27.1 C
Jakarta
Saturday, April 27, 2024

Kalteng Perketat Pegawasan di Bandara dan Pelabuhan

PALANGKA RAYA-Dunia sedang heboh serangan virus
corona, virus yang pertama kali menyerang warga di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok. Virus yang diduga bersumber dari kelelawar dan ular itu pun kini
sudah menyebar ke beberapa negara di asia. Di Indonesia ada 19 daerah termasuk
Kalteng yang waspada dan harus memperketat pengawasan, karena di Kalteng
sendiri ada salah satu jalur lautnya langsung dari Tiongkok.    

Pengawasan di pelabuhan udara dan laut di Kalteng
pun semakin diperketat. Di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kelas III Palangka Raya memasang alat deteksi thermal scanner di pintu kedatangan
Bandara.

Menurut Kepala KKP Kelas III Palangka Raya
Solihin, untuk mengatisifasi wabah corona masuk ke Palangka Raya, salah satunya
memasang alat thermal scanner, cara kerja alat ini dengan
mendeteksi suhu tubuh manusia, yang dimana apabila ada penumpang yang mengidap
demam maka akan terlihat dari monitor petugas, dan selanjutnya petugas akan
melakukan interogasi terhadap penumpang tersebut.

Ia menambahkan petugas KKP Palangka Raya, bersama
instansi terkait terus memperketat pengawasan, agar penumpang yang datang dan
memasuki Kota Palangka Raya, harus benar-benar dilakukan pemeriksaan yang lebih
ketat.

“Selanjutnya apabila ada yang mengidap demam atau
gejala lainya akan ditanya perjalanan dari mana, dan apakah ada riwayat
penyakit sebagainya, sehingga masyarakat yang terpapar virus corona bisa kita deteksi
lebih lanjut,”ungka Solihin kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co), via telpon Minggu (26/1).

Thermo Scaner di Bandara Tjilik Riwut, jelasnya,
apabila ada suhu
di atas 38 ° C  alarm akan berbunyi  dan segera dilakukan tindakan observasi
penyebab demam dan riwayat perjalanan yang bersangkutan  apakah berasal dari negara terjangkit.

Apabila penumpang yang terpapar dari virus ini
maka akan dilakukan masa inkubasi tergantung dari penyakit yang alami dan
apabila terkena virus corona maka masa inkubasinya 2-14 hari, jadi masa
inkubasi itu dimana masa seseorang sudah terpapar suatu penyakit yang diman dia
menimbulkan gejala.

“Seperti kita ketahui virus Corona ini merupakan
virus yang baru jadi kita update penyebarannya dimana saja, termasuk tentang
virus ini bagaiman cara penyebarannya sehingga kami pihak Kesehatan Pelabuhan
bersama dengan Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan yang ada di Wilayah
Kalteng mengantisifasi dalam penangan virus ini, sehingga kita bisa segera
mengambil tindakan,”tutupnya.

Baca Juga :  Keluarga Ikhlas Apabila Penggalian Korban Dihentikan

 

Sementara itu, di Sampit pengawasan di pintu
pelabuhan laut dan udara juga diperketat.
Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Sampit Agus Yordani mengatakan faktor yang menyebabkan
Sampit menjadi salah satu daerah yang rawan virus corona karena ada kapal Tiongkok
pengangkut hasil tambang.

“Bukan kapalnya yang
rawan virus, tapi anak buah kapal (ABK). Ini yang perlu diantisipasi. Jumlah ABK
ini diperkirakan berkisar 20 orang,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Minggu
(26/1).

Agus menambahkan untuk
jalur laut memang potensi dan rawan, sebab kapal Tiongkok itu langsung ke
pelabuhan Sampit. “Kapal dari Cina itu sudah lama, tapi pihak pelabuhan
tidak membolehkan ABK ini turun langsung ke daratan. Mereka hanya berada di
kapal, hal ini menjaga dari masalah negatif tentunya,”paparnya.

Rencana kapal Cina ini
datang hari ini, Senin (27/1). Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan
pihak terkait masalah kasus ini.

