BANYAK asumsi beredar bahwa tulisan dokter adalah kode rahasia agar
pasien tidak mudah menebus obat secara sembarangan.
Lalu, ada juga yang menyatakan
bahwa dokter malas-malasan menulis resep obat tersebut. Bahkan, tidak sedikit
orang yang masih menyamakan tulisan dokter saat membuat resep seperti รขโฌลcakar ayamรขโฌย.
Meski begitu, ternyata ada
beberapa alasan tersendiri, lho, mengapa dokter berlaku demikian. Ini penyebab
tulisan dokter susah dibaca.
1. Dokter Harus Mencatat Banyak Hal
Perlu diketahui, ketika dokter
mulai menanyakan apa yang Anda alami, dokter sudah harus mulai menulis gejala
yang Anda rasakan. Menulis sembari mendiagnosis kondisi pasien tidak mudah,
sehingga tulisan yang dihasilkan dokter pasti berantakan atau sulit terbaca
jelas.
Menurut Celine Thum, MD, direktur
medis di ParaDocs Worldwide, semua hal yang berhubungan dengan konsultasi atau
hal medis antara dokter dan pasien itu harus ditulis. Jika tidak, ini bisa
berisiko membuat kesalahan pemeriksaan nantinya.
รขโฌลTulisan tangan dokter semakin
lama bisa memburuk, ini karena setiap hari otot-otot tangannya bekerja keras
mencatat kondisi pasien yang ia periksa,รขโฌย tambah Asher Goldstein, MD, dokter
manajemen nyeri di Genesis Pain Centers, AS.
Jadi, wajar apabila hasil tulisan
dokter tidak terlalu jelas karena harus cepat mencatat kondisi dan keluhan
pasien di waktu konsultasi yang terbatas.
2. Harus Memeriksa Banyak Pasien
Satu kali sesi praktik dalam
sehari, dokter bisa memeriksa banyak sekali pasien. Bahkan sebagian besar fakta
mengatakan bahwa dokter cuma punya waktu sebanyak 5-15 menit untuk menanyakan
gejala, mendiagnosis, dan memberikan resep obat untuk pasien. Padat, bukan?
Maka dari itu, karena harus
memeriksa banyak pasien dalam waktu yang sedikit, dokter lebih memilih fokus untuk
menjelaskan informasi penyakit kepada pasien daripada menyempurnakan tulisan
tangan mereka.
3. Sudah Koordinasi dengan Apoteker
Untuk beberapa dokter, mereka
biasanya sudah koordinasi dengan apoteker terkait resep obat yang diberikan.
Oleh karena itu, tulisannya biasanya terkesan seadanya tapi kebanyakan apoteker
sudah mengerti. Selain itu, ada kalanya obat yang dipakai adalah kombinasi.
Jadi, apoteker pun juga sudah tahu kombinasi obat apa yang dimaksud dokter.
Meski alasan di atas bisa
dimaklumi, tetapi ada beberapa orang yang mengkhawatirkan tulisan dokter karena
takut menimbulkan salah baca resep atau diagnosis.
Ruth Brocato, MD, dokter umum di
Mercy Medical Center di Baltimore, Maryland, juga menyadari risiko tersebut dan
mengatakan bahwa dokter harus ekstra hati-hati dalam menulis resep, karena bisa
menyebabkan apoteker salah baca.
Misalnya, alih-alih menulis รขโฌลmgรขโฌย
bisa terbaca jadi รขโฌลmcg,รขโฌย atau yang tadinya berniat mau menulis รขโฌลmiligramรขโฌย malah
dibaca menjadi รขโฌลmikrogramรขโฌย.
Namun, apoteker salah baca resep
karena tulisan dokter yang tidak jelas jarang terjadi, lho.
Menurut dr. Dejandra Rasnaya dari
KlikDokter, risiko kesalahan penulisan resep dari tulisan dokter untuk dibaca
apoteker juga terbilang kecil.
รขโฌลKalau kurang jelas, nanti
apoteker bakal telepon dan memastikan lagi dosis serta obat yang akan diberikan
ke pasien,รขโฌย ungkapnya.
รขโฌลSelain itu, sekarang di
Puskesmas sekalipun sudah pakai catatan resep dan riwayat medis berbasis
elektronik. Jadi, tinggal klik obat di komputer, dicetak di kertas, dan
hasilnya pasti terbaca jelas,รขโฌย tambah dr. Dejandra. (klikdokter/pojoksulsel/kpc)