PALANGKA RAYA–Seruan
dari wakil rakyat yang menginginkan ditutupnya akses keluar masuk Kota Palangka
Raya, ditanggapi
Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin. Wali kota
termuda se-Indonesia ini menyebut, tidak mudah untuk melakukan langkah demikian.
Banyak
hal yang perlu dipertimbangkan dan dilakukan pengkajian terlebih dahulu. Akan ada banyak dampak yang akan ditimbulkan jika diberlakukan
lockdown. Salah satunya
ekonomi.
“Untuk melakukan penutupan diperlukan
dasar-dasar yang kuat dan jelas, serta diperlukan
data-data yang memperkuat penutupan tersebut,” ucapnya saat diwawancarai
Kalteng Pos (Grup Kaltengpos,co) per telepon, Jumat (27/3).
Lokasi
yang disebut-sebut harus ditutup adalah bandara. Menurut Fairid, hal itu tidak mudah dilakukan tanpa adanya campur tangan
PT
Angkasa Pura dan Dinas Perhubungan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng).
Hingga
saat ini
pihaknya belum memiliki rencana untuk hal ini. Pihaknya pun belum mendengar adanya rencana
penutupan Bandara Tjilik Riwut.
Apalagi PT
Angkasa Pura melakukan pengawasan yang ketat terhadap
keluar
masuknya penumpang bandara.
“Perlu kajian yang
matang, memikirkan dampak dan bagaimana mengatasi dampak itu bila
memang suatu saat bandara harus ditutup,â€
ujar
Fairid.
“Menutup sebuah bandara
tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Banyak hal yang harus dipertimbangkan dan dipikirkan,”
pungkasnya.