Terpisah, Kepala
Bandara H Asan Sampit melalui Kasi Pelayanan dan Kerjasama Yogi Suradiningkrat
mengatakan, sudah mengetahui Sampit ini salah satu daerah di Indonesia yang
menyatakan kewaspadaan tinggi menghadapi virus corona ini.

“Informasi ini sudah
kami terima sejak Jumat (24/1) yang lalu. Oleh sebab itu, kami bersama KKP
Sampit melakukan pengawasan lebih insentif lagi,” jelasnya Kepada Kalteng Pos,
Minggu (26/1).

Dirinya mengatakan
Kotim ini merupakan salah satu kota maju, selain itu pula faktor lain misalnya
saja pimpinan perusahaan di Kotim ini banyak yang berasal dari luar negeri.
Kemungkinan hal ini bisa juga terjadi karena faktor tersebut.

“Saat ini kedatangan
atau keberangatan penumpang itu dari Surabaya, Jakarta, Palangka Raya dan
Pangkalan Bun. KKP juga sudah di tempatkan di bandaran ini. Terkait peralatan
yang seperti di bandara di daerah jawa atau kota maju terkait alat pendeteksian
virus ini kebetulan tidak ada. Ini berdasarkan dari pihak KKP menyatakan
demikian,”paparnya.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi, Kejari Mura Geledah Kantor Distanakan

Meski tidak ada
terindikasi virus tersebut, dirinya juga mengimbau kepada petugas ataupun warga
yang melakukan penerbangan agar menggunakan masker. “Kami bersama KKP juga akan
selektif dan meningkatkan kewaspadaan masalah keberadaan virus ini. Meski
sampai saat ini tidak ada indikasi virus ini, tetap kita lebih hati-hati dan
waspada lagi,”akuinya.

Ditambahkannya pula,
memang keberadaan virus ini kan berasal dari Negara Cina. “Makanya setiap
bandara yang ada di Indonesia ini meningkatkan kewaspadaan. Karena bandara ini
gerbang lintasan internasional, makanya lebih dioptimalkan di bandara,”pungkasnya.

Sementara itu,
pengawasan juga diperketat kepada warga negara asing baik di pelabuhan maupun
di bandara. Seperti di Pelabuhan Panglima Utar Kecamatan Kumai dan Bandara
Iskandar/

Kepala Kesyahbandar
Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai Kapten wahyu menegaskan, bahwa saat ini dunia
internasional tengah mewaspadai penyebaran wabah penyakit pneumoni berat akibat
virus corona. Oleh karenanya, perlu dilakukan langkah pencegahan dan pengawasan
khususnya di pintu gerbang masuknya penumpang internasional seperti bandara dan
pelabuhan. 

“Semua penumpang
yang datang dilakukan pemeriksaan untuk mencegah masuknya virus corona ke
Indonesia. Begitu juga beberapa pelabuhan yang ada di daerah untuk melakukan
antisipasi,”katanya.

Sementara itu Kepala Bandara
Sultan Iskandar Pangkalan Bun Zuber mengatakan, pihaknya juga melakukan upaya
dan tindakan. Dengan melakukan antisipasi datangnya wisatawan yang dikwatirkan
terkena serangan virus tersebut. Walaupun Bandara Iskandar Pangkalan Bun bukan
penerbangan internasional, tetapi para penumpang sudah di thermo scanner di
bandara Internasional  seperti Bandara Soetta jakarta, Bandara Juanda
Surabaya dan bandara Internasional lainnya.  Tetapi Bandara Iskandar
Pangkalan Bun punya alat Thermal Scanner di tempatkan di terminal kedatangan
yang berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang.

“Kami ada
pemantauannya sendiri menggunakan alat deteksi suhu tubuh, apabila suhu lebih
dari 38 derajat celicius di anggap ada masalah dengan kesehatan dilakukan
tindakan. Kami juga berkoordinasi dengan  Karantina Kesehatan Pelabuhan (
KKP ) untuk teknisnya,”ujarnya. (*yud/fir/son/ala/dar)

PALANGKA RAYA-Dunia sedang heboh serangan virus
corona, virus yang pertama kali menyerang warga di Kota Wuhan, Provinsi Hubei,
Tiongkok. Virus yang diduga bersumber dari kelelawar dan ular itu pun kini
sudah menyebar ke beberapa negara di asia. Di Indonesia ada 19 daerah termasuk
Kalteng yang waspada dan harus memperketat pengawasan, karena di Kalteng
sendiri ada salah satu jalur lautnya langsung dari Tiongkok.    

Pengawasan di pelabuhan udara dan laut di Kalteng
pun semakin diperketat. Di Bandara Tjilik Riwut Palangka Raya, Kantor Kesehatan
Pelabuhan (KKP) Kelas III Palangka Raya memasang alat deteksi thermal scanner di pintu kedatangan
Bandara.

Menurut Kepala KKP Kelas III Palangka Raya
Solihin, untuk mengatisifasi wabah corona masuk ke Palangka Raya, salah satunya
memasang alat thermal scanner, cara kerja alat ini dengan
mendeteksi suhu tubuh manusia, yang dimana apabila ada penumpang yang mengidap
demam maka akan terlihat dari monitor petugas, dan selanjutnya petugas akan
melakukan interogasi terhadap penumpang tersebut.

Ia menambahkan petugas KKP Palangka Raya, bersama
instansi terkait terus memperketat pengawasan, agar penumpang yang datang dan
memasuki Kota Palangka Raya, harus benar-benar dilakukan pemeriksaan yang lebih
ketat.

“Selanjutnya apabila ada yang mengidap demam atau
gejala lainya akan ditanya perjalanan dari mana, dan apakah ada riwayat
penyakit sebagainya, sehingga masyarakat yang terpapar virus corona bisa kita deteksi
lebih lanjut,”ungka Solihin kepada Kalteng Pos
(Grup Kaltengpos.co), via telpon Minggu (26/1).

Thermo Scaner di Bandara Tjilik Riwut, jelasnya,
apabila ada suhu
di atas 38 ° C  alarm akan berbunyi  dan segera dilakukan tindakan observasi
penyebab demam dan riwayat perjalanan yang bersangkutan  apakah berasal dari negara terjangkit.

Apabila penumpang yang terpapar dari virus ini
maka akan dilakukan masa inkubasi tergantung dari penyakit yang alami dan
apabila terkena virus corona maka masa inkubasinya 2-14 hari, jadi masa
inkubasi itu dimana masa seseorang sudah terpapar suatu penyakit yang diman dia
menimbulkan gejala.

“Seperti kita ketahui virus Corona ini merupakan
virus yang baru jadi kita update penyebarannya dimana saja, termasuk tentang
virus ini bagaiman cara penyebarannya sehingga kami pihak Kesehatan Pelabuhan
bersama dengan Kementrian Kesehatan dan Dinas Kesehatan yang ada di Wilayah
Kalteng mengantisifasi dalam penangan virus ini, sehingga kita bisa segera
mengambil tindakan,”tutupnya.

Baca Juga :  Keluarga Ikhlas Apabila Penggalian Korban Dihentikan

 

Sementara itu, di Sampit pengawasan di pintu
pelabuhan laut dan udara juga diperketat.
Kepala Kantor Kesehatan
Pelabuhan Kelas III Sampit Agus Yordani mengatakan faktor yang menyebabkan
Sampit menjadi salah satu daerah yang rawan virus corona karena ada kapal Tiongkok
pengangkut hasil tambang.

“Bukan kapalnya yang
rawan virus, tapi anak buah kapal (ABK). Ini yang perlu diantisipasi. Jumlah ABK
ini diperkirakan berkisar 20 orang,” jelasnya kepada Kalteng Pos, Minggu
(26/1).

Agus menambahkan untuk
jalur laut memang potensi dan rawan, sebab kapal Tiongkok itu langsung ke
pelabuhan Sampit. “Kapal dari Cina itu sudah lama, tapi pihak pelabuhan
tidak membolehkan ABK ini turun langsung ke daratan. Mereka hanya berada di
kapal, hal ini menjaga dari masalah negatif tentunya,”paparnya.

Rencana kapal Cina ini
datang hari ini, Senin (27/1). Pihaknya juga sudah melakukan koordinasi dengan
pihak terkait masalah kasus ini.

