27.3 C
Jakarta
Thursday, November 14, 2024

Ormas dan Pemuda Dayak Dukung Program Food Estate di Kalteng

PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO – Program strategis nasional food
estate yang dilaksanakan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, diyakini akan
mampu meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Sehingga tak heran dukungan masyarakat
pun mengalir agar program tersebut bisa terealisasi dengan baik. Salah satunya
dari Forum Pemuda Dayak (Fordayak) Kalimantan Tengah.

“Kita bersyukur da mengapresiasi
program ini (food estate) bisa dilaksanakan di Kalteng,” kata Ketua Umum
Fordayak Kalteng, Bambang Irawan, Rabu (8/7).

Selain meyakini akan terjadinya
peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, lanjut Bambang, melalui
program food estate juga diharapkan mampu merekrut tenaga kerja khususnya daerah
para putra daerah atau warga lokal.

“Ini juga adalah peluang besar
bagi kita masyarakat Kalteng untuk membuktikan bahwa kita mampu dan memiliki
kapasitas. Peluan ini harus kita raih. Karena itu, sebagai warga Kalteng kita juga
harus mempersiapkan diri,” ujarnya.

Selain itu, imbuh dia, melalui
program food estate ini nantinya diharapkan mampu membuat Kalteng sebagai
daerah swasembada pangan dan menghilangkan ketergantungan dengan daerah lain. Bahkan
menjadikan Bumi Tambun Bungai betul-betul sebagai salah satu penyangga pangan
nasional.

Sebelumnya, dukungan serupa juga
disampaikan Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Indonesia dan Dewan Pimpinan Daerah
Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kalteng.

Baca Juga :  Tambah 7 Orang, Klaster Pasar Besar Mendominasi

Ketua Umum Gerdayak Indonesia,
Yansen Aliason Binti menegaskan, Gerdayak Indonesia siap memberikan kontribusi
yang diperlukan untuk mewujudkan masyarakat Kalteng yang sejahtera dan mandiri,
serta siap bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan program food estate
di Kalteng.

“Dipilihnya Kalteng sebagai lokasi
food estate adalah sebuah berkah tersendiri bagi daerah ini,” ujarnya.

Bahkan menurut Yansen, untuk
memastikan apakah food estate akan bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak di
Kalteng, Gerdayak Indonesia telah mencoba melakukan kajian dari berbagai sudut
pandang.

“Kami sudah melakukan diskusi da
kajian dengan beberapa pakar, praktisi dan akademisi untuk meminta pendapat. Dari
diskusi yang dilakukan, menghasilkan banyak data dan fakta eksperien di
lapangan bahwa Kalteng memang layak untuk menjadi lokasi food estate,” tegas
dia.

Sementara Ketua DPD KNPI Kalteng,
Rahmad Handoko menyatakan, seharusnya program fodd estate mendapat dukungan
dari semua kalangan, khususnya di Kalimantan Tengah. Sehingga program tersebut
betul-betul mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.

“Berhasil atau tidaknya program
itu juga sangat dipengaruhi dukungan masyarakat Kalteng secara luas. Karena program
food estate ini dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat Kalteng, serta
mampu memberikan lapangan pekerjaan yang luas untuk masyarakat khususnya para
petani kita,” kata Handoko.

Baca Juga :  Mendikbud: Juli 2021 Seluruh Sekolah Sudah Belajar Tatap Muka

Sementara itu, menurut rencana
Presiden RI Joko Widodo besok (9/7/2020) akan melakukan kunjungan kerja ke
Provinsi Kalteng guna meninjau langsung wilayah yang akan dijadikan kawasan
food estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono saat meninjau lokasi
kawasan food estate belum lama ini mengatakan, konsep pengembangan food estate di
Kalteng meliputi diversifikasi pangan yang digarap di area 164 ribu hektare
lebih.

Pemerintah melalui Kementerian
Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
menargetkan proyek food estate seluas 164.598 hektare tersebut akan selesai
penggarapannya tahun 2022.

Basuki menjelaskan bahwa dari
total luas lahan 164.598 hektare tersebut, mayoritas sekitar 148.000 hektare
lahan berupa tanah aluvial yang sudah tidak terdapat gambut.

Dari total keseluruhan pula,
lahan seluas 85.456 hektare sudah menjadi lahan sawah yang memang sudah
ditanami setiap tahunnya oleh para petani eks transmigran, sementara sisanya
79.142 hektare sudah menjadi semak belukar yang memerlukan pembersihan lahan (land clearing).

PALANGKA RAYA, KALTENGPOS.CO – Program strategis nasional food
estate yang dilaksanakan di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau, diyakini akan
mampu meningkatkan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat.

