan ditemukannya kasus PMK di Kabupaten Kobar, Provinsi Kalteng ditetapkan sebagai daerah tertular PMK. “Karena secara klinis (penyakit, red) itu muncul di Kabupaten Kobar, di kandang penampungan sapi potong yang didatangkan dari daerah Jawa Timur,” ucap Ketua Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia atau PDHI Kalimantan Tengah, drh Eko Hari Yuwono, Rabu (11/5).

Eko menyebut, PMK ini tergolong penyakit hewan yang cepat menular. Bisa melalui kontak langsung antarhewan yang sehat dengan hewan penderita, maupun melalui sarana yang terkontaminasi hewan tertular atau melalui udara. “Tingkat penularannya cepat, tapi tingkat kematian ternak kecil, antara 10-15 persen. Beda dengan penyakit ASF pada babi yang tingkat kematiannya bisa sampai 98 persen,” terangnya.

Baca Juga :  Diduga Cekcok, Suami Mengamuk Aniaya Istri Hingga Tewas

Untuk mengantisipasi penyakit PMK ini, Eko menyarankan kepada peternak untuk menerapkan biosekuriti kandang yang ketat dan menjaga kebersihan kandang ternak secara maksimal. Disarankan bagi para peternak untuk memperhatikan asalusul ternak yang dibeli. Ternak yang terjangkit PMK biasanya diberikan obat antibiotik, suplemen vitamin, dan obat penurun panas.

“Untuk diketahui, ternak yang telah mendapatkan pengobatan dan terlihat sembuh dari berbagai gejala sekunder PMK, tidak lantas membuat ternak tersebut bebas dari PMK. Di dalam tubuh ternak masih ada virusnya, jadi masih ada potensi menjadi pembawa atau penular PMK ke ternak lain,” bebernya.

Empat kabupaten di Jawa Timur telah ditemukan adanya penyakit mulut dan kuku (PMK). Yakni Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalteng terus mengawasi pergerakan hewan ternak yang masuk ke Kalteng, terutama hewan ternak dari empat kabupaten tersebut.

“Kami sudah menutup pintu masuknya hewan ternak dari empat kabupaten itu dan terus mengawasi pergerakan hewan yang masuk. Namun hingga kini pasokan hewan ternak seperti kambing dan sapi dari daerah lain masih lancar,” tutur Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Peternakan (TPHP) Kalteng Riza Rahmadi.

Baca Juga :  Kalteng Bagian Utara Diprediksi Hujan

Pasokan ternak sapi dan kambing ke Kalteng yang aman dan lancar yakni dari Kalimantan Selatan (Kalsel), Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Dengan demikian pasokan untuk kebutuhan hewan ternak di Kalteng terbilang masih aman, karena pada daerah-daerah pemasok itu belum mewabah PMK.

“Pasokan hewan ternak ke Kalteng masih aman, karena dari daerah-daerah tertentu masih boleh masuk,” sebutnya.

Berkenaan dengan beberapa sampel sapi yang sudah diambil dan dikirim untuk diperiksa di laboratorium, hingga saat ini belum keluar hasilnya. Apabila nantinya dinyatakan ada wabah PMK di Kalteng, maka pihaknya akan melakukan lockdown. Kepala DPKP Kota Palangka Raya Renson melalui Kepala Bidang Keswan Kesmavet PPHP Sumardi mengatakan, sosialisasi PMK sudah dilakukan. Pihaknya bersama Balai Veteriner Banjarmasin memberi pemahaman kepada para peternak sapi terkait wabah penyakit ini.

“Sosialisasi kami lakukan door to door, sedangkan untuk pedagang dan penjagal kami beri sosialisasi melalui grup WhatsApp,” katanya seraya menyebut sejauh ini belum ditemukan kasus PMK di Palangka Raya. (ahm/sja/abw/son/ce/ram/hnd/kpg)

Terpopuler

Artikel Terbaru