26.1 C
Jakarta
Monday, November 11, 2024

Jam Besuk Rumah Sakit Dibatasi

PALANGKA RAYA- RSUD dr
Doris Sylvanus Palangka Raya mengambil langkah pencegahan dengan membatasi jam
besuk rumah sakit. Jika sebelumnya ada jam besuk sore, kini rumah sakit milik
pemerintah itu hanya memberlakukan jam besuk pukul 11.00-13.00 WIB.

“Adanya imbauan
untuk mencegah virus corona yang terus mewabah, maka RSUD dr Doris Sylvanus
membatasi jam besuk, karena rumah sakit merupakan sumber penularan virus atau
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit,” kata Wakil Direktur RSUD dr
Doris Sylvanus dr Theodorus Sapta Atmadja melalui video yang tersebar di media
sosial, Jumat (20/3).

Pihak rumah sakit pun
mengharapkan pengertian dan kerja sama masyarakat perihal pembatasan jam besuk
tersebut. Karena itu, keluarga pasien yang datang berkunjung, diimbau segera meninggalkan
rumah sakit ketika jam kunjungan berakhir.

Baca Juga :  Tolong! Tak Hanya Asin, Air Sungai Kini Sudah Terasa Pahit

Selain itu, pengunjung dianjurkan
untuk tidak membawa serta anak berusia di bawah 12 tahun ke rumah sakit, karena
usia itu sangat rentan tertular virus maupun bakteri.

Theo juga mengingatkan masyarakat
Kalteng untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari tempat keramaian.
Selalu menjaga jarak dengan orang lain dan tidak melakukan kontak badan. Mencuci
tangan menggunakan sabun atau antiseptik serta mengenakan masker dengan baik
dan benar.

Theo mengajak semua
elemen untuk menggelorakan kembali gerakan masyarakat hidup sehat. Di antaranya
memperbanyak makanan dan minuman yang bergizi dan sehat, memperbanyak istirahat,
dan berolahraga secukupnya.

Sementara itu, salah
satu tim yang tergabung dalam penanganan isolasi Covid-19, Jeri Ripaldon menuturkan,
ada sedikit ketakutan pihaknya jika terdapat pasien yang terkonfirmasi menunjukkan
gejala Covid-19. Akan tetapi, lanjutnya, karena berprofesi sebagai perawat, mau
tidak mau harus menjalankan tugas.

Baca Juga :  Sudah 155 Kasus Positif Covid-19 di Kalteng

“Kami tetap
mengutamakan menjaga kesehatan dan istirahat optimal,” katanya.

Dikatakan perawat yang
bertugas sebagai pengawas infeksi ini, meski jam kerja tidak berkurang atau
tidak bertambah, akan tetapi beban mental saat ini terasa lebih berat dari
biasanya. sebab, risiko penanganan virus ini lebih berat. “Apalagi alat
pengaman diri (APD) di Indonesia sangat terbatas. Bersyukur di RSUD dr Doris
Sylvanus ini masih ada dan mencukupi,” ucap pria berusia 32 tahun ini.

PALANGKA RAYA- RSUD dr
Doris Sylvanus Palangka Raya mengambil langkah pencegahan dengan membatasi jam
besuk rumah sakit. Jika sebelumnya ada jam besuk sore, kini rumah sakit milik
pemerintah itu hanya memberlakukan jam besuk pukul 11.00-13.00 WIB.

“Adanya imbauan
untuk mencegah virus corona yang terus mewabah, maka RSUD dr Doris Sylvanus
membatasi jam besuk, karena rumah sakit merupakan sumber penularan virus atau
bakteri yang dapat menimbulkan penyakit,” kata Wakil Direktur RSUD dr
Doris Sylvanus dr Theodorus Sapta Atmadja melalui video yang tersebar di media
sosial, Jumat (20/3).

Pihak rumah sakit pun
mengharapkan pengertian dan kerja sama masyarakat perihal pembatasan jam besuk
tersebut. Karena itu, keluarga pasien yang datang berkunjung, diimbau segera meninggalkan
rumah sakit ketika jam kunjungan berakhir.

Baca Juga :  Tolong! Tak Hanya Asin, Air Sungai Kini Sudah Terasa Pahit

Selain itu, pengunjung dianjurkan
untuk tidak membawa serta anak berusia di bawah 12 tahun ke rumah sakit, karena
usia itu sangat rentan tertular virus maupun bakteri.

Theo juga mengingatkan masyarakat
Kalteng untuk mengurangi aktivitas di luar rumah dan menghindari tempat keramaian.
Selalu menjaga jarak dengan orang lain dan tidak melakukan kontak badan. Mencuci
tangan menggunakan sabun atau antiseptik serta mengenakan masker dengan baik
dan benar.

Theo mengajak semua
elemen untuk menggelorakan kembali gerakan masyarakat hidup sehat. Di antaranya
memperbanyak makanan dan minuman yang bergizi dan sehat, memperbanyak istirahat,
dan berolahraga secukupnya.

Sementara itu, salah
satu tim yang tergabung dalam penanganan isolasi Covid-19, Jeri Ripaldon menuturkan,
ada sedikit ketakutan pihaknya jika terdapat pasien yang terkonfirmasi menunjukkan
gejala Covid-19. Akan tetapi, lanjutnya, karena berprofesi sebagai perawat, mau
tidak mau harus menjalankan tugas.

Baca Juga :  Sudah 155 Kasus Positif Covid-19 di Kalteng

“Kami tetap
mengutamakan menjaga kesehatan dan istirahat optimal,” katanya.

Dikatakan perawat yang
bertugas sebagai pengawas infeksi ini, meski jam kerja tidak berkurang atau
tidak bertambah, akan tetapi beban mental saat ini terasa lebih berat dari
biasanya. sebab, risiko penanganan virus ini lebih berat. “Apalagi alat
pengaman diri (APD) di Indonesia sangat terbatas. Bersyukur di RSUD dr Doris
Sylvanus ini masih ada dan mencukupi,” ucap pria berusia 32 tahun ini.

Terpopuler

Artikel Terbaru