29.1 C
Jakarta
Wednesday, April 16, 2025

IMBAUAN ! Ke Luar Rumah Wajib Pakai Masker

TARGET rapid test gagal terpenuhi. Pemetaan
kasus pun kandas. Dampaknya, risiko penularan dan angka kematian bisa naik
tajam.

Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu
Riono mengatakan, interfensi pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 seolah
masih setengah hati. Kebijakannya pun cenderung lebih berpihak pada sisi
ekonomi ketimbang nyawa manusia. Karenanya, kebijakan yang diambil tidak
optimal dalam upaya pencegahan penularan.

Dalam pengambilan kebijakan soal pembatasan
sosial berskala besar (PSBB), misalnya. Pemerintah seperti tak paham, bahwa ada
amanat untuk membatasi mobilisasi penduduk.

“Mereka gak ngerti. Malah dibolehkan
mudik. Padahal untuk mencegah penularan, caranya ya cegah masyarakat
berpindah,” keluhnya.

Pemerintah diminta tegas terkait hal tersebut.
Jika tidak, penularan akan masif, terutama di kampung halaman. Risiko kematian
pun akan meningkat. Sebab, kebanyakan pemudik akan menemui orang tua di kampung
halaman. Di mana, sebagian besar memasuki usia senja yang sangat berisiko
tertular. Ngerinya, tingkat keparahan juga sangat tinggi pada mereka yang
rentan.

Baca Juga :  Mendagri Tegur 11 Gubernur

“Bisa-bisa kita seperti Italia. Angka
kematian mencapai 150 ribu lebih,” tegasnya.

Di sisi lain, Pandu menghimbau agar mulai kini
seluruh masyarakat menggunakan masker ketika keluar rumah. Sebab, Covid-19
semakin tak memunculkan gejala pada penderita. Membuatnya sulit ditebak siapa
saja yang sebetulnya menjadi pembawa dan berpotensi menularkan pada yang lain.

“Mulai minggu ini wajib pakai
masker.Karena sekarang gak tahu siapa yang bawa virus,” tegasnya.

Tak perlu masker medis. Masyarakat yang tak
sakit cukup menggunakan masker kain biasa. Tapi syaratnya, kain tidak bahan
kaos. Karena bahan kaos kebanyakan seratnya didesain renggang. Kemudian, masker
ini harus dibuat dua lapis kain. Cara ini sudah terbukti berhasil mengurangi
angka penularan di sejumlah negara, seperti Singapura dan Hongkong.

Baca Juga :  Ditlantas Polda Kerjasama dengan Dispenda Kalteng

“Efektif banget.
Kalau setiap orang pakai, perlindungannya empat lapis kan berarti,”
ungkapnya.

TARGET rapid test gagal terpenuhi. Pemetaan
kasus pun kandas. Dampaknya, risiko penularan dan angka kematian bisa naik
tajam.

Ahli Epidemiologi Universitas Indonesia Pandu
Riono mengatakan, interfensi pemerintah dalam mengatasi pandemi Covid-19 seolah
masih setengah hati. Kebijakannya pun cenderung lebih berpihak pada sisi
ekonomi ketimbang nyawa manusia. Karenanya, kebijakan yang diambil tidak
optimal dalam upaya pencegahan penularan.

Dalam pengambilan kebijakan soal pembatasan
sosial berskala besar (PSBB), misalnya. Pemerintah seperti tak paham, bahwa ada
amanat untuk membatasi mobilisasi penduduk.

“Mereka gak ngerti. Malah dibolehkan
mudik. Padahal untuk mencegah penularan, caranya ya cegah masyarakat
berpindah,” keluhnya.

Pemerintah diminta tegas terkait hal tersebut.
Jika tidak, penularan akan masif, terutama di kampung halaman. Risiko kematian
pun akan meningkat. Sebab, kebanyakan pemudik akan menemui orang tua di kampung
halaman. Di mana, sebagian besar memasuki usia senja yang sangat berisiko
tertular. Ngerinya, tingkat keparahan juga sangat tinggi pada mereka yang
rentan.

Baca Juga :  Mendagri Tegur 11 Gubernur

“Bisa-bisa kita seperti Italia. Angka
kematian mencapai 150 ribu lebih,” tegasnya.

Di sisi lain, Pandu menghimbau agar mulai kini
seluruh masyarakat menggunakan masker ketika keluar rumah. Sebab, Covid-19
semakin tak memunculkan gejala pada penderita. Membuatnya sulit ditebak siapa
saja yang sebetulnya menjadi pembawa dan berpotensi menularkan pada yang lain.

“Mulai minggu ini wajib pakai
masker.Karena sekarang gak tahu siapa yang bawa virus,” tegasnya.

Tak perlu masker medis. Masyarakat yang tak
sakit cukup menggunakan masker kain biasa. Tapi syaratnya, kain tidak bahan
kaos. Karena bahan kaos kebanyakan seratnya didesain renggang. Kemudian, masker
ini harus dibuat dua lapis kain. Cara ini sudah terbukti berhasil mengurangi
angka penularan di sejumlah negara, seperti Singapura dan Hongkong.

Baca Juga :  Ditlantas Polda Kerjasama dengan Dispenda Kalteng

“Efektif banget.
Kalau setiap orang pakai, perlindungannya empat lapis kan berarti,”
ungkapnya.

Terpopuler

Artikel Terbaru