Sehingga tak heran dukungan masyarakat
pun mengalir agar program tersebut bisa terealisasi dengan baik. Salah satunya
dari Forum Pemuda Dayak (Fordayak) Kalimantan Tengah.

“Kita bersyukur da mengapresiasi
program ini (food estate) bisa dilaksanakan di Kalteng,” kata Ketua Umum
Fordayak Kalteng, Bambang Irawan, Rabu (8/7).

Selain meyakini akan terjadinya
peningkatan kesejahteraan dan perekonomian masyarakat, lanjut Bambang, melalui
program food estate juga diharapkan mampu merekrut tenaga kerja khususnya daerah
para putra daerah atau warga lokal.

“Ini juga adalah peluang besar
bagi kita masyarakat Kalteng untuk membuktikan bahwa kita mampu dan memiliki
kapasitas. Peluan ini harus kita raih. Karena itu, sebagai warga Kalteng kita juga
harus mempersiapkan diri,” ujarnya.

Selain itu, imbuh dia, melalui
program food estate ini nantinya diharapkan mampu membuat Kalteng sebagai
daerah swasembada pangan dan menghilangkan ketergantungan dengan daerah lain. Bahkan
menjadikan Bumi Tambun Bungai betul-betul sebagai salah satu penyangga pangan
nasional.

Sebelumnya, dukungan serupa juga
disampaikan Gerakan Pemuda Dayak (Gerdayak) Indonesia dan Dewan Pimpinan Daerah
Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kalteng.

Baca Juga :  Tambah 7 Orang, Klaster Pasar Besar Mendominasi

Ketua Umum Gerdayak Indonesia,
Yansen Aliason Binti menegaskan, Gerdayak Indonesia siap memberikan kontribusi
yang diperlukan untuk mewujudkan masyarakat Kalteng yang sejahtera dan mandiri,
serta siap bekerjasama dengan semua pihak untuk mewujudkan program food estate
di Kalteng.

“Dipilihnya Kalteng sebagai lokasi
food estate adalah sebuah berkah tersendiri bagi daerah ini,” ujarnya.

Bahkan menurut Yansen, untuk
memastikan apakah food estate akan bisa dilaksanakan dengan baik atau tidak di
Kalteng, Gerdayak Indonesia telah mencoba melakukan kajian dari berbagai sudut
pandang.

“Kami sudah melakukan diskusi da
kajian dengan beberapa pakar, praktisi dan akademisi untuk meminta pendapat. Dari
diskusi yang dilakukan, menghasilkan banyak data dan fakta eksperien di
lapangan bahwa Kalteng memang layak untuk menjadi lokasi food estate,” tegas
dia.

Sementara Ketua DPD KNPI Kalteng,
Rahmad Handoko menyatakan, seharusnya program fodd estate mendapat dukungan
dari semua kalangan, khususnya di Kalimantan Tengah. Sehingga program tersebut
betul-betul mampu memberikan dampak yang positif bagi masyarakat.

“Berhasil atau tidaknya program
itu juga sangat dipengaruhi dukungan masyarakat Kalteng secara luas. Karena program
food estate ini dapat meningkatkan roda perekonomian masyarakat Kalteng, serta
mampu memberikan lapangan pekerjaan yang luas untuk masyarakat khususnya para
petani kita,” kata Handoko.

Baca Juga :  Mendikbud: Juli 2021 Seluruh Sekolah Sudah Belajar Tatap Muka

Sementara itu, menurut rencana
Presiden RI Joko Widodo besok (9/7/2020) akan melakukan kunjungan kerja ke
Provinsi Kalteng guna meninjau langsung wilayah yang akan dijadikan kawasan
food estate di Kabupaten Kapuas dan Pulang Pisau.

Sebelumnya, Menteri Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono saat meninjau lokasi
kawasan food estate belum lama ini mengatakan, konsep pengembangan food estate di
Kalteng meliputi diversifikasi pangan yang digarap di area 164 ribu hektare
lebih.

Pemerintah melalui Kementerian
Pertanian dan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR)
menargetkan proyek food estate seluas 164.598 hektare tersebut akan selesai
penggarapannya tahun 2022.

Basuki menjelaskan bahwa dari
total luas lahan 164.598 hektare tersebut, mayoritas sekitar 148.000 hektare
lahan berupa tanah aluvial yang sudah tidak terdapat gambut.

Dari total keseluruhan pula,
lahan seluas 85.456 hektare sudah menjadi lahan sawah yang memang sudah
ditanami setiap tahunnya oleh para petani eks transmigran, sementara sisanya
79.142 hektare sudah menjadi semak belukar yang memerlukan pembersihan lahan (land clearing).

Terpopuler

Artikel Terbaru