27.1 C
Jakarta
Saturday, November 23, 2024

Manfaat Fisioterapis pada Gangguan Jantung

GANGGUAN pada jantung cukup banyak diderita masyarakat
dewasa Indonesia. Bahkan, angka kematian yang disebabkan penyakit ini cukup
tinggi. Perlu dilakukan pelayanan rehabilitasi medik untuk mengatasinya. Salah
satunya melalui pelayanan fisioterapi.

Penyakit jantung adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami gangguan
dalam menjalankan fungsinya. Adapun gangguan jantung terdiri dari penyakit
jantung koroner, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung atau endokarditis,
gagal jantung dan aritmia. Gejala atau keluhan yang diderita berbeda-beda,
sesuai dengan gangguan jantung yang dialami oleh pasien.

Pada penyakit jantung koroner biasanya ada rasa nyeri di bagian dada. Nyeri
ini juga terjadi pada lengan kiri hingga rahang kiri dan dapat disertai sesak nafas.
Pada penyakit jantung bawaan, tampak biru saat menangis atau menyusui, adanya
bengkak di sekitar mata dan tungkai. Penyakit jantung bawaan ini juga membuat
berat badan penderitanya sulit bertambah. Adanya infeksi jantung, adanya demam,
denyut jantung tidak teratur, sesak nafas, batuk, bengkak di sekitar perut dan
tungkai. Gagal jantung, sesak nafas yang makin berat saat aktivitas. Aritmia,
jantung berdebar, rasa tidak nyaman, sesak hingga pingsan. Mengatasi gangguan
tersebut, perlu dilakukan pelayanan rehabilitasi medik untuk mencapai kemampuan
fungsi jantung yang optimal.

Baca Juga :  Ilmuwan Prancis Temukan Obat Corona Bisa Sembuh 6 Hari

Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan
fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit
atau cidera melalui panduan intervensi medik dan keterapian fisik atau
rehabilitasi untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal. Fisioterapis turut
berperan dalam memberikan pelayanan rehabilitas medik ini.

Fisioterapi menjadi salah satu pelayanan rehabilitasi medik yang dapat
dilakukan. Fisioterapi adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan, pelatihan fungsi, dan komunikasi

Fisioterapis di RSUD Dr. Soedarso, Agustinus Hendro Ellyantoro, S.Si, FT
mengatakan tujuan dan manfaat pelayanan fisioterapi pada gangguan jantung ini
secara umum meningkatkan toleransi aktivitas dan kemandirian pasien dalam pemenuhan
kebutuhan diri. Sedangkan, secara spesifik meningkatkan fungsi jantung dan
menurunkan beban kerja jantung.

“Serta, menghasilkan proses metabolik dan mengurangi kecemasan,” katanya,
seperti dilansir pontianakpost.co.id (Jawa Pos Group).

Hendro menuturkan ada beberapa pelayanan fisioterapi yang diberikan untuk
mengatasi kasus gangguan pada jantung, yakni program latihan fisik atau aktif
dan latihan aktivitas fungsional sesuai protokol dan toleransi aktivitas pasien
gangguan jantung tersebut. Bentuk latihannya sendiri dapat berupa latihan aktif
di bed, mobilisaisi bertahan, ambilasi hingga aktivitas rekreasi.

Baca Juga :  Penting untuk Diketahui, Ini Fakta Mutasi Virus Corona

Pelayanan fisioterapi gangguan jantung dibagi dalam tiga fase. Fase I (fase
rawat inap) terjadi di rumah sakit setelah status kardiovaskuler pasien setelah
bypass koroner stabil, berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Fase II (fase rawat
jalan) dimulai setelah keluar dari rumah sakit, atau bergantung pada keparahan
diagnosis. Fase II berlangsung selama 6 hingga 8 minggu.

Sedangkan, fase III (program rawat jalan) untuk melanjutkan peningkatan
atau mempertahankan tingkat kebugaran dan aktivitas rekreasional. Hendro
menambahkan gerakan latihan yang dapat dilakukan seperti latihan pernafasan,
latihan aktif lengan atau tungkai, latihan ke duduk, berdiri atau berjalan dan
lebih lanjut latihan sepeda, jogging atau berenang.

“Dampak buruk jika tidak diberikan pelayanan fisioterapi, tentu saja proses
rehabilitasi jantung atau pemulihan tidak akan tercapai, baik dalam upaya
meningkatkan kemandirian aktivitas maupun perbaikan fungsi jantung,” tutup
Hendro.

