30 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Waspada! Kaum Muda Juga Rawan Terserang Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi bukan penyakit
yang eksklusif untuk orang-orang lanjut usia meskipun prevalensi meningkat
seiring pertumbuhan umur, sementara pada usia muda biasanya masuk dalam
kategori hipertensi sekunder yang terjadi akibat penyebab tertentu yang
berhubungan dengan penyakit di dalam tubuh.

’’Misalnya penyempitan pembuluh darah ginjal,
dengan memperbaikinya tekanan darah akan terkontrol tanpa obat,’’ jelas
President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter spesialis
penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang, Jumat (26/2), seperti dikutip dari
Antara.

Hipertensi pada kategori ini hanya terjadi pada
sebagian kecil orang, termasuk di kalangan anak-anak yang penyebabnya bisa
dicari untuk kemudian diobati. Sementara itu, hipertensi primer adalah
hipertensi yang penyebab langsung tidak diketahui, salah satunya ada riwayat
keturunan hipertensi pada anggota keluarga lain.

Baca Juga :  Covid-19 Membuat Kadar Oksigen Turun tanpa Gejala

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane pada Oktober lalu
menyebutkan ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi pada usia yang lebih muda.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak
menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.

Selain terdapat warisan genetik dari orang tua
kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orang
tua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama.

Salah satu gaya hidup sehat yang bisa
diterapkan adalah membatasi asupan makanan yang asin. Sekretaris Jendral
Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter Eka Harmeiwaty, menganjurkan
untuk membatasi asupan makanan mengandung garam. Periksa label kemasan makanan,
terutama untuk orang yang gemar menyantap makanan siap saji yang umumnya tinggi
kandungan garam.

Baca Juga :  Tiap Menit Sepuluh Pasien Stroke Meninggal, Deteksi Dini dengan FAST

Menjaga makanan anak
juga membantu mencegah hipertensi sedini mungkin. Eka menekankan kepada
orangtua untuk selalu memantau asupan makanan anak. Tidak ada salahnya untuk
mencicipi dulu jajanan anak, siapa tahu camilan tersebut punya kadar garam yang
tinggi. Prinsipnya, bila sudah terasa asin berarti kadar garamnya sudah
berlebihan.

Hipertensi atau darah tinggi bukan penyakit
yang eksklusif untuk orang-orang lanjut usia meskipun prevalensi meningkat
seiring pertumbuhan umur, sementara pada usia muda biasanya masuk dalam
kategori hipertensi sekunder yang terjadi akibat penyebab tertentu yang
berhubungan dengan penyakit di dalam tubuh.

’’Misalnya penyempitan pembuluh darah ginjal,
dengan memperbaikinya tekanan darah akan terkontrol tanpa obat,’’ jelas
President of Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter spesialis
penyakit dalam, Tunggul D. Situmorang, Jumat (26/2), seperti dikutip dari
Antara.

Hipertensi pada kategori ini hanya terjadi pada
sebagian kecil orang, termasuk di kalangan anak-anak yang penyebabnya bisa
dicari untuk kemudian diobati. Sementara itu, hipertensi primer adalah
hipertensi yang penyebab langsung tidak diketahui, salah satunya ada riwayat
keturunan hipertensi pada anggota keluarga lain.

Baca Juga :  Covid-19 Membuat Kadar Oksigen Turun tanpa Gejala

Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
tidak Menular Kementerian Kesehatan Cut Putri Ariane pada Oktober lalu
menyebutkan ada kecenderungan penderita penyakit hipertensi atau tekanan darah
tinggi terjadi pada usia yang lebih muda.

Data dari Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit tidak
menular sudah meningkat pada usia 10-15 tahun.

Selain terdapat warisan genetik dari orang tua
kepada anaknya, pola hidup dan pola makan tidak sehat yang dilakukan oleh orang
tua beserta juga anaknya bisa memunculkan kecenderungan penyakit yang sama.

Salah satu gaya hidup sehat yang bisa
diterapkan adalah membatasi asupan makanan yang asin. Sekretaris Jendral
Indonesian Society of Hypertension (InaSH), dokter Eka Harmeiwaty, menganjurkan
untuk membatasi asupan makanan mengandung garam. Periksa label kemasan makanan,
terutama untuk orang yang gemar menyantap makanan siap saji yang umumnya tinggi
kandungan garam.

Baca Juga :  Tiap Menit Sepuluh Pasien Stroke Meninggal, Deteksi Dini dengan FAST

Menjaga makanan anak
juga membantu mencegah hipertensi sedini mungkin. Eka menekankan kepada
orangtua untuk selalu memantau asupan makanan anak. Tidak ada salahnya untuk
mencicipi dulu jajanan anak, siapa tahu camilan tersebut punya kadar garam yang
tinggi. Prinsipnya, bila sudah terasa asin berarti kadar garamnya sudah
berlebihan.

Terpopuler

Artikel Terbaru