31.6 C
Jakarta
Tuesday, April 15, 2025

Tegas! Sebelum Ibukota Dipindahkan, Gubernur Kalteng Minta Dua Hal Ini

PALANGKA RAYA – Persiapan pemindahan ibukota negara
(IKN) Republik Indonesia ke Kalimantan, semakin gencar dilakukan Pemerintah. Untuk
mematangkan rencana tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
RI kali ini menggelar dialog nasional pemindahan ibukota negara di Kalimantan Tengah.

Dialog nasional ini merupakan yang pertama kalinya digelar Bappenas di
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya dialog serupa dilaksanakan
di Jakarta.

Dalam sambutannya pada pembukaan dialog nasional itu, Gubernur Kalteng Sugianto
Sabran kembali menegaskan kesiapan Kalimantan Tengah menjadi ibukota negara baru
RI.

Sugianto juga mengungkapkan sejumlah keunggulan Kalteng dari beberapa
daerah lain di Kalimantan yang sama-sama menjadi kandidat ibukota negara baru.

Namun demikian, pada kesempatan itu gubernur juga menegaskan sejumlah poin
penting yang harus diperhatikan Pemerintah sebelum proses pemindahan dilakukan,
khususnya jika Kalimantan Tengah yang dipilih sebagai ibukota negara yang baru.

Baca Juga :  Kelangkaan LPG Subsidi di Kalteng Diduga karena Tak Tepat Sasaran

“Setidaknya ada dua hal penting yang saya minta menjadi perhatian serius
oleh Pemerintah, yakni aspek ekonomi dan sosial masyarakat Kalteng,” kata
gubernur.

Pada aspek ekonomi ini jelas gubernur, dirinya meminta adanya pemerataan
ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah mengenai legalisasi kepemilikan lahan.

“Saya meminta agar Pemerintah harus memberikan kemudahan dan mempercepat
legalisasi kepemilikan lahan masyarakat. Sehingga jangan sampai nanti ketika
ibukota pindah ke Kalteng, masyarakatnya malah kehilangan lahan mereka karena
tidak memiliki legalitas secara hukum. Saya ingin masyarakat saya di Kalteng,
nantinya tetap menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri yang ditandai dengan
kepemilikan lahan-lahan mereka. Ini saya harapkan bisa diselesaikan oleh
Pemerintah sebelum proses pemindahan ibukota dilakukan,” sebut gubernur.

Baca Juga :  Mesin Rusak ! KMP Drajat Terdampar di Muara Lepas Laut Bahaur, Penumpa

Demikian juga dengan aspek sosial, lanjut gubernur. Dirinya berharap agar
kearifan-kearifan lokal masyarakat Kalteng tetap terjaga, meskipun nantinya
daerah ini akan menjadi ibukota negara.

“Masyarakat Kalteng ini sangat egaliter dengan falsafah Huma Betang-nya. Memiliki
kekayaan sosial budaya dan kearifan lokal yang luar biasa. Ini saya minta harus
tetap terjaga dengan baik. Harus ada perangkat atau regulasi yang memberikan
perlindungan kepada masyarakat adat dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Dialog nasional pemindahan IKN yang digelar di Hotel Luwansa Palangka Raya
itu juga menghadirkan sejumlah pakar sosial budaya, lingkungan dan
infrastruktur. (nto)

PALANGKA RAYA – Persiapan pemindahan ibukota negara
(IKN) Republik Indonesia ke Kalimantan, semakin gencar dilakukan Pemerintah. Untuk
mematangkan rencana tersebut, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
RI kali ini menggelar dialog nasional pemindahan ibukota negara di Kalimantan Tengah.

Dialog nasional ini merupakan yang pertama kalinya digelar Bappenas di
Palangka Raya, Kalimantan Tengah, setelah sebelumnya dialog serupa dilaksanakan
di Jakarta.

Dalam sambutannya pada pembukaan dialog nasional itu, Gubernur Kalteng Sugianto
Sabran kembali menegaskan kesiapan Kalimantan Tengah menjadi ibukota negara baru
RI.

Sugianto juga mengungkapkan sejumlah keunggulan Kalteng dari beberapa
daerah lain di Kalimantan yang sama-sama menjadi kandidat ibukota negara baru.

Namun demikian, pada kesempatan itu gubernur juga menegaskan sejumlah poin
penting yang harus diperhatikan Pemerintah sebelum proses pemindahan dilakukan,
khususnya jika Kalimantan Tengah yang dipilih sebagai ibukota negara yang baru.

Baca Juga :  Kelangkaan LPG Subsidi di Kalteng Diduga karena Tak Tepat Sasaran

“Setidaknya ada dua hal penting yang saya minta menjadi perhatian serius
oleh Pemerintah, yakni aspek ekonomi dan sosial masyarakat Kalteng,” kata
gubernur.

Pada aspek ekonomi ini jelas gubernur, dirinya meminta adanya pemerataan
ekonomi masyarakat. Salah satunya adalah mengenai legalisasi kepemilikan lahan.

“Saya meminta agar Pemerintah harus memberikan kemudahan dan mempercepat
legalisasi kepemilikan lahan masyarakat. Sehingga jangan sampai nanti ketika
ibukota pindah ke Kalteng, masyarakatnya malah kehilangan lahan mereka karena
tidak memiliki legalitas secara hukum. Saya ingin masyarakat saya di Kalteng,
nantinya tetap menjadi tuan rumah di daerahnya sendiri yang ditandai dengan
kepemilikan lahan-lahan mereka. Ini saya harapkan bisa diselesaikan oleh
Pemerintah sebelum proses pemindahan ibukota dilakukan,” sebut gubernur.

Baca Juga :  Mesin Rusak ! KMP Drajat Terdampar di Muara Lepas Laut Bahaur, Penumpa

Demikian juga dengan aspek sosial, lanjut gubernur. Dirinya berharap agar
kearifan-kearifan lokal masyarakat Kalteng tetap terjaga, meskipun nantinya
daerah ini akan menjadi ibukota negara.

“Masyarakat Kalteng ini sangat egaliter dengan falsafah Huma Betang-nya. Memiliki
kekayaan sosial budaya dan kearifan lokal yang luar biasa. Ini saya minta harus
tetap terjaga dengan baik. Harus ada perangkat atau regulasi yang memberikan
perlindungan kepada masyarakat adat dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Dialog nasional pemindahan IKN yang digelar di Hotel Luwansa Palangka Raya
itu juga menghadirkan sejumlah pakar sosial budaya, lingkungan dan
infrastruktur. (nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru