28 C
Jakarta
Monday, April 21, 2025

Bakul Murah Disulap Jadi Tas Berkualitas

PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.COTidak semua orang mampu berinovasi dalam berkreasi. Karena itu ada orang atau
pihak tertentu yang bersedia
menularkan ilmu
yang dimiliki kepada sesama
. Seperti yang
dialami
warga binaan LPP Kelas IIA Palangka Raya. Mereka mendapat bekal pengetahuan untuk
berkreasi, m
enyulap bakul purun
menjadi tas bernilai jual tinggi.

Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan (LPP) Kelas IIA Palangka Raya. Lokasinya 40 kilometer dari
pusat
Kota
Palangka Raya
.
tepatnya
di Jalan Tjilik Riwut K
m 40. Bangunannya berjarak 900
meter dari jalan
utama. LPP itu menampung 137 warga
binaan.

Rabu (11/11), Darma Wanita
Persatuan (DWP) Kalteng mengunjungi LPP
Kelas IIA Palangka
Raya. Disambut ramah oleh kepala LPP
serta para warga
binaan yang akan mengikuti pelatihan
. Ada
sebanyak
50
orang. Pelatihan
yang diberikan yakni melukis bakul purun.

Ketua Darma Wanita
Persatuan (DWP) Kalteng Norhayati Fahrizal Fitri mengatakan, pelaksanaan
pelatihan yang dilakukan
itu merupakan salah satu dari
dua
program
kerja untuk tahun ini. Selain program pelatihan melukis,
ada juga program pelatihan
ekoprin.

“Sesuai kesepakatan
bersama seluruh anggota, maka untuk program melukis dilakukan di LPP Palangka
Raya,” katanya di sela-sela kegiatan.

Diungkapkannya, program
yang disusun pada dasarnya ditujukan kepada masyarakat Bumi Tambun Bungai.
Belum lama ini pihaknya juga sudah melaksanakan berbagai kegiatan di beberapa
tempat.

“Kami berpikir bahwa
LPP
Kelas IIA Palangka Raya merupakan salah satu tempat yang
jarang dikunjungi
.
Karena itu dinilai perlu untuk didatangi kali ini
sekaligus memberi
pelatihan keterampilan,” ungkapnya saat dibincangi Kalteng
Pos
(Grup kaltengpos.co).

Pelatihan meluksi tas
purun ini dalam rangka memberi
bekal keterampilan kepada
warga binaan perempuan
,
meskipun
pada dasarnya

LPP
Kelas IIA Palangka Raya sudah memiliki berbagai program
kegiatan dalam rangka meningkatkan keterampilan warga binaan.

“Harapannya, saat
mereka (warga binaan,
red) meninggalkan LPP, sudah
memiliki
bekal keterampilan yang lebih
untuk berkreasi dan
berinovasi
di tengah masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :  123 Nakes dan Pegawai RS Doris Sylvanus Terpapar Covid-19

Istri dari
Sekda
Kalteng Fahrizal Fitri ini pun mengakui,
selain memberi bekal
keterampilan,

tujuan lain dari pelatihan
yang diberikan itu adalah
untuk
melestarikan kearifan lokal Kalteng.
Sebagaimana diketahui bahwa
purun
me
rupakan salah satu kekayaan alam Bumi Tambun Bungai, yang
tentunya harus dikenal oleh masyarakat Kalteng
sendiri maupun orang luas.

“Purun ini
merupakan sumber daya alam khas Kalteng
. Ketika diolah
menjadi tas
, maka akan lebih tinggi nilainya ketika sudah
dilukis
.
Selain
itu
, juga untuk mengampanyekan pengurangan penggunaan
kantong plastik,
karena tas
purun ini
juga dapat digunakan ketika berbelanja,”
bebernya.

Sementara itu, Kepala
LPP Kelas II A Palangka Raya Dyah Wandasari mendukung
penuh
kegiatan
yang dilaksanaan oleh DWP Kalteng
kali ini. Para
warga binaaan pun terlihat
ceria dan bersemangat mengikuti
kegiatan hingga akhir.

