28.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Dinilai Ada Unsur Mistik, Buaya Temuan Warga Akhirnya Dilepas

KASONGAN,PROKALTENG.CO – Buaya kuning temuan warga Desa Luwuk Kiri, Kecamatan Tasik Payawan, Kabupaten Katingan, bernama Yadi diduga mengandung unsur mistik.

Pasalnya pasca penemuan buaya yang terperangkap alat penangkap ikan itu, ada salah seorang perempuan di desa setempat yang tiba-tiba kesurupan. Dia mengaku, bahwa buaya yang panjangnya 2,5 meter, dengan bobot 40 kilogram itu, merupakan cucu perempuannya. Dengan menggunakan bahasa Dayak, orang yang kesurupan itu, sambil menangis, memohon kepada warga agar secepatnya buaya itu dilepaskan kembali.

Melihat itu, warga pun langsung melakukan ritual tampung tawar, hingga memecahkan telur. Selanjutnya dengan menggunakan feri penyeberangan, warga didampingi pihak BKSDA mengantar buaya itu ke tempat semula. Dengan jarak dari desa sekitar 200 meter ke arah hulu. Tepat pada pukul 15.30, buaya kuning yang sempat menghebohkan warga setempat tersebut langsung dilepasliarkan.

Baca Juga :  Masih Diselimuti Kabut Asap Karhutla, Begini Instruksi Gubernur

Kepala BKSDA Kalteng Nur Fatria melalui Kasi Wilayah I BKSDA Junaidi Slamet Wibowo mengatakan, bahwa buaya tersebut telah dikembalikan ke habitannya. Di mana habitan tersebut, tempat ditemukannya buaya itu.

"Karena di tempat itu juga ada anak sungai yang aman dari berbagai gangguan, dan aktivitas manusia," jelasnya kepada wartawan, Sabtu (23/10).

Dia juga mengatakan, buaya kuning ini jenisnya buaya sapit. Kemudian dia juga  berharap, apabila ada penemuan buaya seperti itu lagi agar langsung dilaporkan kepada BKSDA. "Kita akan melakukan pendampingan untuk pelepasannya," ucapnya.

Sementara informasi lain, buaya tersebut awalnya sempat mau dibawa ke Palangka Raya oleh pihak BKSDA. Namun warga setempat meminta, agar buaya yang diperkirakan berusia empat tahun itu, dilepaskan di tempat semula. Karena warga setempat meyakini bahwa buaya kuning tersebut bukan buaya seperti pada umumnya.

Baca Juga :  Lulus Seleksi CPNS, Segera Melakukan Pemberkasan Secara Digital

KASONGAN,PROKALTENG.CO – Buaya kuning temuan warga Desa Luwuk Kiri, Kecamatan Tasik Payawan, Kabupaten Katingan, bernama Yadi diduga mengandung unsur mistik.

Pasalnya pasca penemuan buaya yang terperangkap alat penangkap ikan itu, ada salah seorang perempuan di desa setempat yang tiba-tiba kesurupan. Dia mengaku, bahwa buaya yang panjangnya 2,5 meter, dengan bobot 40 kilogram itu, merupakan cucu perempuannya. Dengan menggunakan bahasa Dayak, orang yang kesurupan itu, sambil menangis, memohon kepada warga agar secepatnya buaya itu dilepaskan kembali.

Melihat itu, warga pun langsung melakukan ritual tampung tawar, hingga memecahkan telur. Selanjutnya dengan menggunakan feri penyeberangan, warga didampingi pihak BKSDA mengantar buaya itu ke tempat semula. Dengan jarak dari desa sekitar 200 meter ke arah hulu. Tepat pada pukul 15.30, buaya kuning yang sempat menghebohkan warga setempat tersebut langsung dilepasliarkan.

Baca Juga :  Masih Diselimuti Kabut Asap Karhutla, Begini Instruksi Gubernur

Kepala BKSDA Kalteng Nur Fatria melalui Kasi Wilayah I BKSDA Junaidi Slamet Wibowo mengatakan, bahwa buaya tersebut telah dikembalikan ke habitannya. Di mana habitan tersebut, tempat ditemukannya buaya itu.

"Karena di tempat itu juga ada anak sungai yang aman dari berbagai gangguan, dan aktivitas manusia," jelasnya kepada wartawan, Sabtu (23/10).

Dia juga mengatakan, buaya kuning ini jenisnya buaya sapit. Kemudian dia juga  berharap, apabila ada penemuan buaya seperti itu lagi agar langsung dilaporkan kepada BKSDA. "Kita akan melakukan pendampingan untuk pelepasannya," ucapnya.

Sementara informasi lain, buaya tersebut awalnya sempat mau dibawa ke Palangka Raya oleh pihak BKSDA. Namun warga setempat meminta, agar buaya yang diperkirakan berusia empat tahun itu, dilepaskan di tempat semula. Karena warga setempat meyakini bahwa buaya kuning tersebut bukan buaya seperti pada umumnya.

Baca Juga :  Lulus Seleksi CPNS, Segera Melakukan Pemberkasan Secara Digital

Terpopuler

Artikel Terbaru