Bencana banjir tahun ini disebut-sebut menjadi yang terparah selamat satu dekade terakhir. Pasar Kahayan yang merupakan salah satu pasar tradisional terbesar di Palangka Raya ikut terendam.
Warga pengungsian di Jalan Mendawai tepatnya depan Pasar Kahayan Kota Palangka Raya mulai berbenah meninggalkan posko pengungsian.
Warga yang semula mendiami posko sebanyak 50 KK 100 jiwa, kini sudah tersisa 67 jiwa saja. Hal ini dikarenakan setelah beberapa hari air yang merendam rumah mereka berangsur-angsur surut.
Banjir yang melanda Kota Palangka Raya, mendapat perhatian dari berbagai pihak. Diantaranya dari PT Bornoe Wanajaya Indonesia dan PT LSP Borneo Hutan Indonesia, yang turun ikut membantu masyarakat terdampak banjir dengan menyalurkan bantuan.
Gubernur Sugianto mengarahkan Kepala Dinas Kesehatan Suyuti Syamsul dan Direktur Rumah Sakit dr Doris Sylvanus Yayuk Indriaty, untuk memaksimalkan tim kesehatan serta dokter di lapangan membantu warga.
Kapolsek Pahandut AKP Susilowati mengatakan, berdasarkan informasi yang didapatkan keterangan anak korban, Mahliana, korban baru dijemput dari RSJ Kalawa Atei dua hari lalu untuk dirawat di rumah karena mengalami gangguan kejiwaan.
Seorang pria lanjut usia ditemukan telah tak bernyawa dalam keadaan mengapung di dalam rumah kosong yang digenangi banjir, di Gang Madura, Jalan Murdjani Palangka Raya, tepatnya di belakang Toko Subur Ban, Sabtu (20/11/2021)
Gubernur Kalteng Sugianto Sabran dan Wakil Gubernur Edy Pratowo mendatangi para balita dan anak-anak yang ada di posko pengungsian korban banjir di kawasan Mendawai, Palangka Raya. Bahkan Sugianto dan Edy Pratowo sempat bergantian menggendong balita dan memberikan semangat kepada anak-anak korban banjir.
Di tengah musibah banjir yang melanda sejumlah kawasan Kota Palangka Raya, berembus informasi adanya pihak-pihak yang memanfaatkan suasana dengan menjarah harta milik warga yang sedang mengungsi.