31.5 C
Jakarta
Friday, April 19, 2024

Penting untuk Diketahui, Ini Fakta Mutasi Virus Corona

KALTENGPOS.CO – Sejak akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan
virus Corona yang pertama kali muncul di kota Wuhan, China. Virus yang
menyerang sistem pernapasan ini termasuk dalam golongan virus yang sama dengan
virus penyebab SARS dan MERS. Sama seperti virus lainnya, virus Corona penyebab
COVID-19 juga bisa mengalami mutasi.

Akhir-akhir ini, mutasi virus
Corona menjadi topik perbincangan hangat di tengah masyarakat, baik di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Virus hasil mutasi ini disebut-sebut dapat
menyebar lebih cepat daripada virus Corona yang sebelumnya.

Benarkah demikian dan apa
dampaknya pada pembuatan vaksin?

Dikutip dari Alodokter, sejak pertama kali ditemukan hingga sekarang, studi
mendapatkan bahwa virus Corona telah mengalami beberapa kali mutasi. Namun,
perlu diketahui bahwa hal ini merupakan sesuatu yang lazim dan sudah sewajarnya
terjadi.

Fakta Mutasi Virus Corona

Mutasi virus sendiri adalah
perubahan pada materi genetik virus yang dapat memengaruhi struktur atau cara
kerja virus. Hal ini bisa terjadi saat virus sedang mereplikasi dirinya di dalam
sel tubuh manusia.

Virus Corona atau SARS-CoV-2
merupakan jenis virus RNA (ribonucleic
acid
), yaitu virus dengan materi genetik berantai tunggal. Karena
strukturnya ini, virus RNA diketahui lebih mudah mengalami mutasi.

Meski begitu, frekuensi mutasi
virus Corona diketahui cukup stabil, bahkan tidak lebih cepat daripada virus
influenza yang terkenal sangat sering bermutasi hingga vaksinnya perlu diganti
setiap tahun.

Baca Juga :  Kurangi Risiko Kena Diabetes dengan Turunkan Berat Badan 2-3 Kilogram

Perubahan yang Terjadi Akibat Mutasi Virus Corona

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya,
mutasi virus Corona sudah terjadi beberapa kali. Akan tetapi, perubahan yang
terjadi tidak menyebabkan dampak yang signifikan sehingga tidak memerlukan
perhatian khusus.

Nah, baru-baru ini peneliti
menemukan mutasi D614G yang menyebabkan perubahan pada bagian protein spike,
yaitu protein yang membentuk mahkota virus Corona.

Singkatnya, pada awal
kemunculannya, mahkota virus Corona memiliki protein yang bernama D614. Lambat
laun, struktur protein ini berubah menjadi G614 akibat mutasi.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Penyebarannya

Beberapa studi menyatakan bahwa
mutasi ini membuat SARS-CoV-2 jadi lebih mudah menular. Namun, kebenarannya
belum dapat dikonfirmasi.

Penelitian memang menunjukkan
bahwa orang yang tertular virus Corona dengan mutasi D614G memiliki jumlah
virus yang lebih banyak di dalam tubuhnya. Meski begitu, hal ini belum tentu
membuat virus jadi lebih mudah menyebar.

Malahan, salah satu studi menyatakan
bahwa hal tersebut bisa menguntungkan karena dapat mempermudah dan menambah
keakuratan deteksi virus Corona melalui swab test dan tes PCR.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Keparahan Penyakit

Baca Juga :  Ini 5 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Meski virus Corona yang sudah
bermutasi lebih mudah memperbanyak diri di dalam tubuh, tidak ditemukan bukti
bahwa mutasi virus ini dapat menyebabkan gejala COVID-19 yang lebih parah.

Keparahan infeksi virus Corona
masih sangat dipengaruhi oleh faktor usia dan ada tidaknya penyakit penyerta.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Pengembangan Vaksin

Penelitian menyatakan bahwa
respons antibodi yang dihasilkan tubuh dari vaksin yang tengah dikembangkan
saat ini juga efektif dalam melawan virus Corona dengan mutasi D614G.

Salah satu percobaan malah
menunjukkan bahwa virus dengan mutasi ini lebih mudah untuk dinetralkan. Meski
begitu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sejauh ini, dampak mutasi D614G
terhadap perkembangan pandemi COVID-19 belumlah jelas. Jadi, sebaiknya kita
tetap tenang dan memilah dengan bijak informasi yang kita dapatkan.

Selain itu, jadikan fakta tentang
mutasi virus Corona ini sebagai pengingat untuk tidak melonggarkan protokol
pencegahan COVID-19. Tetaplah terapkan physical
distancing
, kenakan masker, dan cuci tangan sebelum menyentuh area wajah.

Jika Anda mengalami gejala
infeksi virus Corona, seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri otot, sakit
tenggorokan, atau nyeri dada, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi
hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

KALTENGPOS.CO – Sejak akhir tahun 2019, dunia dihebohkan dengan
virus Corona yang pertama kali muncul di kota Wuhan, China. Virus yang
menyerang sistem pernapasan ini termasuk dalam golongan virus yang sama dengan
virus penyebab SARS dan MERS. Sama seperti virus lainnya, virus Corona penyebab
COVID-19 juga bisa mengalami mutasi.