GANGGUAN pada jantung cukup banyak diderita masyarakat
dewasa Indonesia. Bahkan, angka kematian yang disebabkan penyakit ini cukup
tinggi. Perlu dilakukan pelayanan rehabilitasi medik untuk mengatasinya. Salah
satunya melalui pelayanan fisioterapi.

Penyakit jantung adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami gangguan
dalam menjalankan fungsinya. Adapun gangguan jantung terdiri dari penyakit
jantung koroner, penyakit jantung bawaan, infeksi jantung atau endokarditis,
gagal jantung dan aritmia. Gejala atau keluhan yang diderita berbeda-beda,
sesuai dengan gangguan jantung yang dialami oleh pasien.

Pada penyakit jantung koroner biasanya ada rasa nyeri di bagian dada. Nyeri
ini juga terjadi pada lengan kiri hingga rahang kiri dan dapat disertai sesak nafas.
Pada penyakit jantung bawaan, tampak biru saat menangis atau menyusui, adanya
bengkak di sekitar mata dan tungkai. Penyakit jantung bawaan ini juga membuat
berat badan penderitanya sulit bertambah. Adanya infeksi jantung, adanya demam,
denyut jantung tidak teratur, sesak nafas, batuk, bengkak di sekitar perut dan
tungkai. Gagal jantung, sesak nafas yang makin berat saat aktivitas. Aritmia,
jantung berdebar, rasa tidak nyaman, sesak hingga pingsan. Mengatasi gangguan
tersebut, perlu dilakukan pelayanan rehabilitasi medik untuk mencapai kemampuan
fungsi jantung yang optimal.

Baca Juga :  Ilmuwan Prancis Temukan Obat Corona Bisa Sembuh 6 Hari

Pelayanan rehabilitasi medik adalah pelayanan kesehatan terhadap gangguan
fisik dan fungsi yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi sakit, penyakit
atau cidera melalui panduan intervensi medik dan keterapian fisik atau
rehabilitasi untuk mencapai kemampuan fungsi yang optimal. Fisioterapis turut
berperan dalam memberikan pelayanan rehabilitas medik ini.

Fisioterapi menjadi salah satu pelayanan rehabilitasi medik yang dapat
dilakukan. Fisioterapi adalah pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu dan atau kelompok untuk memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi
tubuh sepanjang rentang kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual,
peningkatan gerak, peralatan, pelatihan fungsi, dan komunikasi

Fisioterapis di RSUD Dr. Soedarso, Agustinus Hendro Ellyantoro, S.Si, FT
mengatakan tujuan dan manfaat pelayanan fisioterapi pada gangguan jantung ini
secara umum meningkatkan toleransi aktivitas dan kemandirian pasien dalam pemenuhan
kebutuhan diri. Sedangkan, secara spesifik meningkatkan fungsi jantung dan
menurunkan beban kerja jantung.

“Serta, menghasilkan proses metabolik dan mengurangi kecemasan,” katanya,
seperti dilansir pontianakpost.co.id (Jawa Pos Group).

Hendro menuturkan ada beberapa pelayanan fisioterapi yang diberikan untuk
mengatasi kasus gangguan pada jantung, yakni program latihan fisik atau aktif
dan latihan aktivitas fungsional sesuai protokol dan toleransi aktivitas pasien
gangguan jantung tersebut. Bentuk latihannya sendiri dapat berupa latihan aktif
di bed, mobilisaisi bertahan, ambilasi hingga aktivitas rekreasi.

Baca Juga :  Penting untuk Diketahui, Ini Fakta Mutasi Virus Corona

Pelayanan fisioterapi gangguan jantung dibagi dalam tiga fase. Fase I (fase
rawat inap) terjadi di rumah sakit setelah status kardiovaskuler pasien setelah
bypass koroner stabil, berlangsung selama 3 sampai 5 hari. Fase II (fase rawat
jalan) dimulai setelah keluar dari rumah sakit, atau bergantung pada keparahan
diagnosis. Fase II berlangsung selama 6 hingga 8 minggu.

Sedangkan, fase III (program rawat jalan) untuk melanjutkan peningkatan
atau mempertahankan tingkat kebugaran dan aktivitas rekreasional. Hendro
menambahkan gerakan latihan yang dapat dilakukan seperti latihan pernafasan,
latihan aktif lengan atau tungkai, latihan ke duduk, berdiri atau berjalan dan
lebih lanjut latihan sepeda, jogging atau berenang.

“Dampak buruk jika tidak diberikan pelayanan fisioterapi, tentu saja proses
rehabilitasi jantung atau pemulihan tidak akan tercapai, baik dalam upaya
meningkatkan kemandirian aktivitas maupun perbaikan fungsi jantung,” tutup
Hendro.

Terpopuler

Artikel Terbaru