30 C
Jakarta
Thursday, March 28, 2024

Coronavirus Bikin Panik, Sejumlah Apotek di Palangka Kehabisan Stok Ma

PALANGKA RAYA – Sejak merebaknya kabar kasur coronavirus atau
Covid-19, ketersediaan masker dibeberapa apotek di Palangka Raya kosong. Itu
terjadi sejak satu bulan terakhir atau setelah kasus coronavirus menyebar dari
Provinsi Wuhan, Cina.

Berdasarkan pantauan dan
informasi yang dihimpun Kaltengpos.co
di beberapa apotek yang ada di Kota Palangka Raya, sejumlah apotek menginformasikan
dengan tulisan masker kosong. Kesongan terjadi sejak satu bulan lalu dan
masyarakat mulai memburu masker setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya
dua WNI positif Covid-19.

“Sebulan yang lalu sudah
mulai kosong, jadi kami tidak punya stok. Kekosongan memang dari distributor
dan permintaan meningkat sejak kemarin,” kata Karyawan Apotek Metro Novi.

Dia mengatakan, tidak banya
masker yang diburu masyarakat, hand sanitezer atau anti septik tangan juga
diburu. “Kemarin saya juga sempat beli untuk orangtua, tetapi harganya
naik sekitar 2 ribu satu masker,” ucapnya.

Dia mengaku, pengumuman stok
masker kosong ditulis karena banyak masyarakat yang bertanya dan mencari masker
tersebut. Begitu juga dengan hand sanitizer.

“Kami baru pasang tadi malam
pengumuman stok kosong karena banyak yang mencari sejak kemarin,” ujarnya.

Baca Juga :  Terduga Teroris di Palangka Raya dan Gumas dari Kelompok Berbeda

Senada dengan itu, Apoteker
Apotek RSIA Ayah Bunda Dina juga mengakui stok masker sudah kosong sejak satu
bulan lalu. “Awal bulan tadi kosong dari distributor. Kita ada stok lama
dan itu baru habis tadi pagi karena banyak yang diborong. Kami tanya kepada
pembeli, mereka memborong karena mau disumbangkan, sehingga ada beli yang 10
kotak isis 50 pices dan 1 box besar,” ungkapnya.

Dia mengatakan, semenjak kasus
coronavirus muncul, harga masker makin naik. Biasanya satu kotak paling mahal
Rp 50,tetapi saat ini satu kotak bisa mencapai Rp 250 ribu.

“Kekosongan dan kenaikan
yang cukup tinggi ini karena adanya kasus corona virus. Kami berharap
pemerintah dapat bertindak cepat agar virus ini dapat diantisipasi,”
ujarnya.

Terpisah, salah seroang warga
Devana mengaku, sudah berputar-putar kebeberapa apotik untuk mencari masker.
Namun, semua apotek yang dikunjungi menyatakan masker kosong.

“Sudah 4 apotek yang saya
datangi untuk mncari masker untuk orangtua. Semua kosong, tadi ada satu apotek
ada tetapi dibatasi. Saru orang pembeli hanya boleh membeli dua pices
masker,” ucapnya.

Devana mengatakan, kasus coronavirus tersebut sangat mengkhawatirkan. Sebab, membuat masyarakat
ketakutan dan tidak berani beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga :  MANTAP ! Sejarah Baru, Pengusaha Kalimantan Jabat Ketum HIPMI

“Masker ini sebagai salah
satu antisipasi. Tadi sudah ke 4 apotek, yaoni apotek Mulia Jaya, Kimia Farma 1
dan Kimia Farma 2, Apotek Bahagia, dan ini Apotek Metro. Rasa takut terhadap
corona tentu ada, karena penyebaran sangat cepat,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah segera
dapat menemukan solusi agar penyeberangan tidak meluas di Indonesia dan masuk
Kalteng. “Harapannya segera dicegah dan dicari penagkalnya,” pintanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalteng Suyuti Samsul mengatakan, habisnya stok masker di pasaran karena
meningkatkan kebutuhan dalam waktu mendadak. Dan itu tidak hanya lokal, tetapi
nasional

“Dan juga sebagian bahan itu
amsih diimpor, sehingga measih menunggu. Kemudian produksi prabrik juga tidak
memproduksi dalam jumlah banyak,” tegasnya.

Menurutnya, ada juga perilaku
masyarakat yang memborong untuk kepentingan pribadi dan juga dijual kembali.
Itu dilakukan memanfaatkan momen ini.

“Kita tidak ada kewenangan
melakukan penindakan terhadap pemborongan masker ini. Dan perilaku memborong ini
karena kepanikan dan mengambil keuntungan. Kami menganjurkan agar penggunaan
masker ini hanya bagi yang sakit,” pungkasnya. (arj/nto)

PALANGKA RAYA – Sejak merebaknya kabar kasur coronavirus atau
Covid-19, ketersediaan masker dibeberapa apotek di Palangka Raya kosong. Itu
terjadi sejak satu bulan terakhir atau setelah kasus coronavirus menyebar dari
Provinsi Wuhan, Cina.

Berdasarkan pantauan dan
informasi yang dihimpun Kaltengpos.co
di beberapa apotek yang ada di Kota Palangka Raya, sejumlah apotek menginformasikan
dengan tulisan masker kosong. Kesongan terjadi sejak satu bulan lalu dan
masyarakat mulai memburu masker setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan adanya
dua WNI positif Covid-19.

“Sebulan yang lalu sudah
mulai kosong, jadi kami tidak punya stok. Kekosongan memang dari distributor
dan permintaan meningkat sejak kemarin,” kata Karyawan Apotek Metro Novi.

Dia mengatakan, tidak banya
masker yang diburu masyarakat, hand sanitezer atau anti septik tangan juga
diburu. “Kemarin saya juga sempat beli untuk orangtua, tetapi harganya
naik sekitar 2 ribu satu masker,” ucapnya.

Dia mengaku, pengumuman stok
masker kosong ditulis karena banyak masyarakat yang bertanya dan mencari masker
tersebut. Begitu juga dengan hand sanitizer.

“Kami baru pasang tadi malam
pengumuman stok kosong karena banyak yang mencari sejak kemarin,” ujarnya.

Baca Juga :  Terduga Teroris di Palangka Raya dan Gumas dari Kelompok Berbeda

Senada dengan itu, Apoteker
Apotek RSIA Ayah Bunda Dina juga mengakui stok masker sudah kosong sejak satu
bulan lalu. “Awal bulan tadi kosong dari distributor. Kita ada stok lama
dan itu baru habis tadi pagi karena banyak yang diborong. Kami tanya kepada
pembeli, mereka memborong karena mau disumbangkan, sehingga ada beli yang 10
kotak isis 50 pices dan 1 box besar,” ungkapnya.

Dia mengatakan, semenjak kasus
coronavirus muncul, harga masker makin naik. Biasanya satu kotak paling mahal
Rp 50,tetapi saat ini satu kotak bisa mencapai Rp 250 ribu.

“Kekosongan dan kenaikan
yang cukup tinggi ini karena adanya kasus corona virus. Kami berharap
pemerintah dapat bertindak cepat agar virus ini dapat diantisipasi,”
ujarnya.

Terpisah, salah seroang warga
Devana mengaku, sudah berputar-putar kebeberapa apotik untuk mencari masker.
Namun, semua apotek yang dikunjungi menyatakan masker kosong.

“Sudah 4 apotek yang saya
datangi untuk mncari masker untuk orangtua. Semua kosong, tadi ada satu apotek
ada tetapi dibatasi. Saru orang pembeli hanya boleh membeli dua pices
masker,” ucapnya.

Devana mengatakan, kasus coronavirus tersebut sangat mengkhawatirkan. Sebab, membuat masyarakat
ketakutan dan tidak berani beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga :  MANTAP ! Sejarah Baru, Pengusaha Kalimantan Jabat Ketum HIPMI

“Masker ini sebagai salah
satu antisipasi. Tadi sudah ke 4 apotek, yaoni apotek Mulia Jaya, Kimia Farma 1
dan Kimia Farma 2, Apotek Bahagia, dan ini Apotek Metro. Rasa takut terhadap
corona tentu ada, karena penyebaran sangat cepat,” ujarnya.

Dia berharap, pemerintah segera
dapat menemukan solusi agar penyeberangan tidak meluas di Indonesia dan masuk
Kalteng. “Harapannya segera dicegah dan dicari penagkalnya,” pintanya.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
Kalteng Suyuti Samsul mengatakan, habisnya stok masker di pasaran karena
meningkatkan kebutuhan dalam waktu mendadak. Dan itu tidak hanya lokal, tetapi
nasional

“Dan juga sebagian bahan itu
amsih diimpor, sehingga measih menunggu. Kemudian produksi prabrik juga tidak
memproduksi dalam jumlah banyak,” tegasnya.

Menurutnya, ada juga perilaku
masyarakat yang memborong untuk kepentingan pribadi dan juga dijual kembali.
Itu dilakukan memanfaatkan momen ini.

“Kita tidak ada kewenangan
melakukan penindakan terhadap pemborongan masker ini. Dan perilaku memborong ini
karena kepanikan dan mengambil keuntungan. Kami menganjurkan agar penggunaan
masker ini hanya bagi yang sakit,” pungkasnya. (arj/nto)

Terpopuler

Artikel Terbaru