“Kami sangat mendukung. Kegiatan ini
sangat positif
.
Saya
melihat warga binaan
begitu senang. Harapannnya
banyak organisasi lain yang mau datang ke sini
untuk memberikan
bantuan berupa bimbingan keterampilan
maupun mental
dan

rohani,” ungkapnya.

Sejak menempati lokasi
baru di Jalan Tjilik Riwut K
m 40 pada 21 Januari 2019
lalu, sudah beberapa kali
pihaknya melaksanakan kegiatan
pelatihan
bagi warga binaan. Di
antaranya

menjahit, berkebun
, dan membuat kue. Selain
oleh pihak LPP, a
da pula kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak
luar.

“Ke depan ada tawaran
kegiatan masuk ke kami, rencananya akan memberikan pelatihan mebel kepada warga
binaan di sini
.
Meskipun
mereka perempuan
, saya mendukung kegiatan keterampilan itu,
karena
dampaknya
juga positif
untuk para warga binaan,” ucapnya kepada Kalteng
Pos, kemarin.

Dengan berbagai
pelatihan keterampilan yang diterima oleh warga binaan,
kini sudah ada
banyak
produk warga binaan yang dijual ke luar
, seperti tas
rajut, konektor masker
, bahkan kue. Pemasarannya dilakukan
secara
online
dan ditangani

oleh pegawai
LPP
Kelas IIA Palangka Raya.

“Kami juga mengajarkan
bisnis kepada mereka
.
Awalnya
kami berikan modal untuk membuat kue, mereka jual di dalam

lingkungan

LPP
.
Hasil
dari bisnis
itu diputar lagi untuk menghasilkan produk lain,”
bebernya.

Baca Juga :  Menristekdikti Ingin Studi Gambut Terpusat di UPR

Di tempat yang sama, Selvi
Madjedie
selaku pelatih keterampilan bakul purun
mengatakan, pihaknya baru saja merintis bakul lukis purun ini sejak pandemi
Covid-19
melanda Kalteng. Pihaknya menilai bahwa
purun
merupakan kearifan lokal yang tidak semua daerah miliki
.

“Secara ekonomis, bakul purun
ini harganya tidak seberapa
, yakni kisaran Rp35
ribu di Kota Palangka Raya
. Saya pun
berpikir bahwa sebetulnya
bakul purun ini bisa dikemba
ngkan untuk menjadi
produk berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Selvi pun memulainya
dengan mengajak
anak dan keponakannya. Ia
mengajak
anak dan keponakannya
itu untuk melukis bakul.

“Kebetulan anak-anak
ini suka melukis
.
Daripada
main
game saja
, mending saya ajarkan mereka kembangkan bakat untuk
menghasilkan uang,” katanya.

Usahanya terus berjalan. Pemesanan datang
dari
Pulau Jawa, Bali, NTT
, hingga Sumatera. Promosi yang dilakukan hanya melalui
media sosial.
Cukup efektif.

“Kami sudah tiga kali
melakukan pelatihan lukis bakul kurun ini
. Terakhir kami
diminta oleh DWP Kalteng
untuk memberi pelatihan di LPP Palangka
Raya,” tambahnya.

Kini, bakul yang
awalnya seharga Rp35 ribu dapat dijual Rp75 ribu. Tergantung penggunaan cat
saat pelukisan.
Makin banyak lukisan, maka makin
mahal pula harga bakulnya.

“Bahan yang kami
gunakan
cuman bahan baku yakni
purun, cat akrilik
, dan kuas saja,” tambahnya.

Bahkan saat ini telah
ada
beberapa anak yang ikut bergabung melukis bakul
bersama. Tujuan
membangun usaha berbasis bakat ini sebagai wadah bagi anak-anak Kota Palangka
Raya untuk mengekspr
esikan hobi maupun bakat di bidang melukis.

“Ada lima anak yang aktif. Memang ada banyak lagi anak yang bergabung, tapi tidak
aktif
. Ke
depan
nya
semoga
kami bisa
kembangkan kr
eativitas ini, tidak hanya terbatas pada purun,” pungkasnya.

PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.COTidak semua orang mampu berinovasi dalam berkreasi. Karena itu ada orang atau
pihak tertentu yang bersedia
menularkan ilmu
yang dimiliki kepada sesama
. Seperti yang
dialami
warga binaan LPP Kelas IIA Palangka Raya. Mereka mendapat bekal pengetahuan untuk
berkreasi, m
enyulap bakul purun
menjadi tas bernilai jual tinggi.

Lembaga Pemasyarakatan
Perempuan (LPP) Kelas IIA Palangka Raya. Lokasinya 40 kilometer dari
pusat
Kota
Palangka Raya
.
tepatnya
di Jalan Tjilik Riwut K
m 40. Bangunannya berjarak 900
meter dari jalan
utama. LPP itu menampung 137 warga
binaan.

Rabu (11/11), Darma Wanita
Persatuan (DWP) Kalteng mengunjungi LPP
Kelas IIA Palangka
Raya. Disambut ramah oleh kepala LPP
serta para warga
binaan yang akan mengikuti pelatihan
. Ada
sebanyak
50
orang. Pelatihan
yang diberikan yakni melukis bakul purun.

Ketua Darma Wanita
Persatuan (DWP) Kalteng Norhayati Fahrizal Fitri mengatakan, pelaksanaan
pelatihan yang dilakukan
itu merupakan salah satu dari
dua
program
kerja untuk tahun ini. Selain program pelatihan melukis,
ada juga program pelatihan
ekoprin.

“Sesuai kesepakatan
bersama seluruh anggota, maka untuk program melukis dilakukan di LPP Palangka
Raya,” katanya di sela-sela kegiatan.

Diungkapkannya, program
yang disusun pada dasarnya ditujukan kepada masyarakat Bumi Tambun Bungai.
Belum lama ini pihaknya juga sudah melaksanakan berbagai kegiatan di beberapa
tempat.

“Kami berpikir bahwa
LPP
Kelas IIA Palangka Raya merupakan salah satu tempat yang
jarang dikunjungi
.
Karena itu dinilai perlu untuk didatangi kali ini
sekaligus memberi
pelatihan keterampilan,” ungkapnya saat dibincangi Kalteng
Pos
(Grup kaltengpos.co).

Pelatihan meluksi tas
purun ini dalam rangka memberi
bekal keterampilan kepada
warga binaan perempuan
,
meskipun
pada dasarnya

LPP
Kelas IIA Palangka Raya sudah memiliki berbagai program
kegiatan dalam rangka meningkatkan keterampilan warga binaan.

“Harapannya, saat
mereka (warga binaan,
red) meninggalkan LPP, sudah
memiliki
bekal keterampilan yang lebih
untuk berkreasi dan
berinovasi
di tengah masyarakat,” tuturnya.

Baca Juga :  123 Nakes dan Pegawai RS Doris Sylvanus Terpapar Covid-19

Istri dari
Sekda
Kalteng Fahrizal Fitri ini pun mengakui,
selain memberi bekal
keterampilan,

tujuan lain dari pelatihan
yang diberikan itu adalah
untuk
melestarikan kearifan lokal Kalteng.
Sebagaimana diketahui bahwa
purun
me
rupakan salah satu kekayaan alam Bumi Tambun Bungai, yang
tentunya harus dikenal oleh masyarakat Kalteng
sendiri maupun orang luas.

“Purun ini
merupakan sumber daya alam khas Kalteng
. Ketika diolah
menjadi tas
, maka akan lebih tinggi nilainya ketika sudah
dilukis
.
Selain
itu
, juga untuk mengampanyekan pengurangan penggunaan
kantong plastik,
karena tas
purun ini
juga dapat digunakan ketika berbelanja,”
bebernya.

Sementara itu, Kepala
LPP Kelas II A Palangka Raya Dyah Wandasari mendukung
penuh
kegiatan
yang dilaksanaan oleh DWP Kalteng
kali ini. Para
warga binaaan pun terlihat
ceria dan bersemangat mengikuti
kegiatan hingga akhir.

