25.6 C
Jakarta
Monday, November 25, 2024

Bersatu Padu Membangun, Mendedikasikan Diri dan Menjaga Alam Raya Kalt

PALANGKA RAYA- Menuntut
ilmu bisa di mana saja dan kapan saja. Namun, tanah kelahiran tetap jadi
kebanggaan. Begitulah yang tertanam dalam pikiran dan akan selalu diimplementasikan
para mahasiswa Kalteng yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta.

“Kami pelajar mahasiswa
Kalimantan Tengah menyatakan bersatu padu membangun Kalteng, bersatu padu
mendedikasikan diri untuk Kalteng, bersatu padu menjaga alam raya Kalteng. Atas
nama Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah di Yogyakarta,” begitulah
ikrar 120 mahasiswa di Desa Pulesari, Yogyakarta, Sabtu 3 November 2019.

Kalimat demi kalimat yang
terdengar dalam video yang dikirimkan Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalteng
Kota Yogyakarta (HPMKT) Tovan Dwi Pratama, menggambarkan harapan yang besar
yang diramu dalam ikrar persatuan itu. Kalteng memang membutuhkan
generasi-generasi muda yang mampu melanjutkan pembangunan.

Bersekolah dan menimba
ilmu di mana saja, tetapi tanah kelahiran tetap menjadi kecintaan mereka.
Mereka juga tidak lupa, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung. Apalagi
masyarakat Dayak begitu terkenal dengan keakrabannya. Budaya yang melekat pada
diri setiap orang Dayak tak akan lepas, meski berada di luar tanah Dayak.

Memilih berpendidikan
tinggi di pulau seberang, khususnya Jawa Tengah, bukan semata-mata ingin pergi
dan meninggalkan tanah Bumi Tambun Bungai. Mereka mencari bekal demi kemajuan
Kalteng ke depan. Kata mereka, siapa lagi jika bukan anak-anak Kalteng yang
akan melanjutkan pembangunan ini.

Rasa kecintaan terhadap
tanah kelahiran, diwujudkan dengan menggelar malam keakraban (makrab) yang
diselenggarakan di Desa Wisata Pulesari, Yogyakarta, Sabtu (3/11). Makrab ini
sebagai wadah berkumpul dan mempererat sesama warga Kalteng. “Makrab menjadi
kekuatan bagi kami para pemuda-pemudi Kalteng,” kata Tovan saat dihubungi
Kalteng Pos, Kamis (7/11).

Baca Juga :  Banmus Bentuk Tim Kecil Bahas Agenda Dewan

Menurutnya, dengan
adanya pertemuan yang dilakukan dengan saudara sesama daerah ini, memberikan
dampak positif baru bagi mereka yang memilih hidup jauh dari orang tua demi menuntut
ilmu, yang nantinya akan mereka bawa kembali ke tanah kelahiran, Kalteng. “Kegiatan
ini juga untuk menciptakan rasa cinta akan tanah kelahiran, tanah Dayak,”
katanya.

Dijelaskannya, makrab yang
dilaksanakan itu mengusung tema “Revitalisasi Generasi Muda Kalteng Guna
Melahirkan Intelektual Progresif.” Dari tema tersebut terlihat bahwa hasil dari
makrab yang dilaksanakan dapat menciptakan generasi-generasi Kalteng yang
memiliki tujuan, terkait bagaimana langkah strategis ke depan untuk Kalteng. “Kegiatan
tersebut diharapkan dapat memberikan bentuk pemahaman, pandangan bagi kawan-kawan
yang terlibat, guna menciptakan langkah strategis ke depannya,” kata pria asal
Kabupaten Kapuas ini.

Kegiatan makrab
tersebut diikuti oleh 120 peserta. Terdiri atas himpunan Pelajar Mahasiswa
Sukamara, Lamandau, Kobar, Kotim, Seruyan, Gunung Mas, Katingan, Palangka Raya,
Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, serta Pulang
Pisau. Juga turut hadir perwakilan dari Asrama Putra dan Putri Provinsi Kalteng
di Yogyakarta.