Akhir-akhir ini, mutasi virus
Corona menjadi topik perbincangan hangat di tengah masyarakat, baik di
Indonesia maupun di seluruh dunia. Virus hasil mutasi ini disebut-sebut dapat
menyebar lebih cepat daripada virus Corona yang sebelumnya.

Benarkah demikian dan apa
dampaknya pada pembuatan vaksin?

Dikutip dari Alodokter, sejak pertama kali ditemukan hingga sekarang, studi
mendapatkan bahwa virus Corona telah mengalami beberapa kali mutasi. Namun,
perlu diketahui bahwa hal ini merupakan sesuatu yang lazim dan sudah sewajarnya
terjadi.

Fakta Mutasi Virus Corona

Mutasi virus sendiri adalah
perubahan pada materi genetik virus yang dapat memengaruhi struktur atau cara
kerja virus. Hal ini bisa terjadi saat virus sedang mereplikasi dirinya di dalam
sel tubuh manusia.

Virus Corona atau SARS-CoV-2
merupakan jenis virus RNA (ribonucleic
acid
), yaitu virus dengan materi genetik berantai tunggal. Karena
strukturnya ini, virus RNA diketahui lebih mudah mengalami mutasi.

Meski begitu, frekuensi mutasi
virus Corona diketahui cukup stabil, bahkan tidak lebih cepat daripada virus
influenza yang terkenal sangat sering bermutasi hingga vaksinnya perlu diganti
setiap tahun.

Baca Juga :  Kurangi Risiko Kena Diabetes dengan Turunkan Berat Badan 2-3 Kilogram

Perubahan yang Terjadi Akibat Mutasi Virus Corona

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya,
mutasi virus Corona sudah terjadi beberapa kali. Akan tetapi, perubahan yang
terjadi tidak menyebabkan dampak yang signifikan sehingga tidak memerlukan
perhatian khusus.

Nah, baru-baru ini peneliti
menemukan mutasi D614G yang menyebabkan perubahan pada bagian protein spike,
yaitu protein yang membentuk mahkota virus Corona.

Singkatnya, pada awal
kemunculannya, mahkota virus Corona memiliki protein yang bernama D614. Lambat
laun, struktur protein ini berubah menjadi G614 akibat mutasi.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Penyebarannya

Beberapa studi menyatakan bahwa
mutasi ini membuat SARS-CoV-2 jadi lebih mudah menular. Namun, kebenarannya
belum dapat dikonfirmasi.

Penelitian memang menunjukkan
bahwa orang yang tertular virus Corona dengan mutasi D614G memiliki jumlah
virus yang lebih banyak di dalam tubuhnya. Meski begitu, hal ini belum tentu
membuat virus jadi lebih mudah menyebar.

Malahan, salah satu studi menyatakan
bahwa hal tersebut bisa menguntungkan karena dapat mempermudah dan menambah
keakuratan deteksi virus Corona melalui swab test dan tes PCR.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Keparahan Penyakit

Baca Juga :  Ini 5 Gejala Diabetes yang Sering Tidak Disadari

Meski virus Corona yang sudah
bermutasi lebih mudah memperbanyak diri di dalam tubuh, tidak ditemukan bukti
bahwa mutasi virus ini dapat menyebabkan gejala COVID-19 yang lebih parah.

Keparahan infeksi virus Corona
masih sangat dipengaruhi oleh faktor usia dan ada tidaknya penyakit penyerta.

Dampak Mutasi Virus Corona terhadap Pengembangan Vaksin

Penelitian menyatakan bahwa
respons antibodi yang dihasilkan tubuh dari vaksin yang tengah dikembangkan
saat ini juga efektif dalam melawan virus Corona dengan mutasi D614G.

Salah satu percobaan malah
menunjukkan bahwa virus dengan mutasi ini lebih mudah untuk dinetralkan. Meski
begitu, masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

Sejauh ini, dampak mutasi D614G
terhadap perkembangan pandemi COVID-19 belumlah jelas. Jadi, sebaiknya kita
tetap tenang dan memilah dengan bijak informasi yang kita dapatkan.

Selain itu, jadikan fakta tentang
mutasi virus Corona ini sebagai pengingat untuk tidak melonggarkan protokol
pencegahan COVID-19. Tetaplah terapkan physical
distancing
, kenakan masker, dan cuci tangan sebelum menyentuh area wajah.

Jika Anda mengalami gejala
infeksi virus Corona, seperti demam, batuk, sesak napas, nyeri otot, sakit
tenggorokan, atau nyeri dada, segera lakukan isolasi mandiri dan hubungi
hotline COVID-19 di 119 Ext. 9 untuk mendapatkan pengarahan lebih lanjut.

Terpopuler

Artikel Terbaru