PALANGKA
RAYA-Tanda-tanda Kalteng akan dipilih sebagai ibu kota baru menggantikan
Jakarta kian terasa. Sejak mendatangi lokasi calon ibu kota baru di Bukit
Nyuling, Kabupaten Gunung Mas (Gumas), Presiden Joko Widodo sudah memiliki
feeling daerah itu bakal menjadi pengganti Jakarta.
Gubernur Kalteng
Sugianto Sabran dipanggil lagi ke Jakarta oleh presiden yang akrab
disapaJokowi. Salah satunya membahas investasi di ibu kota pemerintahan yang
akan dipindah ke Kalteng. Hal tersebut merupakan tindaklanjut dari arahan
Presiden RI terkait persiapan lahan pertanian untuk investasi Uni Emirat Arab
(UEA) di Kalteng.
Sebagaimana dilansir
dari situs web resmi Sekretariat Kabinet, 9 kesepakatan kerjasama (MoU) telah
ditandatangani oleh presiden saat menerima kunjungan kenegaraan Putra Mahkota
Uni Emirat Arab Sheikh Mohamed.
Jokowi tak ingin
tergesa-gesa memutuskan ibu kota baru. Presiden memutuskan ibu kota pindah ke Pulau
Kalimantan, namun provinsinya belum ditentukan. Namun, isyarat Kalteng akan
dipilih sudah semakin tampak dari intensifnya komunikasi pejabat pusat dengan gubernur
Kalteng.Â
Dua hari ini Gubernur
Kalteng H Sugianto Sabran berada di Jakarta; pertama menghadiri undangan khusus
presiden, kemudian dua hari berturut-turut gubernur rapat terbatas di Kantor
Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman RI di Jakarta, Kamis-Jumat (1-2/8).
Tidak hanya sebatas
pertemuan terbatas, presiden mengutus Menko Bidang Kemaritiman RI Luhut Binsar
Panjaitan untuk datang langsung cek Kalteng, dalam rangka melakukan peninjauan
calon ibu kota pemerintahan RI ke depan.
“Besok (hari ini) dari
Menko Kementerian, Dirjen Perkebunan dan delegasi dari Uni Emirat datang ke
Kalteng untuk melakukan tinjau lapangan sekaligus mengambil sampel tanah,†kata
Sekda Kalteng H Fahrizal Fitri kepada Kalteng Pos, Jumat (2/8).
Selain itu, Sekda juga
menambahkan Kalteng akan kedatangan Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Bencana (BNPB) Pusat Doni Monardo, untuk melakukan tinjauan kebakaran hutan dan
lahan (Karhutla) di Bumi Tambun Bungai.
Rencana pembangunan ibu
kota baru dengan mengusung forest city, kata Sekda, kawasan tertentu yang masih
memiliki hutan tetap dibiarkan. Sehingga yang dibuka adalah areal terbangun.
“Karena kawasan
yang akan dibangun itu adalah kawasan yang masih alami. Selama ini kita membuka
semuanya kemudian melakukan pembangunan dan melakukan penanaman kawasan
hutan,”jelasnya.
Tetapi saat ini akan
ada master plan dan perencanaan yang mana arena yang akan dibangun, maka itu
yang akan dibuka hutannya. Sementara hutan yang ada dan tidak dijadikan lokasi
pembangunan akan tetap dipertahankan.
Presiden tak ingin
pengkajian dilakukan setengah-setengah dan tergesa-gesa. Akan tetapi, presiden berharap
pengkajian tak terlampau lama. Hasilnya bisa diketahui Agustus ini.(nue/abe)