“Kami mahasiswa Kalteng
yang ada di Yogyakarta, sebulan sekali rutin bertemu dan berdiskusi, mulai dari
isu sosial, promosi budaya, bahkan membahas langkah konkret untuk menciptakan
kaderisasi, agar pemuda Kalteng bisa menjadi seorang pemimpin,” beber Tovan.

Baca Juga :  Gawat!!! Palangka Raya Masuk 10 Besar Kasus Kematian Covid-19 Tertingg

Dicontohkannya, wali kota
dua periode Riban Satia merupakan salah satu alumnus dari kelompok itu. Karena
itu, perlu ada kaderisasi pemuda yang nantinya diharapkan menjadi pemimpin
Kalteng di masa depan. “Untuk itu kami deklarasikan bahwa kami sebagai warga
Kalteng di Yogyakarta hanya menimba ilmu. Setelah itu kami akan kembali dan
membangun masa depan Kalteng,” ucap mahasiswa Universitas Mercubuana,
Yogyakarta.

Sebagai mahasiswa, pihaknya
bisa membantu hal-hal dalam taraf kemampuannya, seperti pendampingan mahasiswa
Kalteng yang meninggal dunia di Yogyakarta dan membuka diskusi bertajuk sosial
budaya maupun kritik sosial Kalteng. “Bahkan pada Maret lalu kami melaksanakan
Budaya Festival Mini Isen Mulang dengan tema “Taharu Lewu”. Hal itu dilaksanakan
dalam rangka mengenalkan budaya Kalteng kepada masyarakat luas, salah satunya di
Yogyakarta,” bebernya.

Kegiatan para muda-mudi
Kalteng itu turut dihadiri Kepala Badan Penghubung Perwakilan Kalteng, Sawun. Dalam
kesempatan itu ia mengajak pahari (saudara, red) yang ada dalam makrab itu,
agar senantiasa menjunjung tinggi prinsip huma betang. Bagi mahasiswa asal
Kalteng yang berkuliah di Kota Yogyakarta, ia menekankan agar senantiasa tahu menempatkan
diri serta saling menjaga persatuan dan kesatuan antarsesama. (
abw/ce/ami)

PALANGKA RAYA- Menuntut
ilmu bisa di mana saja dan kapan saja. Namun, tanah kelahiran tetap jadi
kebanggaan. Begitulah yang tertanam dalam pikiran dan akan selalu diimplementasikan
para mahasiswa Kalteng yang sedang menimba ilmu di Yogyakarta.

“Kami pelajar mahasiswa
Kalimantan Tengah menyatakan bersatu padu membangun Kalteng, bersatu padu
mendedikasikan diri untuk Kalteng, bersatu padu menjaga alam raya Kalteng. Atas
nama Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalimantan Tengah di Yogyakarta,” begitulah
ikrar 120 mahasiswa di Desa Pulesari, Yogyakarta, Sabtu 3 November 2019.

Kalimat demi kalimat yang
terdengar dalam video yang dikirimkan Ketua Himpunan Pelajar Mahasiswa Kalteng
Kota Yogyakarta (HPMKT) Tovan Dwi Pratama, menggambarkan harapan yang besar
yang diramu dalam ikrar persatuan itu. Kalteng memang membutuhkan
generasi-generasi muda yang mampu melanjutkan pembangunan.

Bersekolah dan menimba
ilmu di mana saja, tetapi tanah kelahiran tetap menjadi kecintaan mereka.
Mereka juga tidak lupa, di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung. Apalagi
masyarakat Dayak begitu terkenal dengan keakrabannya. Budaya yang melekat pada
diri setiap orang Dayak tak akan lepas, meski berada di luar tanah Dayak.

Memilih berpendidikan
tinggi di pulau seberang, khususnya Jawa Tengah, bukan semata-mata ingin pergi
dan meninggalkan tanah Bumi Tambun Bungai. Mereka mencari bekal demi kemajuan
Kalteng ke depan. Kata mereka, siapa lagi jika bukan anak-anak Kalteng yang
akan melanjutkan pembangunan ini.