Terpisah, Kepala
Bandara H Asan Sampit melalui Kasi Pelayanan dan Kerjasama Yogi Suradiningkrat
mengatakan, sudah mengetahui Sampit ini salah satu daerah di Indonesia yang
menyatakan kewaspadaan tinggi menghadapi virus corona ini.

“Informasi ini sudah
kami terima sejak Jumat (24/1) yang lalu. Oleh sebab itu, kami bersama KKP
Sampit melakukan pengawasan lebih insentif lagi,” jelasnya Kepada Kalteng Pos,
Minggu (26/1).

Dirinya mengatakan
Kotim ini merupakan salah satu kota maju, selain itu pula faktor lain misalnya
saja pimpinan perusahaan di Kotim ini banyak yang berasal dari luar negeri.
Kemungkinan hal ini bisa juga terjadi karena faktor tersebut.

“Saat ini kedatangan
atau keberangatan penumpang itu dari Surabaya, Jakarta, Palangka Raya dan
Pangkalan Bun. KKP juga sudah di tempatkan di bandaran ini. Terkait peralatan
yang seperti di bandara di daerah jawa atau kota maju terkait alat pendeteksian
virus ini kebetulan tidak ada. Ini berdasarkan dari pihak KKP menyatakan
demikian,”paparnya.

Baca Juga :  Dugaan Korupsi, Kejari Mura Geledah Kantor Distanakan

Meski tidak ada
terindikasi virus tersebut, dirinya juga mengimbau kepada petugas ataupun warga
yang melakukan penerbangan agar menggunakan masker. “Kami bersama KKP juga akan
selektif dan meningkatkan kewaspadaan masalah keberadaan virus ini. Meski
sampai saat ini tidak ada indikasi virus ini, tetap kita lebih hati-hati dan
waspada lagi,”akuinya.

Ditambahkannya pula,
memang keberadaan virus ini kan berasal dari Negara Cina. “Makanya setiap
bandara yang ada di Indonesia ini meningkatkan kewaspadaan. Karena bandara ini
gerbang lintasan internasional, makanya lebih dioptimalkan di bandara,”pungkasnya.

Sementara itu,
pengawasan juga diperketat kepada warga negara asing baik di pelabuhan maupun
di bandara. Seperti di Pelabuhan Panglima Utar Kecamatan Kumai dan Bandara
Iskandar/

Kepala Kesyahbandar
Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kumai Kapten wahyu menegaskan, bahwa saat ini dunia
internasional tengah mewaspadai penyebaran wabah penyakit pneumoni berat akibat
virus corona. Oleh karenanya, perlu dilakukan langkah pencegahan dan pengawasan
khususnya di pintu gerbang masuknya penumpang internasional seperti bandara dan
pelabuhan. 

“Semua penumpang
yang datang dilakukan pemeriksaan untuk mencegah masuknya virus corona ke
Indonesia. Begitu juga beberapa pelabuhan yang ada di daerah untuk melakukan
antisipasi,”katanya.

Sementara itu Kepala Bandara
Sultan Iskandar Pangkalan Bun Zuber mengatakan, pihaknya juga melakukan upaya
dan tindakan. Dengan melakukan antisipasi datangnya wisatawan yang dikwatirkan
terkena serangan virus tersebut. Walaupun Bandara Iskandar Pangkalan Bun bukan
penerbangan internasional, tetapi para penumpang sudah di thermo scanner di
bandara Internasional  seperti Bandara Soetta jakarta, Bandara Juanda
Surabaya dan bandara Internasional lainnya.  Tetapi Bandara Iskandar
Pangkalan Bun punya alat Thermal Scanner di tempatkan di terminal kedatangan
yang berfungsi untuk mendeteksi suhu tubuh seseorang.

“Kami ada
pemantauannya sendiri menggunakan alat deteksi suhu tubuh, apabila suhu lebih
dari 38 derajat celicius di anggap ada masalah dengan kesehatan dilakukan
tindakan. Kami juga berkoordinasi dengan  Karantina Kesehatan Pelabuhan (
KKP ) untuk teknisnya,”ujarnya. (*yud/fir/son/ala/dar)

Terpopuler

Artikel Terbaru