“Kami sangat mendukung. Kegiatan ini
sangat positif
.
Saya
melihat warga binaan
begitu senang. Harapannnya
banyak organisasi lain yang mau datang ke sini
untuk memberikan
bantuan berupa bimbingan keterampilan
maupun mental
dan

rohani,” ungkapnya.

Sejak menempati lokasi
baru di Jalan Tjilik Riwut K
m 40 pada 21 Januari 2019
lalu, sudah beberapa kali
pihaknya melaksanakan kegiatan
pelatihan
bagi warga binaan. Di
antaranya

menjahit, berkebun
, dan membuat kue. Selain
oleh pihak LPP, a
da pula kegiatan yang dilaksanakan oleh pihak
luar.

“Ke depan ada tawaran
kegiatan masuk ke kami, rencananya akan memberikan pelatihan mebel kepada warga
binaan di sini
.
Meskipun
mereka perempuan
, saya mendukung kegiatan keterampilan itu,
karena
dampaknya
juga positif
untuk para warga binaan,” ucapnya kepada Kalteng
Pos, kemarin.

Dengan berbagai
pelatihan keterampilan yang diterima oleh warga binaan,
kini sudah ada
banyak
produk warga binaan yang dijual ke luar
, seperti tas
rajut, konektor masker
, bahkan kue. Pemasarannya dilakukan
secara
online
dan ditangani

oleh pegawai
LPP
Kelas IIA Palangka Raya.

“Kami juga mengajarkan
bisnis kepada mereka
.
Awalnya
kami berikan modal untuk membuat kue, mereka jual di dalam

lingkungan

LPP
.
Hasil
dari bisnis
itu diputar lagi untuk menghasilkan produk lain,”
bebernya.

Baca Juga :  Menristekdikti Ingin Studi Gambut Terpusat di UPR

Di tempat yang sama, Selvi
Madjedie
selaku pelatih keterampilan bakul purun
mengatakan, pihaknya baru saja merintis bakul lukis purun ini sejak pandemi
Covid-19
melanda Kalteng. Pihaknya menilai bahwa
purun
merupakan kearifan lokal yang tidak semua daerah miliki
.

“Secara ekonomis, bakul purun
ini harganya tidak seberapa
, yakni kisaran Rp35
ribu di Kota Palangka Raya
. Saya pun
berpikir bahwa sebetulnya
bakul purun ini bisa dikemba
ngkan untuk menjadi
produk berkualitas tinggi,” ungkapnya.

Selvi pun memulainya
dengan mengajak
anak dan keponakannya. Ia
mengajak
anak dan keponakannya
itu untuk melukis bakul.

“Kebetulan anak-anak
ini suka melukis
.
Daripada
main
game saja
, mending saya ajarkan mereka kembangkan bakat untuk
menghasilkan uang,” katanya.

Usahanya terus berjalan. Pemesanan datang
dari
Pulau Jawa, Bali, NTT
, hingga Sumatera. Promosi yang dilakukan hanya melalui
media sosial.
Cukup efektif.

“Kami sudah tiga kali
melakukan pelatihan lukis bakul kurun ini
. Terakhir kami
diminta oleh DWP Kalteng
untuk memberi pelatihan di LPP Palangka
Raya,” tambahnya.

Kini, bakul yang
awalnya seharga Rp35 ribu dapat dijual Rp75 ribu. Tergantung penggunaan cat
saat pelukisan.
Makin banyak lukisan, maka makin
mahal pula harga bakulnya.

“Bahan yang kami
gunakan
cuman bahan baku yakni
purun, cat akrilik
, dan kuas saja,” tambahnya.

Bahkan saat ini telah
ada
beberapa anak yang ikut bergabung melukis bakul
bersama. Tujuan
membangun usaha berbasis bakat ini sebagai wadah bagi anak-anak Kota Palangka
Raya untuk mengekspr
esikan hobi maupun bakat di bidang melukis.

“Ada lima anak yang aktif. Memang ada banyak lagi anak yang bergabung, tapi tidak
aktif
. Ke
depan
nya
semoga
kami bisa
kembangkan kr
eativitas ini, tidak hanya terbatas pada purun,” pungkasnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru