25.9 C
Jakarta
Sunday, April 28, 2024

Pasien Diabetes Perlu Jaga Kadar Gula Darah Sebelum Vaksinasi Covid-19

PROKALTENG.CO
– Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp.PD-KEMD, mengatakan, bahwa penderita diabetes perlu menjaga kadar
gula darah dengan baik sebelum melakukan vaksinasi Covid-19.

’’Orang
diabetes sebenarnya mendapat prioritas untuk vaksinasi. Mungkin lebih baik
hasilnya jika gula darahnya lebih baik. Jadi, sebaiknya dianjurkan pasiennya
untuk menjaga kadar gula darah yang baik,’’ kata Prof. Suastika, seperti
dilansir dari Antara, Kamis (25/2).

Ketika
disinggung apakah ada penyandang diabetes tipe tertentu yang tidak dibolehkan
mengikuti vaksinasi, pria yang juga akrab disapa Prof. Suas itu mengatakan,
tidak ada larangan tertentu.

’’Secara
umum tidak ada larangan vaksinasi, kecuali yang sedang dengan komplikasi akut.
Masuk rumah sakit, misalnya, akibat infeksi, stroke, jantung, kegawatan
diabetes, dan lain sebagainya,’’ kata Rektor Universitas Udayana, Bali, periode
2013–2017 itu.

Baca Juga :  Atasi Tangan Kering Selama Pandemi Akibat Hand Sanitizer

Sebelumnya,
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan
penyandang diabetes yang dapat menerima vaksin Covid-19 adalah penyandang
diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1c < 7,5 persen.

Saat
ditanya mengenai apakah penderita diabetes yang tengah menjalani terapi insulin
akan terpengaruh ketika menjalani vaksinasi dan/atau pengobatan Covid-19, Prof.
Suastika mengatakan insulin tetap dibutuhkan, terutama bagi penyandang diabetes
yang kritis.

’’Covid
ini kalau dibagi ada ringan, sedang, berat, dan kritis. Kalau yang kritis dan
masuk rumah sakit memang tetap harus diinsulin, karena ini bisa mengendalikan
gula darah secara cepat,’’ jelasnya.

Adapun
bagi mereka yang berada di fase prediabetes, utamanya pada tahap awal, maka
cukup mengubah gaya hidup. ’’Kami diundang Kementerian Kesehatan RI untuk ikut
merancang program untuk intervensi prediabetes melalui lifestyle. Dengan
memperbaiki pola hidup seperti diet dan olah raga, maka sebenarnya bisa
mencegah prediabetes ke diabetes. Namun, perlu diingat bahwa prediabetes ini
sudah bisa menyebabkan komplikasi,’’ paparnya.

Baca Juga :  Banyak Minum Kopi Bisa Meningkatkan Risiko Migrain

Menurut
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada 2019, Indonesia
menempati urutan ke 7 penderita diabetes terbanyak di dunia, dengan total 10,7
juta kasus.

Urutan
pertama ditempati Tiongkok (116,4 juta), disusul India (77 juta), Amerika
Serikat (31 juta), Pakistan (19,4 juta), Brasil (16,8 juta). dan Meksiko (12,8
juta).

Sebesar
50 persen penyandangnya di Indonesia tidak menyadari jika ternyata dirinya
terkena penyakit diabetes. Akibatnya mereka baru melakukan konsultasi dengan
dokter saat sudah terjadi komplikasi. (*)

PROKALTENG.CO
– Ketua Perhimpunan Endokrinologi Indonesia (Perkeni) Prof. Dr. dr. Ketut
Suastika, Sp.PD-KEMD, mengatakan, bahwa penderita diabetes perlu menjaga kadar
gula darah dengan baik sebelum melakukan vaksinasi Covid-19.

’’Orang
diabetes sebenarnya mendapat prioritas untuk vaksinasi. Mungkin lebih baik
hasilnya jika gula darahnya lebih baik. Jadi, sebaiknya dianjurkan pasiennya
untuk menjaga kadar gula darah yang baik,’’ kata Prof. Suastika, seperti
dilansir dari Antara, Kamis (25/2).

Ketika
disinggung apakah ada penyandang diabetes tipe tertentu yang tidak dibolehkan
mengikuti vaksinasi, pria yang juga akrab disapa Prof. Suas itu mengatakan,
tidak ada larangan tertentu.

’’Secara
umum tidak ada larangan vaksinasi, kecuali yang sedang dengan komplikasi akut.
Masuk rumah sakit, misalnya, akibat infeksi, stroke, jantung, kegawatan
diabetes, dan lain sebagainya,’’ kata Rektor Universitas Udayana, Bali, periode
2013–2017 itu.

Baca Juga :  Atasi Tangan Kering Selama Pandemi Akibat Hand Sanitizer

Sebelumnya,
Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) juga merekomendasikan
penyandang diabetes yang dapat menerima vaksin Covid-19 adalah penyandang
diabetes melitus tipe 2 terkontrol dan HbA1c < 7,5 persen.

Saat
ditanya mengenai apakah penderita diabetes yang tengah menjalani terapi insulin
akan terpengaruh ketika menjalani vaksinasi dan/atau pengobatan Covid-19, Prof.
Suastika mengatakan insulin tetap dibutuhkan, terutama bagi penyandang diabetes
yang kritis.

’’Covid
ini kalau dibagi ada ringan, sedang, berat, dan kritis. Kalau yang kritis dan
masuk rumah sakit memang tetap harus diinsulin, karena ini bisa mengendalikan
gula darah secara cepat,’’ jelasnya.

Adapun
bagi mereka yang berada di fase prediabetes, utamanya pada tahap awal, maka
cukup mengubah gaya hidup. ’’Kami diundang Kementerian Kesehatan RI untuk ikut
merancang program untuk intervensi prediabetes melalui lifestyle. Dengan
memperbaiki pola hidup seperti diet dan olah raga, maka sebenarnya bisa
mencegah prediabetes ke diabetes. Namun, perlu diingat bahwa prediabetes ini
sudah bisa menyebabkan komplikasi,’’ paparnya.

Baca Juga :  Banyak Minum Kopi Bisa Meningkatkan Risiko Migrain

Menurut
Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI pada 2019, Indonesia
menempati urutan ke 7 penderita diabetes terbanyak di dunia, dengan total 10,7
juta kasus.

Urutan
pertama ditempati Tiongkok (116,4 juta), disusul India (77 juta), Amerika
Serikat (31 juta), Pakistan (19,4 juta), Brasil (16,8 juta). dan Meksiko (12,8
juta).

Sebesar
50 persen penyandangnya di Indonesia tidak menyadari jika ternyata dirinya
terkena penyakit diabetes. Akibatnya mereka baru melakukan konsultasi dengan
dokter saat sudah terjadi komplikasi. (*)

Terpopuler

Artikel Terbaru