Rasa kecintaan terhadap
tanah kelahiran, diwujudkan dengan menggelar malam keakraban (makrab) yang
diselenggarakan di Desa Wisata Pulesari, Yogyakarta, Sabtu (3/11). Makrab ini
sebagai wadah berkumpul dan mempererat sesama warga Kalteng. “Makrab menjadi
kekuatan bagi kami para pemuda-pemudi Kalteng,” kata Tovan saat dihubungi
Kalteng Pos, Kamis (7/11).

Baca Juga :  Banmus Bentuk Tim Kecil Bahas Agenda Dewan

Menurutnya, dengan
adanya pertemuan yang dilakukan dengan saudara sesama daerah ini, memberikan
dampak positif baru bagi mereka yang memilih hidup jauh dari orang tua demi menuntut
ilmu, yang nantinya akan mereka bawa kembali ke tanah kelahiran, Kalteng. “Kegiatan
ini juga untuk menciptakan rasa cinta akan tanah kelahiran, tanah Dayak,”
katanya.

Dijelaskannya, makrab yang
dilaksanakan itu mengusung tema “Revitalisasi Generasi Muda Kalteng Guna
Melahirkan Intelektual Progresif.” Dari tema tersebut terlihat bahwa hasil dari
makrab yang dilaksanakan dapat menciptakan generasi-generasi Kalteng yang
memiliki tujuan, terkait bagaimana langkah strategis ke depan untuk Kalteng. “Kegiatan
tersebut diharapkan dapat memberikan bentuk pemahaman, pandangan bagi kawan-kawan
yang terlibat, guna menciptakan langkah strategis ke depannya,” kata pria asal
Kabupaten Kapuas ini.

Kegiatan makrab
tersebut diikuti oleh 120 peserta. Terdiri atas himpunan Pelajar Mahasiswa
Sukamara, Lamandau, Kobar, Kotim, Seruyan, Gunung Mas, Katingan, Palangka Raya,
Kapuas, Barito Selatan, Barito Timur, Barito Utara, Murung Raya, serta Pulang
Pisau. Juga turut hadir perwakilan dari Asrama Putra dan Putri Provinsi Kalteng
di Yogyakarta.

“Kami mahasiswa Kalteng
yang ada di Yogyakarta, sebulan sekali rutin bertemu dan berdiskusi, mulai dari
isu sosial, promosi budaya, bahkan membahas langkah konkret untuk menciptakan
kaderisasi, agar pemuda Kalteng bisa menjadi seorang pemimpin,” beber Tovan.

Baca Juga :  Gawat!!! Palangka Raya Masuk 10 Besar Kasus Kematian Covid-19 Tertingg

Dicontohkannya, wali kota
dua periode Riban Satia merupakan salah satu alumnus dari kelompok itu. Karena
itu, perlu ada kaderisasi pemuda yang nantinya diharapkan menjadi pemimpin
Kalteng di masa depan. “Untuk itu kami deklarasikan bahwa kami sebagai warga
Kalteng di Yogyakarta hanya menimba ilmu. Setelah itu kami akan kembali dan
membangun masa depan Kalteng,” ucap mahasiswa Universitas Mercubuana,
Yogyakarta.

Sebagai mahasiswa, pihaknya
bisa membantu hal-hal dalam taraf kemampuannya, seperti pendampingan mahasiswa
Kalteng yang meninggal dunia di Yogyakarta dan membuka diskusi bertajuk sosial
budaya maupun kritik sosial Kalteng. “Bahkan pada Maret lalu kami melaksanakan
Budaya Festival Mini Isen Mulang dengan tema “Taharu Lewu”. Hal itu dilaksanakan
dalam rangka mengenalkan budaya Kalteng kepada masyarakat luas, salah satunya di
Yogyakarta,” bebernya.

Kegiatan para muda-mudi
Kalteng itu turut dihadiri Kepala Badan Penghubung Perwakilan Kalteng, Sawun. Dalam
kesempatan itu ia mengajak pahari (saudara, red) yang ada dalam makrab itu,
agar senantiasa menjunjung tinggi prinsip huma betang. Bagi mahasiswa asal
Kalteng yang berkuliah di Kota Yogyakarta, ia menekankan agar senantiasa tahu menempatkan
diri serta saling menjaga persatuan dan kesatuan antarsesama. (
abw/ce/ami)

Terpopuler

Artikel Terbaru